Chocolate

613 72 15
                                    

June menahan senyumnya melihat Bobby yang memasang tampang bodoh karena dikerjai teman-temannya. Kapten basket tampan itu mendumal cepat sambil mengumpulkan bola-bola oranye yang sengaja disebar anak buahnya.

"Boo!"

June berjengit, untung saja tidak kelepasan menjerit atau Bobby akan mengetahui kelakuannya selama ini.
June menoleh kaku dan menemukan Jisoo sedang tersenyum menggoda padanya.

"Bisa-bisa dia bolong diliatin kayak gitu terus" ujar gadis cantik itu.

"Aku ga liatin Bobby kok" kilah June gugup, kentara sekali tidak pandai berbohong.

"Emang tadi gue nyebut Bobby?" Kakak kelasnya itu kembali tersenyum menggoda, June menundukkan wajah untuk menyembunyikan semburat merahnya.

"Samperin gih" suruh Jisoo gemas, June buru-buru menggeleng kuat.

"Kalo diem terus gimana Bobby bisa tau Jun. Dia banyak yang naksir loh, ntar keburu diambil orang" tambah Jisoo.

"Gapapa Kak"

"Apa? Mau bilang 'aku bahagia asal dia bahagia'? Basi Jun" Jisoo berdecih malas. "Yang bener tuh dapetin gimana pun caranya"

June menatapnya polos, Jisoo menghela napas.

"Sabtu kan dia tanding, nanti lo kasih hadiah" usul Jisoo.

"Belom tentu juga menang Kak" balasan June membuat Jisoo berkacak pinggang.

"Emang tim basket sekolah kita pernah kalah?" tanyanya tak terima. June menggeleng.

"Tapi aku bingung kasih apa"

Gadis cantik itu menghela napas sekali lagi.

"Gue kasih tau nih. Bobby suka banget cokelat" bisik Jisoo serius, "Apalagi homemade" lanjutnya lalu mengusak gemas rambut hitam June.

"Satu lagi, dia juga suka sama lo. Good luck, Manis" katanya sebelum mengedipkan sebelah mata dan pergi.

🏳️‍🌈

Seperti biasa, tim Bobby menang mengharumkan nama sekolah. Ia dan tim nya disambut meriah, berbagai hadiah dan ucapan selamat membanjiri mereka.

June memegang erat kotak cokelatnya. Ia menuju ruang ganti, menghampiri Bobby yang akhirnya terbebas dari para penggemarnya.

"Hai Kak" sapa June kaku. Matanya melirik Jisoo yang tersenyum menyemangati dari luar ruangan.

Bobby buru-buru menelan air dalam mulutnya lalu menyeka sisa air di bibir. "Hai?" balas Bobby sama kakunya.

"Selamat ya Kak" ucap June pelan, tangannya menjulur. Bobby menatap kotak di tangan June.

"Paan tuh?" tanya Bobby tak berniat mengambilnya.

"Cokelat. Aku denger Kakak suka"

Bobby tertawa garing. "I don't eat sweets. Sorry"

"Apalagi dari maho kayak lo" lalu pergi meninggalkan June yang mematung dengan tangan masih menjulur.

Sekali lagi June melirik Jisoo yang kali ini tersenyum aneh padanya lalu mengekori Bobby ke kelas mereka.

June tersenyum, sudah menebak akan begini. Tidak apa, ini bukan yang pertama kali ia diperlakukan seperti itu.

🏳️‍🌈

PLAK!

"Goblok!"

"Tolol!"

"Jisoo mulutnya!" tegur Rose.

"Diem lo gausah ikut campur!" bentak Jisoo. Yang lain memandang jerih pada Jisoo yang mengamuk hingga berani menampar Bobby dan tega membentak Rose.

"Heh bangsat! Ngomong apa lo sama June?!" tanya Jisoo pada Bobby.

"Apa sih?" Bobby balik bertanya kesal sambil mengusap pipinya yang merah.

"Lo ngatain dia maho?!" cerca Jisoo membuat yang lain tersentak kaget.

"Apa?!" sahut Jinhwan.

"Emang dia maho kan" bela Bobby.

"Tai lo babi!" sembur Hanbin.

"Ngaca anjing" sindir Donghyuk datar.

"Lo udah gue bantuin malah nyakitin dia!" tandas Jisoo emosi.

"Parah lo Bob" Jaewon menggelengkan kepalanya.

"Ya gue bingung tiba-tiba dia nyamperin gitu" bela Bobby lagi.

"Nervous boleh bego jangan" cibir Hayi.

"Udah ah jadi pada kasar semua" tegur Rose lagi.

"Sekarang lo samper bocahnya. Nangis noh di kelas" Jisoo mendorong bahu Bobby kasar.

"N-nangis?!" tanya Bobby panik.

"Heh anak gue ditangisin?! Awas lo Bob, liat aja lo nanti!" ancam Jennie. Bobby tak mendengarkan, ia sudah berlari ke kelas June.

Bobby mengintip June yang duduk sendirian di kelas. Tidak menangis, hanya menatap sedih pada kotak cokelat di depannya.

"June?" panggil Bobby pelan. June mendongak kaget dan terburu mengambil cokelatnya untuk dimasukkan ke dalam tas.

"Eh siniin, buat gue kan?" Bobby duduk di depan June dan mengulurkan tangan. June memberikan kotaknya dengan ragu.

"Sori ya" ucap Bobby setelah mereka diam agak lama.

"Gapapa kok, udah biasa" balas June.

"Emang gue minta maaf kerna apa?" tanya Bobby berniat menggoda.

"Mau ngasih tau kalo aku dijadiin bahan taruhan doang kan? Sebenernya Kakak sama Kak Jisoo pacaran" kata June tanpa melihat Bobby. Tidak tahu kalau mata Bobby menggelap karena amarah begitu mendengar kalimatnya tadi.

"June? Siapa yang pernah gituin lo?" tanya Bobby berusaha menahan diri. Rasanya ingin meledak membayangkan ada yang mempermainkan June nya seperti itu.

June tidak menjawab.

"Aku minta maaf" ulang Bobby, kali ini lebih lembut.

"Yang Jisoo bilang itu bener. Aku suka cokelat itu bener. Aku suka sama kamu itu juga bener" Bobby menjeda kalimatnya demi melihat selapis kaca di mata June.

"Tapi tadi aku gugup banget tiba-tiba kamu nyamperin gitu jadi--maaf ya?" lanjut Bobby. June menunduk lalu mengusap pipinya.

"Yah June jangan nangis kan aku udah minta maaf" Bobby berpindah ke samping June dan mengusap bahunya.

"Aku sedih tau" ujar June. Terdengar seperti sedang merajuk bagi Bobby, tapi ia menyukainya.

"Iya makanya aku minta maaf" balas Bobby.

"Minta maaf doang?" sindir June.

"Yaudah ini aku makan cokelatnya" Bobby membuka kotak ungu berpita itu. Tersenyum melihat cokelatnya yang mencetak nama 'BOBBY'.

"Enak, thanks ya. Kamu yang buat?" tanya Bobby. June mengangguk.

"Kamu suka masak ya?" tebak Bobby. June mengangguk lagi, lebih asik memperhatikan Bobby yang menikmati cokelat buatannya.

"Sip, mulai besok bikinin aku bekel tiap hari" putus Bobby seenaknya.

"Enak aja" tolak June.

"Masa bikinin bekel buat pacar sendiri ga mau?" Bobby pura-pura ngambek. Menahan senyum melihat rona merah di pipi June. Menggemaskan.

"Jadi mau ga?"

"Iya"

"Jadi pacar aku?"

END

Ini pasaran bgt gasi yauda maapin.

Fantastic JunbobWhere stories live. Discover now