"Bagaimana hasilnya?" Tanya Lan Qiren pada Lan Xichen seusai makan malam.
Hari itu, Lan Xichen sudah kembali sejak kepergiannya menyusul Wei Wuxian. Dia bilang dia menemukannya tapi tidak bisa membawanya pulang dan berjanji akan menceritakan hal itu lebih lanjut pada Lan Qiren saat sudah kembali sambil mendiskusikan langkah apa yang sebaiknya mereka lakukan untuk selanjutnya. Dan inilah saatnya.
Lan Xichen sendiri bingung harus memulai dari mana, atau setidak-tidaknya memilih kata-kata yang sebaik mungkin bisa mengurangi kemungkinan timbulnya kesalahpahaman. Jadi dia berpikir sejenak, mencoba menenangkan diri dari keinginannya untuk bercerita sepuas-puasnya.
"Paman," panggilnya, "ini akan terdengar sedikit rumit jadi berjanjilah untuk tidak menyelaku selagi Aku belum selesai," pintanya yang dibalas dengan anggukan cepat dari pamannya itu.
Sebenarnya sedikit mengejutkan kalau pamannya bisa kooperatif di saat seperti ini sementara biasanya dia cenderung tidak sabaran.
"Jadi, selama ini memang Adik Wei berada dalam kekuasaan Jin Zixuan, tapi entah sejak bulan ke berapa karena kemarin Jin Zixuan sempat mengatakan bahwa Wei Wuxian tengah mengandung anaknya."
Lan Xichen berhenti sejenak untuk memastikan ekspresi pamannya yang sesuai dugaannya, sudah menggelap.
"...lanjutkan..."
"Adik Wei tidak bisa melawan karena Jin Zixuan menempatkan sniper miliknya di masing-masing putra Adik Wei. Kalau Adik Wei terlihat mendekati salah satu atau ketiga putranya, maka sniper-sniper itu akan menarik pelatuk mereka."
"Lalu?"
"Karena hal itu, Adik Wei belum bisa tinggal dengan kita dan memilih untuk tinggal bersama dengan Wen Rouhan."
"Huh!?"
"Aku tidak tahu bagaimana harus mengatakannya, tapi untuk sesaat, saat itu, Aku merasa seperti... Aku sempat berpikir kalau untuk sesaat, Wen Rouhan, saat itu... Dirasuki oleh rohnya Wangji." Keduanya hening.
"Apa maksudnya itu?"
"Ini baru asumsiku semata. Adik Wei juga tidak bicara banyak saat itu, mungkin karena lelah dan ingin segera keluar dari cengkeraman Jin Zixuan. Tapi untuknya yang dengan penuh kesadaran mengikuti Wen Rouhan, hanya itu penjelasan yang bisa kudapatkan saat itu selain sikap Wen Rouhan yang tiba-tiba irit bicara, seperti Wangji. Selain itu juga..."
"Selain itu?"
"Kata-katanya saat itu... Pulanglah ke China bersamaku... Kata-kata itu hanya kita yang mendengarnya dan belum pernah dikatakan oleh orang lain selain Wangji, jadi..."
"Kau mengira itu Wangji?" Lan Xichen mengangguk.
"Jangan konyol."
"Aku juga tidak ingin mempercayai hal itu, paman. Tapi kenapa Adik Wei bahkan tidak memilih Jiang Cheng atau Nie Mingjue untuk berlindung ke sana dan justru memilih Wen Rouhan? Satu-satunya rumah yang aman baginya hanyalah dengan berada di sisi Wangji. Ia tinggal di tempat kita karena ikatan keluarga pernikahannya dengan Wangji. Jika bukan, kita mungkin hanya rekan bisnisnya saja."
Lan Qiren mendengus pasrah.
"...lalu, apa yang akan kau lakukan?"
"Kami sepakat untuk memberinya waktu sejenak sebelum memberikannya kesempatan untuk menjelaskan situasi dan kondisinya selama ini, dari hilangnya dia sampai kenapa dia bisa bersama dengan Jin Zixuan. Dan kita juga harus menemukan sniper-sniper itu atau Adik Wei tidak akan pernah bisa menemui anak-anaknya."
"Aku juga tidak ingin cucu-cucuku dilukai seenak jidat."
"Baiklah kalau kita sudah sepemahaman, paman. Untuk saat ini, hanya itu yang bisa kusampaikan."
KAMU SEDANG MEMBACA
His Guardian: The Comeback Of The Assassin
Fiksi PenggemarWARNING! CRACK PAIR! Slow story line! Siapa yang tidak mengenal Wei Wuxian? Assassin kelas atas yang mengejutkan dunia mafia di China ketika mengumumkan pengunduran dirinya dari sisi gelap dunia tersebut dan memutuskan untuk membentuk keluarga keci...