"Jadi, kalian menuduhku terlibat dalam kasus pengeboman pesawat yang ditumpangi Lan Wangji?" Tanya Wen Rouhan sembari berusaha tetap tenang.
"Kami tidak mengatakan kau terlibat," ralat Jin Zixun. "Kami hanya berpendapat bahwa kau mungkin mengetahui hal itu."
"Mengetahui, ya?" Gumamnya. Ia memutar tubuhnya, memunggungi ketiga tamunya lalu berjalan menuju jendela besar yang menghadap ke kota Qishan sembari mengantungi kedua tangannya pada saku celanya di setiap sisinya. "Aku tahu apapun yang kukatakan tak akan membuat kalian percaya. Karena toh aku tak memiliki bukti untuk menunjukkan ketidakbersalahanku."
"Jadi kau mengakui kalau kau mengetahuinya?" Desak Nie Mingjue tak sabar.
"Mengakui? Jika ada hal yang harus aku akui tentang pengetahuanku mengenai kasus itu adalah ketika aku menemui kakakku itu sesaat setelah aku mengamankan Wei Wuxian di mansionku."
"Pembual! Kau kira kami akan percaya dengan hal itu!?"
"Tentu saja tidak. Makanya sudah kubilang di awal kalau--"
"Kau menghilang selama beberapa minggu saat kau memutuskan untuk membantu mencari Wei Wuxian!! Untuk apa!? Menghilangkan alat bukti!" Seru Nie Mingjue geram.
Wen Rouhan hanya memandang tiga sosok tamunya dari bayangan yang terpantul di jendela di hadapannya itu. Ia kasihan dengan ketiga orang itu yang sampai saat ini sedang bersusah payah menyelesaikan kasus yang ternyata tidak mudah ini. Ia juga kasihan pada dirinya yang tidak bisa banyak membantu, bahkan sekedar membuktikan dirinya yang tidak bersalah. Perlahan, ia melepaskan lapisan pakaiannya, mulai dari jas, rompi, dasi, dan terakhir kemejanya.
"Apa yang kau lakukan, Wen Rouhan?"
"Sepanjang hidupku sebagai mafia, ada dua hal yang membuatku nyaris mati dan meregang nyawa," katanya sambil membalikkan tubuhnya, menunjukkan luka bakar dan bekas jahit yang cukup besar, melintang dari sekitar rusuk kanannya sampai ke abdomen, tepat di atas pusar jika ditarik garis lurus dari ujung luka itu. "Pertama adalah luka ini, luka yang ku dapat saat mencoba menyelamatkan diriku ketika seseorang membantai kediaman kami, dan yang ke dua," tuturnya seraya kembali membalik tubuhnya dan menunjukkan berbagai luka mengerikan di punggungnya, "disiksa sampai sekarat di sebuah ruangan dengan suhu rendah, tanpa makan dan minum yang cukup," ujarnya sebelum terdiam, seolah ingin mengenyahkan segala kenangan getir itu dalam ingatannya. "Lima minggu penuh, disiksa dan kemudian disekap dalam ruangan beku itu. Bisa kalian bayangkan rasanya pembuluh darah kalian mau pecah tiap kali bertahan di sana berjam-jam lamanya? Entah keajaiban apa yang membuatku bisa bertahan."
"Mengapa kau harus...? Siapa yang...?"
"Kakakku, Moriz Shcherbakov, atau lebih tepatnya, bawahan terpercayanya, Markov."
"Alasannya?"
"Karena aku merangsak masuk kantor kakakku hanya untuk menanyainya tentang orang yang sudah mencuri data dari markasnya."
"Apa maksud ucapanmu itu!?"
"Saat mendengar kalau Wei Wuxian tertangkap saat mencoba melarikan diri dari markas Moriz, aku langsung bergegas ke sana karena apapun itu, jika berurusan dengannya, tidak akan berujung baik apalagi jika kau bertemu dengan Markov, orang yang akan melakukan apapun untuk mengeliminasi musuhnya. Seingatku, Wei Wuxian sendiri juga pernah berhadapan dengannya dan nyaris mati."
Wen Rouhan diam sejenak sembari kembali mengenakan kemejanya, sementara jas, dasi dan rompinya hanya ia sampirkan di sandaran kursi. "Aku masuk kantor kakakku sambil mengamuk namun kakakku menyerahkannya kepada Markov begitu saja, seolah tidak peduli apa yang akan dilakukan Markov padanya. Tentu aku menemui Markov tanpa basa-basi. Tapi harus kuakui, dia dipilih kakakku bukan tanpa alasan. Saat menghina Wei Wuxian, aku sedikit menurunkan penjagaanku dan dia langsung meringkusku saat itu juga. Dan sesaat setelahnya, aku terbangun di ruangan tempat aku di sekap dengan tangan dan kaki yang terantai."
KAMU SEDANG MEMBACA
His Guardian: The Comeback Of The Assassin
FanficWARNING! CRACK PAIR! Slow story line! Siapa yang tidak mengenal Wei Wuxian? Assassin kelas atas yang mengejutkan dunia mafia di China ketika mengumumkan pengunduran dirinya dari sisi gelap dunia tersebut dan memutuskan untuk membentuk keluarga keci...