Bab 3

89 1 0
                                    


"Karena kenyamanan merupakan tujuan awal dari rasa khawatir dan rasa rindu"~JINGGA






Udara di kota Metropolitan benar-benar membosankan,banyak kepulan asap kendaraan yang tak mengenakkan hidung.

Sudah sejak sepekan yang lalu senja selalu berangkat ataupun pulang bersama Jingga.Seperti kali ini mereka tengah membelah keraimain kota Metropolitan,Montor sport yang dikendarai mereka berdua masih gencar membelah jalanan yang benar-benar padat.

Tepat pukul 06.15 mereka berdua tiba disekolah dengan selamat,suara bising dari netizen kembali Senja dengar,membuat moodnya turun dipagi hari.

"udah,nggak usah didengerin!"Perintah Jingga sembari mengeratkan rangkulannya

"ih risi kak,nggak enak juga dilihat sama anak-anak"tolak Senja dengan volume suara yang nyaris tak terdengar hanya Jingga yang dengar.

Tepat ketika akan naik ketangga koridor yang menghubungkan antara kelas 11 dan 10 Jingga beralih menggandeng posesif tangan Senja,namun tak lama kemudian sohib-sohib Jingga mengejutkan mereka berdua dari belakang mereka.

"Wih Ngga udah nggebet aja lo!"sapa Azril dari belakang sambil menepuk bahu kiri Jingga.

"apaan sih lo!"seketika cekalan tangan Jingga yang semula mencekal tangan Senja,ia hempaskan dan Jingga menyelonong pergi melewati anak tangga didepannya.

Gelak tawa memenuhi tangga koridor,Senja menghela napas kasar kemudian berlari kecil menaiki anak tangga.

"untung lo nggak gue abisin disitu cobak,ishh kesel gue!kadang baik kek malaikat kadang jahat kek setan,apa jangan-jangan dia cenayang kalik,ishhh amit-amit gue ketemu dia lagi!"sumpah serapah Senja ketika berjalan menuju kelasnya

"dia?dia siapa?Jingga?mana mau Jingga sama lo!mau jugak sama gue"sindir Bila yang nota banenya mantan Jingga yang diputusin sepihak oleh Jingga Karena telah mengetahui kelakuan asli Bila diluar bersama Jingga.

"Itu sindirannya nggak kebalik mbak?"Tnggap Senja,seperti beberapa sifat yang dimiliki Senja sedikit menanggapi dengan wajah dingan dan cuek itulah sifat yang dimiliki ketika moodynya down.

########

"Nja rumornya lo lagi deket ya sama kak Jingga anak IPA 2 kelas 12?"Tanya Dysa teman sebanggu Senja.

"ih amit-amit gue deket tuh manusia kulkas"jawab Senja,padahal sudah jelas kedekatan mereka akan berlangsung kejenjang yang lebih.

"khmm,siapa manusia kulkas?"tanpa Senja dan Dysa sadari Jingga telah berada diambang pintu kelas Senja,dan tak sengaja mendengarkan percakapan Senja.

"itu sikakak senior yang tiba-tiba dateng,tiba-tiba pergi,kayak cenayang tau nggak!"Senja mengubah posisinya menghadap jendela dan mengibas-ibaskan tangannya.

"abis tu ya...."belum sempat Senja meneruskan ceritanya tangannya ditarikpaksa oleh Jingga.

"yang tadi pagi maaf."katanya setelah keluar dari ruang kelas Senja.

Tanpa mempedulikan Jingga,Senja menyelonong turun melewati beberapa anak tangga yang menghubungkan kelas 11 dan kelas 10.Ia masih tidak terima dengan Jingga gara-gara kejadian tadi pagi yang mereka alami membuat mood Senja untuk bertemu Jingga menurun.

Plakk!!!

"kan gue balik gebleknya,gimana sih kan tadi gue kekelas dia buat bilangin kalo disuruh kebutik tante Renata!"

"aduh,gimana sih gue!"gerutu Jingga sambil menuruni anak tangga.

Bel pelajaran telah berakhir,namun Senja harus menuju kantor PMRnya untuk meletakkan buku materi yang sudah ia pelajari untuk mengisi materi besok siang.

Setelah 30 menit berkutik dikantor PMR akhirnya ia berpamitan untuk pulang dengan alas an sudah ditunggu bundanya,ia keluar kantor,menuruni anak tangga,menuju halte sekolah yang berada disamping sekolahnya.

"isshh,kok nggak ada angkot apa taksi gitu sih!"Gerutu Senja ketika sudah sekitar 10 menit ia menunggu.

Deru mesin motor sport milik Jingga terdengar oleh indra pendengaran senja,walaupun tidak secara indra penglihatan ia tidak melihat.

"dek,pulang nggak?"Jingga sedikit berteriak karena bisingnya kendaraan dan ia enggan untuk melepas helm full facenya.

Hanya diam,itulah yang Senja lakukan,berpura-pura membaca novel yang sebelumnya hanya ia pegang dan terlihat asyik dengan dunianya.

"Nja,lo pilih ikut gue apa gue cium disini!"Katanya mengintrupsi Senja agar segera menaiki motornya,berhubung hari semakin sore.

DEGG...

"Itu pertanyaan atau ancaman buat gue?"kata Senja menanggapinya,setelah kembali berfokus pada buku bacaannya.

Alhasil,dengan penuh kesabaran dan kehalusan disertai dengan raut wajah dingin yang selalu menyertainya Jingga merayunya dan memohon-mohon agar Senja keluar dari dunianya.Sedangkan Senja dengan batas kesabaran yang masih di miliki,ia menunggu Jingga menghilang dari hadapannya.

"Kak mendingan lo pulang deh!kasian tante nunggu dirumah"dengan nada mengejeknya Senja berhasil mengucapkan kalimat yang tertahan di kerongkongannya,hingga Jingga dibuat melongo seketika.

Tanpa pikir panjang,dan raut wajah yang berubah menjadi beremosi,Jingga menarik kasar lengan Senja.

"Apaan sih lo!"Senja menghempaskan tangannya dengan kuat membuat Jingga berhenti dari langkahnya."lo yang apaan!pulang bareng gue,gue nggak terima penolakan!"

"apaan nggak gue mau pulang sendiri!"

"Nja!"pada akhirnya Senja luluh setelah melihat raut wajah Jingga yang mulai tersulut emosi.

seniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang