Me Time

1K 92 26
                                    

Untuk June yang penurut dan sadar tidak akan pernah mampu membalas kebaikan orangtuanya, ia mengiyakan saja ketika Papa Mama nya berkata sudah menjodohkan dirinya dengan putra teman sang Papa dan pernikahan mereka akan dilangsungkan bulan depan. Ia percaya sepenuhnya bahwa pria yang dijodohkan untuknya pasti orang baik.

Untungnya, benar begitu.

Namanya Bobby, usianya terpaut 5 tahun dari June, mungkin seumuran dengan Kak Yejin. June sendiri heran kenapa Bobby malah dijodohkan dengannya sementara Kakak perempuannya itu justru asyik berkeliling dunia dengan status jomblonya.

Pagi pertama setelah pernikahan, June dikejutkan dengan sekuntum mawar merah didepan wajahnya.

"Pagi Sayang" sapa Bobby dari balik bunga berduri itu, senyum secerah mataharinya mengembang, menghangatkan hati June.

"Pagi Kak"

Bobby menarik kursi untuk June dan meletakkan sepiring sunny side up egg yang sempurna didepannya.

June terkesiap hingga menutup mulutnya dengan kedua tangan, tampak menggemaskan di mata Bobby.

"Astaga maaf! Kenapa jadi Kakak yang masak? Harusnya Kakak bangunin aku" keluh June.

"It's okay, aku biasa bangun pagi dan buat sarapan sendiri. Lagian mana tega aku bangunin suami manisku ini"

Sialan, masih pagi dan wajah June sudah dibuat merah dua kali oleh Bobby.

Kak Bobby 💜
Sayang, mau titip apa?
Aku di jalan pulang

Ga usah Kak
Hati hati ya

Padahal June sudah bilang tidak, tapi Bobby datang dengan sepotong cokelat dan setangkai mawar merah.

"Bunga lagi?" sambut June sambil tertawa kecil menerima oleh-oleh dari Bobby.

"Iya, buat Sayangku yang cantik" balas Bobby dengan kecupan ringan di dahi June.

"Aku laki-laki!" protes June yang terdengar seperti merengek.

"Oke, buat Sayangku yang indah. Nooo, jangan protes, apapun bisa jadi indah Sayang"

June tertawa lagi.

June memiliki hobi menulis puisi. Dulu ia akan mengurung diri di kamar dan menghasilkan hingga tiga buah puisi sekali duduk. Ia hanya butuh suasana tenang lalu jiwa melankolisnya akan bekerja.

Atau jika sedang bersemangat, ia akan membuat beberapa lirik lagu.

Kini setelah menikah, June jadi jarang menuangkan perasaannya pada puisi-puisi itu karena Bobby seringkali datang dengan niat untuk menemaninya namun berujung mengobrol hingga June jatuh tertidur di lengan suaminya.

Awalnya semua itu menyenangkan. Tindakan manis Bobby, sikapnya yang selalu memperlakukan June bagai tuan puteri, senyum mataharinya yang sempurna. Tapi setelah sepuluh bulan terus seperti itu, rasanya June muak.

Seperti pagi ini, June terbangun dengan segelas susu di nightstand dan sticky note biru tertempel disana.

'Selamat pagi Sayang, nikmati susumu'

June menghela napas sebelum meraih gelasnya dan meneguk susu vanilla itu. Tersenyum kecil merasakan manis dan hangatnya susu buatan Bobby.

Ia melangkah ke kamar mandi dan mencuci wajah, lalu saat menatap cermin didepannya ia kembali menghela napas.

'Tanpa perlu bertanya pada cermin pun, semua orang tau Juneku adalah makhluk paling indah di dunia. I love you'

Fantastic JunbobWhere stories live. Discover now