Ch. 10

1.5K 163 4
                                    

⚠️ Hot! Steamy! Mature content!⚠️

Wen Rouhan membaringkan tubuh Wei Wuxian di kasurnya. Mata tajam itu masih menatap Wei Wuxian lekat-lekat, seolah jika ia berkedip sekali saja maka orang di hadapannya itu bisa menghilang sewaktu-waktu. Wei Wuxian sendiri merasa tak nyaman dengan tatapan itu. Tatapan yang saat itu sempat menghipnotisnya dan membuatnya lupa menanyakan pada dirinya sendiri mengapa ia mau mengikutinya tanpa keraguan sedikitpun. Ia sendiri tidak bisa mengatakannya dengan kata-kata, tapi mata hatinya seolah bisa menerawang jauh ke dalam kedua pasang mata yang juga sedang menatapnya itu. Mata merindu yang selalu dirindukan Wei Wuxian.

"L-lan Z-zhan...?" Panggilnya ragu-ragu.

"Hm"

Air mata mengalir dari tiap sudut mata Wei Wuxian. Ia seolah tak percaya dengan apapun itu yang saat ini terekam keempat indranya.

"Lan Zhan? Kau... Benarkah ini kamu?" Tanyanya lagi seraya mengulurkan tangannya, membelai wajah Lan Wangji yang ada dalam tubuh Wen Rouhan. Wajah tampan yang sempurna, tak ada cela. Bukan hanya tulang tengkorak dengan sisa daging terkoyak seperti yang terakhir kali diingatnya.

"Lan Zhan... Lan Wangji... Lan er gege... Hanguang jun..."

"Wei Ying."

"Lan Zhan... Lan Zhan... Lan Zhan!" raung Wei Wuxian yang segera didekap oleh Lan Wangji.

"Lan Zhan... Aku... Aku merindukanmu!" Ujarnya disela-sela isakannya.

"Hn. Merindukan Wei Ying juga."

Wei Wuxian seketika menarik diri dari pelukan Lan Wangji yang balas mengerjap heran.

"Hei Lan Zhan..."

"Hm"

"Kenapa kau baru muncul setelah tiga tahun lebih, huh?" Tanya Wei Wuxian kesal sambil menunjukkan mukanya yang dilipat.

"Kau memanggilku."

"Huh!? Bukannya aku selalu memanggilmu!? Bahkan dalam mimpiku, aku masih memanggil namamu."

"Doa. Kau minta penolong."

Wei Wuxian terperangah. "Penolong?"

"Hn"

"Untuk?"

"Menyelamatkanmu."

Wei Wuxian tertegun. Ia akhirnya bisa mengingat permintaannya pada Lan Wangji untuk mengirimnya seorang penolong, mengatakan padanya untuk melakukannya kalau Lan Wangji mendengarnya dan masih mencintainya. Namun siapa yang menyangka kalau Lan Wangji akan datang sendiri dalam tubuh pria yang menjadi penolongnya itu, membuatnya berhutang rasa terima kasih entah kepada siapa.

Air mata kembali membasahi ujung matanya. Entah air mata bahagia atau bukan, Wei Wuxian tidak peduli. Selama Lan Zhan nya ada di hadapannya sekarang, selalu menjaga dan berada di sampingnya meski tak pernah menyatakan wujudnya, dia tidak peduli. Yang ia inginkan sekarang hanyalah menikmati waktu yang berharga ini.

"Lan Zhan, cintaiku Aku," pintanya yang langsung dijawab oleh kecupan mesra dari Lan Wangji di bibirnya.

Awalnya kecupan itu mesra, penuh kehati-hatian. Namun tangan Wei Wuxian menarik tengkuk Lan Wangji dan menjilat bibirnya, meminta lebih. Lan Wangji pun tak punya pilihan lain selain menurut. Ia pun memperdalam ciumannya, menguasai wilayah yang selalu menjadi miliknya. Memaikan lidahnya, menghisap dalam lidah Wei Ying nya, membuat Wei Ying nya kesulitan bernafas karena ulahnya. Ia sangat menyukai Wei Ying nya yang tak berdaya di bawahnya.

Lan Wangji pun akhirnya melepas tautan mereka masing-masing, memberi kesempatan bagi Wei Wuxian untuk bernafas, sementara ia sibuk melepaskan pakaiannya. Wei Wuxian sendiri ikut melepaskan pakaiannya, tidak sabar untuk menerima suaminya lagi di dalamnya, tak peduli tubuh siapa yang sedang dipakai oleh suaminya. Sungguh tidak peduli.

His Guardian: The Comeback Of The AssassinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang