Ch. 16

1.2K 136 18
                                    

Nie Huaisang terlihat berlari dengan tergesa-gesa, juga terengah-engah, seolah ini hidup dan matinya. Dan untuk sesaat, ia berharap kalau saja ruang pribadi kakaknya itu tidak sejauh yang ia rasakan apabila ia sedang dalam keadaan genting seperti ini.

"Ada apa dengan wajahmu itu, huh? Kau tidak sedang dikejar-kejar oleh hantu, kan?" Tanya Nie Mingjue sedikit khawatir saat harus menyaksikan adiknya yang masuk dengan terbirit-birit itu, seolah baru saja melihat seseorang yang bangkit dari kuburnya.

Nie Huaisang tidak bisa langsung menjawab karena nafasnya masih memburu. Dadanya naik turun dengan cepat karena paru-parunya dipaksa bekerja lebih keras untuk memompa oksigen ke seluruh tubuhnya. Sudah lama sejak terakhir kali ia harus berlari seperti itu sejak tidak ada Wei Wuxian yang menjadi partner in crime nya karena harus pensiun. Setelahnya, dia hanya melakukan pemantauan dari jarak jauh atau membantu kakaknya kalau ia mendapat perintah untuk itu. "Kak... Kakak... Kau turunlah... Turunlah ke lantai dasar... Karena... Karena di sana... Jin Zixuan dan Wen Rouhan... Mereka sedang berkelahi..."

Tak perlu membuang banyak waktu bagi Nie Mingjue untuk merespon berita tersebut. Tanpa menunggu sang adik bercerita lebih lanjut, atau setidaknya menunggu adiknya untuk pulih dari keterengahannya, dia langsung merangsak pergi, bergegas berlari menuju lantai dasar, bahkan lupa untuk naik lift karena kakinya bergerak lebih cepat dari otaknya. Sesampainya di sana, bukannya ikut melerai keduanya karena orang-orangnya kesulitan untuk melerai mereka berdua, ia justru masuk ke tengah-tengah keributan tersebut dan melayangkan tinjunya. Baik Jin Zixuan maupun Wen Rouhan pun terpelanting ke arah yang berlawanan sebelum terhenyak untuk menyadari siapa yang baru saja memukul mereka dengan sekuat tenaga.

"Lihatlah betapa tidak tahu malunya kalian. Membuat keributan di tempat orang, bahkan saat pemiliknya ada di tempat itu," cela Nie Mingjue yang bangga melihat keduanya terduduk tak berdaya hanya dengan satu kali pukulan tangannya saja. "Kalau kalian tak ada urusan denganku dan sibuk dengan urusan kalian, pergi dan cari tempat lain! Tempat ini bukan tempat untuk mengurusi urusan orang lain apalagi orang-orang seperti kalian."

"Kakak Nie/ Nie Mingjue!"

"Apa!?" Tanyanya garang. "Kalau ada yang perlu kalian katakan padaku, naiklah ke atas. Bukan di sini." Dan ketiganya pun bergegas mengikuti Nie Mingjue untuk naik ke lantai atas di mana ruang pribadi Nie Mingjue berada. Kali ini, Nie Mingjue tidak melupakan teknologi bernama lift yang ada di kantornya itu.

Setelah kembali memasuki kantornya, kejutan demi kejutan datang silih berganti. Nie Mingjue sendiri sampai heran, keanehan dan kejanggalan yang selalu mengejutkannya tiap kali ia memasuki ruang kerjanya itu apakah hanya terjadi di kantornya saja atau juga terjadi di tempat lainnya. Karena, belum lama dia turun untuk mengurus kedua tamu gilanya yang baru datang ke kantornya dengan keadaan saling pukul, sekarang saat ia kembali, ia mendapat pemandangan tak asing yang terjadi beberapa hari yang lalu. Hanya saja, kali ini sedikit berbeda karena Wen Ning berada di antara Jin Zixun dan Lan Xichen. Wajah tenang mereka justru lebih mengerikan dari saat ketika Lan Xichen yang langsung terlonjak untuk berdiri dan menyambutnya.

"Duduklah kalian," perintah Nie Mingjue lebih kepada Jin Zixuan dan Wen Rouhan yang sempat berdiri mematung, sepertinya sama terkejutnya dengan dirinya barusan.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Jin Zixuan pada Jin Zixun saat ia mendudukkan dirinya di salah satu sofa yang ada di sana, diikuti Wen Rouhan.

"Ada apa dengan wajah kalian?" Sela Lan Xichen.

"Kami kemari karena ada urusan yang mungkin akan kalian ketahui sebentar lagi," tutur Jin Zixun untuk menjawab pertanyaan Jin Zixuan barusan, sementara Lan Xichen hanya memberi tatapan sendu. "Jadi, bagaimana dengan kalian? Kenapa ada bekas merah lebam di pipi dan area sekitar mata kalian?" Tanya Jin Zixun, mengulang pertanyaan Lan Xichen pada mereka, namun keduanya terdiam.

His Guardian: The Comeback Of The AssassinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang