7. Pernyataan

3.1K 413 23
                                    

Hai hai hai~ kali ini Panda gantian up yg ini dong~ 😁
Sapa nih yang kemaren bilang udah pada kangen sama pak dosen ganteng dan mahasiswa berstatus uke manis tapi ngeselin???

Enjoy ya zheyeng~ 🤗

.

.

.

Hoseok benar-benar memanfaatkan hari bolosnya untuk bersenang-senang. Maraton tiga film di bioskop, pergi ke toko mainan untuk membeli macam-macam figure karakter favoritnya, berkeliling dan membeli banyak cemilan, hingga memborong minuman ringan berbagai macam rasa. Selain menghabiskan waktu, Hoseok rupanya juga sudah menghabiskan sepertiga tabungannya. Tapi dia masa bodoh, yang penting moodnya hari ini membaik.

"Besok aku kelas sore. Main-main sampai malam, ah~"

Hoseok berniat menaruh belanjaannya ke apartemennya dulu baru setelah itu dia keluar lagi untuk pergi ke taman kota. Di sana Hoseok ingin melihat air mancur lalu bersepeda mengelilingi taman.

Tapi rencana dan mood baiknya sedikit terusik saat Hoseok melihat Namjoon berdiri dengan raut wajah panik di depan pintu unit apartemennya. Entah hanya perasaan saja atau bukan, Hoseok bisa melihat Namjoon yang menghela nafas lega. "Hoseok-ssi..."

"Anda sedang apa?"

"Yerin bilang kalau kau sama sekali tak bisa dihubungi. Dia tidak bisa masuk karena password apartemenmu berubah. Kami takut terjadi sesuatu padamu."

Hoseok hanya diam mendengar penjelasan Namjoon. Tentu saja Yerin tak bisa masuk. Hoseok mengganti kode pin apartemennya saat akan pergi tadi.

"Oh."

Hoseok cuek saja melewati Namjoon lalu memasukkan kode apartemennya. Barang belanjaan di tangannya terlalu berat kalau dia harus terus memegangnya lama-lama. Hoseok masuk tanpa melepas sepatunya karena dia hanya perlu menaruh semua belanjaannya di atas sofa, kecuali untuk minuman ringan yang harus dia masukkan ke dalam kulkas.

Setelah semua barangnya beres, Hoseok kembali pergi keluar. Kali ini dia tak membawa tas. Dompet dan ponselnya ia masukkan saja ke dalam saku celana. Tak lupa Hoseok memastikan earphonenya terbawa agar dia bisa sambil medengarkan lagu nantinya.

"Kau mau pergi lagi?"

Namjoon rupanya dari tadi menunggu di depan apartemen Hoseok. Dia benar-benar ingin berbicara dengan mahasiswanya itu.

Tapi Hoseok terus bersikap cuek. Tanpa mempedulikan pertanyaan Namjoon, dia melengos begitu saja dan langsung menekan tombol lift.

"Hoseok-ssi." Namjoon menarik pergelangan tangan Hoseok karena pemuda itu sama sekali tak mau menggubrisnya. Dan yang Namjoon dapat hanyalah sorot mata tajam yang penuh dengan rasa permusuhan dari Hoseok.

"Suasana hatiku saat ini sedang bagus dan aku harap anda tidak merusaknya, Mr. Kim. Sekarang tolong lepaskan tanganku."

"Kau benar-benar membenciku?"

"Bukannya anda sudah tahu jawabannya?" Hoseok menyentak tangan Namjoon bersamaan dengan pintu lift yang terbuka. Hoseok masuk ke dalam dan menekan tombol ke lantai dasar. Dia sudah tak peduli apapun yang berhubungan dengan dosen muda itu.

"Aku menyukaimu, Hoseok!" ucap Namjoon lantang tepat sebelum pintu lift tertutup. Sementara itu, Hoseok berdiri mematung di dalam lift. Dia sangat terkejut mendengar pernyataan Namjoon.

'Apa katanya tadi? Aku tidak salah dengar, kan?' batinnya syok.

.

.

[NamSeok] ✔️ - My NeighborTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang