Ch. 08

1.5K 145 5
                                    

⚠️Kata Kasar, Adegan Kasar⚠️

Wen Rouhan sudah mendengar semuanya. Se-mu-a-nya. Dan kalau dia sudah memasuki mode nya yang sekarang, tidak akan ada yang bisa menghentikannya. Tak seorangpun. Ia baru saja meninggalkan China untuk melakukan perjalanan bisnis selama kurang lebih tiga minggu, namun apa yang diterimanya ketika dia pulang? Berita bahwa Wei Wuxian menghilang, bahkan mungkin sudah satu bulan lebih, karena dia baru pulang beberapa minggu setelah Wei Wuxian dinyatakan menghilang selama satu bulan. Berarti tiga minggu sebelum dia pergi, Wei Wuxian sudah tidak ada namun belum ada kabar sama sekali darinya maupun dari orang-orang yang pergi bersamanya saat itu.

Dan yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah konstruksi tubuh Wei Wuxian yang unik, yang hanya menjadi rahasia umum mafia China. Kenapa? Tanpa struktur tubuhnya yang unik saja, banyak di antara musuhnya yang berusaha untuk mengeliminasi Wei Wuxian, apalagi kalau mereka tahu? Mereka pasti akan mempermalukannya, dan tentu saja, Wei Wuxian memilih mati daripada dipermalukan. Pasti.

Tanpa membuang lebih banyak waktu, ia segera menyuruh orang-orangnya untuk mencari keberadaan Wei Wuxian. Ia tidaklah gegabah karena sebelumnya ia sudah mencoba menanyakan terkait kemajuan pencarian Wei Wuxian selama tiga minggu belakangan ini, selama dia pergi, baik kepada Lan Xichen dan Nie Mingjue, namun keduanya mengatakan belum ada kemajuan apapun. Jin Zixun pun memberitahunya hal yang serupa.

Wen Rouhan tak punya pilihan lain selain menyusul ke Rusia. Mencoba mencari sendiri jejak kekasihnya itu di markas kakaknya, Moriz Shcherbakov, yang katanya menjadi tempat terakhir Wei Wuxian berada. Ia langsung menaiki pesawat jet nya dan terbang ke Rusia malam itu juga setelah memerintahkan sekretarisnya untuk membatalkan segala kegiatannya selama sebulan ke depan. Ia benar-benar tidak peduli dengan amukan sekretarisnya itu dan tetap pada tujuan awalnya. Hatinya tidak akan lega sampai ia tahu kalau pujaan hatinya itu baik-baik saja.

Setelah sampai di bandara, ia memanggil taksi dan menyebutkan tempat tujuannya. Ia bahkan meminta si supir taksi itu untuk mempercepat laju kendaraannya atau dia yang akan bertukar tempat untuk menyupir. Lima belas menit terasa seperti satu jam baginya sehingga ia langsung berlari terbirit-birit keluar dari taksi, tak mempedulikan si supir taksi yang meneriakinya karena belum mengambil uang kembali.

Melihat siapa yang datang, tentu membuat para penjaga tak membuang waktu lama untuk memeriksa. Justru mereka terlihat terburu-buru mempersilakan Wen Rouhan untuk masuk dan mengantarnya sampai ke tujuan. Dalam gedung tinggi dengan aksen serba hitam mengkilat itu, Wen Rouhan langsung menuju lift dan memencet tombol nomor lantai tujuannya, yakni lantai teratas, di mana Moriz Shcherbakov, kakak angkatnya, berada.

Pintu lift pun terbuka dan Wen Rouhan berjalan keluar dari sana dengan tidak sabarnya. Ia bahkan sedikit mendorong sekretaris Moriz yang berusaha untuk mengatakan sesuatu untuknya tapi tak dihiraukannya. Ia terus saja merangsak masuk ke ruang pribadi Moriz, mendapati kakaknya yang sedang bercumbu ganas di atas mejanya, dengan gadis yang tak dikenali Wen Rouhan.

Wen Rouhan pun sudah kebal dengan hobi kakaknya yang suka berganti wanita. Harta, kekuasaan, dan wajah tampannya memang bisa menyihir setiap wanita yang melewatinya untuk dengan senang hati melemparkan diri mereka ke kakaknya itu. Meski hal tersebut juga terjadi pada Wen Rouhan, namun untuk kasusnya sedikit berbeda. Ia tak pernah menyukai wanita. Dan pun ada pria yang dicintainya, itu hanya satu, Wei Wuxian, cinta pertamanya sampai saat ini.

Moriz terpaksa menyudahi sesi panasnya saat tahu ada tamu tak diundang yang masuk ke ruangannya dengan leluasa. Siapa lagi kalau bukan adik angkatnya. Ia pun terpaksa mengusir wanita itu sambil membisikkan sesuatu padanya sebelum wanita itu benar-benar pergi.

"Rouhan, Aku tahu kau merindukanku, tapi tidak bisakah kau mengetuk pintu terlebih dulu? Kau bahkan tidak memberitahukan kedatanganmu yang—"

"Cukup basa basinya, kakak. Aku kemari bukan ingin berpura-pura layaknya keluarga di hadapanmu." Potongnya dingin. "Ada beberapa hal yang ingin ku pastikan darimu, jadi kuharap kau mau membantu."

His Guardian: The Comeback Of The AssassinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang