"Aku... keluar dulu untuk beli minuman..."
Hoseok mendelik ke arah Yerin yang berlari cepat ke arah pintu apartemennya. Belum sempat dia mencegahnya, Yerin sudah menghilang lebih dulu.
'Cih! Beli minuman apanya! Padahal di kulkas jelas-jelas ada banyak minuman ringan!' batin Hoseok kesal. Ia lalu beralih menatap Namjoon yang masih berdiri di depannya. "Mau bicara apa?" tanyanya ketus sembari mendudukkan diri di sofa tunggal. Namjoon sendiri ikut duduk dan melihat dengan jelas bagaimana Hoseok yang memandangnya penuh emosi. Ia menarik nafas panjang untuk menghilangkan rasa gugupnya.
"Aku...ingin minta maaf padamu."
"Yerin bilang apa saja?"
"Dia memberitahu semuanya. Aku tidak tahu kalau ternyata kau berpikir seperti itu tentang aku."
"Bukannya benar? Anda memang ingin mempermalukan saya karena nilai bahasa inggris saya paling lemah, kan? Dan bukannya itu kegemaran anda menghukum mahasiswa yang telat?"
"Aku tidak pernah bermaksud mempermalukanmu, Hoseok-ssi. Aku––"
"Sudahlah. Saya rasa anda tak perlu sampai minta maaf begitu. Dosen selalu benar, kan? Dari awal saya sudah mengatakan jika di kelas pagi saya sudah pasti telat karena perjalanan yang jauh. Orang tua saya sebelumnya tidak mengizinkan saya untuk tinggal sendiri dan saya tak punya pilihan selain menuruti orang tua saya." Hoseok berdiri dari tempat duduknya dengan penuh emosi. Nafasnya memburu. "Saya sudah mengatakan semua itu pada anda di awal semester. Saya selalu mengatakannya pada semua dosen jika saya memiliki kelas pagi, bahkan ayah saya sampai membuatkan surat pernyataan dan mereka paham. Sedangkan anda? Dari awal memang sudah berniat mempermalukan saya bukan?"
Namjoon sadar, Hoseok sudah terlalu mendendam padanya. Dan itu membuatnya semakin sulit mendapat maaf dari Hoseok.
"Kalau sudah tak ada yang ingin dibicarakan, silakan anda keluar. Mr. Kim tidak perlu khawatir mencari hukuman yang tepat karena saya tidak akan pernah terlambat lagi."
Setelah berucap demikian, Hoseok langsung menuju kamarnya dan menutup pintunya rapat. Meninggalkan Namjoon yang terpaku sendirian di ruang tengah. Dia baru akan keluar kalau Namjoon sudah pergi. Dengan langkah lesu, Namjoon berjalan keluar dari unit apartemen Hoseok dan menemukan Yerin yang baru saja keluar dari lift.
"Mr.Kim sudah selesai? Apa kata Hoseok oppa?"
"Hoseok-ssi sudah terlalu dendam padaku, Yerin-ssi."
Yerin diam. Melihat Namjoon yang tak bersemangat begitu membuatnya jadi kasihan sendiri.
"Jangan menyerah, Mr.Kim. Lain kali coba bicara lagi saja dengan Hoseok oppa. Mungkin hari ini moodnya sedang tidak baik..."
Namjoon tersenyum kecil melihat Yerin yang menyemangatinya. Gadis itu mengeluarkan sebotol minuman rasa jeruk dari kantung plastiknya lalu memberikannya pada Namjoon.
"Terima kasih, Yerin-ssi. Aku masuk dulu..."
Yerin mengangguk, membiarkan Namjoon masuk ke unit apartemennya sendiri. Baru setelah Namjoon menutup pintunya, Yerin masuk ke apartemen Hoseok. Dilihatnya Hoseok kini sedang mengangkat ember jemurannya ke beranda.
"Oppa bicara apa dengan Mr.Kim? Kenapa dia jadi terlihat lesu begitu?"
Hoseok mengedikkan bahunya cuek. Yerin jadi gemas sendiri melihatnya. "Oppa mau kuberitahu satu rahasia tidak?"
"Apa?"
"Mr.Kim menyukai oppa."
"Oh."
KAMU SEDANG MEMBACA
[NamSeok] ✔️ - My Neighbor
FanfictionNamSeok BxB ~ Jung Hoseok, si mahasiswa pintar namun ceroboh yang terpaksa harus menyewa apartemen di dekat kampusnya karena rumahnya yang terbilang cukup jauh dari kampus dan selalu terlambat. Kim Namjoon, dosen muda pengampu mata kuliah bahasa ing...