14. END

3.4K 398 70
                                    

Yerin masih terus memperhatikan Hoseok dan Namjoon dari balik pohon besar dan mendengar percakapan mereka dengan seksama. Dia sungguh berharap Hoseok mau menerima Namjoon.

"Maafkan aku, Mr. Kim..."

"Yaaah....." Yerin mendesah kecewa mendengar jawaban Hoseok. Terlebih saat melihat bagaimana raut wajah Namjoon saat ini. Dosen muda itu nampak berusaha memaksakan sebuah senyum. "Kalau begitu mau bagaimana lagi. Aku tidak akan memaksamu, Hoseok..."

Yerin melangkah pergi diiringi rasa sedih dan kecewa. Dia tahu bagaimana perjuangan Namjoon selama ini. Berusaha berbicara dan meminta maaf saat Hoseok membencinya di awal, sampai membantu Hoseok agar tak terganggu oleh Junmyeon lagi. Yerin pikir Hoseok setidaknya akan mulai bisa membuka hati dan balik menyukai Namjoon. Tapi dia tahu, perasaan manusia itu tak bisa dipaksakan. Kalau memaksa, sama saja dengan Junmyeon, kan?

"Haah...kapalku gagal berlayar..."

Setelah itu Yerin pergi. Dia yang tadinya ingin menghampiri dua lelaki itu akhirnya mengurungkan niat dan memilih langsung ke apartemen Hoseok saja. Dia tak tega melihat Namjoon yang nampak kecewa begitu. "Sabar ya, Mr. Kim..."

.

.

.

.

.

.

.

Satu tahun kemudian...

Hoseok berjalan menyusuri lobi utama kampusnya dengan santai. Pemuda manis itu baru saja selesai mengurus semua keperluan wisudanya nanti bersama Sungwoo.

"Beruntung kita bisa lulus tepat waktu, ya? Saat skripsi aku sudah takut akan lulus telat karena skripsiku terlalu banyak revisi..."

Hoseok tersenyum mendengar cerita Sungwoo soal skripsinya. "Aku sendiri justru dikerjai oleh Lee gyosunim saat pengumuman hasil sidang."

"Oh! Yang sampai kau menangis sesenggukan itu, ya? Wahahahaha!!"

Hoseok menendang bokong Sungwoo. "Puas sekali kau tertawanya!"

Sungwoo bukannya berhenti tertawa, justru makin menjadi. Dia bahkan sampai menangis akibat terlalu banyak tertawa. "Habisnya kau ini ada-ada saja! Saat menyusun skripsi kau terhitung lancar dan hanya dapat sedikit revisi. Waktu sidang pun kau bisa melakukannya dengan baik. Tapi bisa-bisanya kau percaya pada Lee gyosunim sewaktu beliau bilang kau harus mengulang kuliah lagi! Hahahaha!!"

"Ya habisnya waktu itu aku kan sedang gugup! Otakku blank pasca sidang!"

"Kau itu pintar, tapi di saat-saat tertentu bisa jadi polos dan bodoh juga, ya? Aduh!"

Hoseok menjitak kepala Sungwoo lumayan keras. "Enak saja kau mengataiku bodoh!"

Sungwoo tertawa lagi. "Ya, ya, ya. Tahu deh anak pintar yang setiap mata kuliah di tiap semesternya  sembilan puluh persen dapat nilai A~" ucapnya menggoda teman baiknya itu.

Selama berkuliah, Hoseok memang tak pernah mengecewakan. Nilai-nilainya sebagian besar A. Kecuali bahasa inggris yang merupakan kelemahannya. Nilai paling tinggi yang bisa Hoseok dapat hanya B. Termasuk kelas bahasa inggris di semester lima yang diajar oleh Namjoon. Tapi Hoseok tak masalah dengan hal itu. Dia sudah sangat bersyukur dengan hasilnya dan tidak ingin menjadi serakah, apalagi sombong.

"Dari sini kita pergi ke kafe, yuk? Urusan kita toh sudah selesai..." ajak Sungwoo.

Hoseok mengangguk semangat. Kebetulan dia sedang ingin makan yang manis-manis. "Ayo!"

[NamSeok] ✔️ - My NeighborTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang