9. Jujur

2.9K 410 34
                                    

Hoseok terbangun di kamar yang bukan miliknya. Dengan pandangan yang sedikit berkabut, pemuda itu berusaha mengenali kamar tempatnya berada sekarang.

"Ini seperti kamar apartemenku, tapi ini bukan kamarku..." gumamnya sambil sesekali memijat pangkal hidungnya. Saat Hoseok hendak menyibak selimut yang dipakainya, barulah dia sadar kalau ada yang tertidur di tepi kasur.

"Yerin?"

Hoseok menyingkirkan poni yang menutupi dahi gadis itu. Posisi tidur Yerin saat ini terlihat sangat tidak nyaman. Duduk di lantai yang dingin, bersandar di tepi kasur dengan hanya berbantalkan tangannya sendiri. Hoseok melihat ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.

"Kau sudah bangun?"

Hoseok kini menoleh ke arah pintu kamar dan menemukan Namjoon berdiri di sana. Dilihatnya dosen muda itu menghembuskan nafas panjang. Kelegaan terlihat begitu jelas di raut wajahnya. "Syukurlah kau tidak apa-apa, Hoseok-ssi."

Namjoon berjalan mendekati kasur dengan nampan berisi semangkuk bubur instan, gelas berisi air putih hangat, dan beberapa jenis obat. "Makanlah dulu. Setelah itu baru minum obat."

"Ini dimana?"

"Kamarku. Kami tidak bisa masuk ke apartemenmu karena Yerin tidak tahu password barumu..."

Hoseok baru teringat kalau kemarin dia memang mengganti password unit apartemennya dan Yerin tak ia beritahu. Tentu saja gadis itu tak bisa masuk. Hoseok menepuk pelan bahu Yerin yang masih terlelap.

"Yerin-ah, ireona. Kau bisa sakit leher dan punggung kalau tidur seperti itu..."

Setelah beberapa tepukan kecil, Yerin mulai terbangun dan dia langsung histeris memeluk Hoseok dengan sangat erat. "Akhirnya oppa bangun! Syukurlaaah!"

Hoseok mengusap kepala gadis itu dengan lembut seraya tersenyum kecil. "Kau khawatir?"

"Tentu saja!"

Saat Yerin melepas pelukannya, Hoseok baru melihat terdapat jejak air mata yang mengering di pipi sahabatnya itu. "Kau menangis?"

"Ha-habisnya oppa tidak sadar dari sore. Aku kan khawatir! Oppa tidak pernah sakit sampai pingsan lama begitu!" ujar Yerin cepat lalu kembali memeluk oppa tersayangnya itu. "Tadinya kami ingin membawamu ke rumah sakit kalau sampai tengah malam oppa belum sadar juga. Saat aku bilang pada eomma dan appa, mereka juga menyuruhku untuk membawa oppa ke rumah sakit saja."

"Maaf..."

"Tidak apa-apa. Yang penting oppa sudah bangun sekarang..."

Namjoon tersenyum melihat interaksi manis dua anak muda bermarga Jung itu. Meskipun bukan saudara, tapi ikatan persaudaraan mereka bahkan lebih kuat dari saudara kandung.

"Sekarang makan dulu, oke? Yerin-ssi, kau juga makanlah. Dari tadi kau belum makan malam..."

"Ne, Mr.Kim..." Yerin mengangguk patuh lalu berjalan keluar kamar menuju dapur.

Namjoon menyerahkan mangkuk buburnya pada Hoseok yang menerimanya dalam diam. Pemuda itu masih sedikit pusing saat ini, meskipun demamnya sudah mulai sedikit turun karena stiker penurun demam yang terpasang di dahinya.

"Perlu disuapi?"

"Aku bisa makan sendiri."

"Owh..oke." Namjoon mengusap lehernya kikuk. Yerin sengaja tak kembali ke kamar dan memilih makan di dapur supaya Namjoon punya waktu lebih banyak untuk berduaan dengan Hoseok. Yerin mau Namjoon berbicara sekarang, mumpung ada kesempatan.

"Hoseok-ssi, maafkan aku..."

Hoseok menghentikan suapannya dan menatap Namjoon yang duduk di tepi ranjang, namun sedikit memberikan jarak supaya dirinya tidak merasa terganggu.

"Maaf kalau selama ini sikapku di kampus dan cara mengajarku membuatmu tidak suka dan salah paham. Tapi sungguh, aku tidak pernah bermaksud untuk mempermalukanmu. Sama sekali aku tidak pernah berpikir seperti itu..."

Hoseok masih terdiam. Kali ini, dia akan mencoba mendengarkan penjelasan sang dosen secara baik-baik.

"Aku akan lakukan apa saja untuk membuktikan kalau aku berkata jujur, Hoseok-ssi..." Namjoon yang sedari tadi menunduk pun akhirnya mengangkat kepala dan menatap Hoseok. Sorot matanya memancarkan kejujuran dan rasa penyesalan yang dalam. Hoseok tak bisa memungkiri hal itu.

"Lalu kenapa anda suka sekali menghukumku untuk membaca teks atau apapun, padahal anda tahu betapa payahnya aku dalam bahasa inggris? Anda bahkan seperti tak peduli dengan kondisi saat itu. Aku juga tidak ingin datang telat, Mr.Kim. Tapi anda seolah tak peduli dengan hal itu. Bahkan di saat aku dan orang tuaku sudah memberikan surat pernyataan resmi kepada anda dan pihak kampus."

Namjoon tahu dirinya salah akan hal itu. Padahal niatnya hanyalah karena ingin bisa mengenal Hoseok dengan lebih baik lagi. Tapi hal itu justru membuat mahasiswa manis itu salah paham dan berakhir membencinya.

"Aku...hanya ingin lebih mengenalmu, Hoseok-ssi. Aku menyukaimu sejak lama tapi aku tak pernah punya keberanian untuk mendekatimu. Lalu ketika akhirnya aku mendapat kesempatan mengajarmu di kelas bahasa inggris semester ini, aku tidak tahu harus bersikap seperti apa..."

Hoseok untuk pertama kalinya melihat raut wajah malu-malu dari Namjoon. Dan hal itu membuat Hoseok tertawa geli. Namjoon yang salah kira, berpikir Hoseok menertawakan kalimat yang diutarakannya. "A-apa kata-kataku ada yang terdengar menggelikan?" tanyanya dengan ekspresi wajah blank.

Tawa Hoseok makin menjadi. Dia bahkan sampai menangis karena terlalu banyak tertawa. Entah kenapa dia bisa jadi se'receh' ini mendengar pertanyaan Namjoon.

"Bukan, bukan. Aku tertawa karena melihat ekspresi anda yang malu-malu begitu. Aku tidak menyangka anda akan berekspresi seperti itu karena di kampus anda dikenal berwajah dingin. Bhahahaha!!" tawa Hoseok lagi-lagi meledak saat dia membuka mata dan melihat wajah Namjoon sekali lagi.

Namjoon tidak tahu betapa konyol ekspresi wajahnya saat ini, tapi dia seneng kalau ternyata hal itu membuat Hoseok untuk pertama kalinya. Namjoon tak keberatan kalau harus membuat ekspresi konyol setiap harinya asal bisa melihat Hoseok tertawa lepas seperti itu.

Yerin yang sedang menikmati makan malamnya dengan damai hanya tersenyum mendengar tawa nyaring Hoseok dari dalam kamar. Dia tak tahu apa yang dibicarakan oppa dan dosennya itu. Tapi Yerin bisa memastikan kalau Hoseok mungkin saja sudah mulai mau mendengarkan penjelasan Namjoon dan membuka hati untuknya.

"Semoga saja begitu ya, oppa. Jadinya kan kapalku bisa berlayar~"

.

TBC

Hai~ maap baru up setelah sebulan. Kirain untuk book ini udah bisa di up lancar, ternyata masih banyak kendalanya.😅
Yowes lah, yang penting di up dulu ya. Ehehe~ 😁

[NamSeok] ✔️ - My NeighborTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang