P A R T - 6

3.3K 510 6
                                    

[Part 6]

+×+

Semuanya terasa tak baik-baik saja, dirinya bagaikan gelembung yang akan hilang seketika. Kondisinya dan kondisi seseorang di sebuah tempat yang tidak diketahui kini membuatnya semakin cemas. Percuma kakaknya -Soobin- melarangnya menonton televisi jika para perawat begitu rutin membicarakan kejadian ini, asisten dosen universitas X yang melarikan diri dan menembak polisi hingga tewas saat dipindahkan karena kasus penyerangan terhadap mantan kekasihnya.

Jelas Beomgyu tidak bisa percaya begitu saja. Jika Yeonjun adalah orang seperti itu seharusnya orang yang pertama mati dibunuh Yeonjun adalah dirinya, bukan seperti berita beredar.

Soobin menatapnya penuh penyesalan saat dirinya begitu marah karena dibohongi, Ayah -masih di ruangan yang sama dengannya- sibuk berbicara dengan pengacara. Ibunya memilih mengupas apel berusaha tenang walau dia yakin, itu hanya peralihan dari rasa khawatir yang sudah menggumpal di hatinya. Ibunya adalah orang yang tenang dan lembut, sifat yang diwarisi Soobin.

Ayahnya mematikan panggilannya, "Ada kamera dashboard mobil yang tidak sengaja merekam mobil polisi dan mobil pelaku saat kejadian, Yeonjun tidak melarikan diri. Dia jelas diculik. Hasil visum sudah keluar dan luka di tubuh Yeonjun memang luka baru akibat pukulan benda tumpul yang cukup keras. Ayah sebenarnya tidak ingin mengatakan ini di hadapanmu Beomgyu, tapi ayah yakin kau pasti akan mencari tahu ke perawat atau pasien lain yang kamu kenal sama seperti sebelumnya."

"Hyung akan baik-baik saja 'kan?"

"Polisi sudah menyebar untuk mencari pelaku, plat mobil yang digunakan adalah palsu dan mobil nampaknya keluar ke jalanan yang tidak terjangkau CCTV. Itu sedikit rumit, tapi kita hanya bisa menunggu. Nama kakak kalian belum sepenuhnya bersih dari tuduhan tapi lebih baik jika polisi segera menemukannya."

Beomgyu tidak bisa tenang, memang bukan hal baik mengatakan keadaan ini kepadanya. Tapi mengingat watak Beomgyu yang tak jauh berbeda dengan Yeonjun, lebih baik mengatakannya dari mulut sendiri dibanding ia mendengar dari orang lain. Namun biarkan Beomgyu hanya tidak mengetahui satu hal, bahwa sebenarnya Yeonjunlah yang akan menjadi pendonor untuknya. Soobin hanya berharap semua ini berlalu dengan cepat.

+×+

"Yang aku minta Arin, kenapa membawa laki-laki ini? Kau benar-benar cari mati yah?"

Samar Yeonjun mendengar perdebatan dari dua makhluk hetero tak jauh darinya, kepalanya yang pening belum bisa membiasakan cahaya yang masuk ke retinanya. Ia baru bisa merasakan bahwa dirinya terduduk di kursi dengan tangan dan kaki terikat. Seketika batinnya bercanda kecil walau tidak seharusnya ia melakukannya.

Adegan film murahan ini kenapa bisa terjadi padanya?

Sungguh, adegan penculikan dimana salah satu pemeran akan dihadapkan oleh pilihan abcd atau sekedar membuat pemerannya mati perlahan-lahan karena penculik merasa itu menyenangkan. Baiklah, imajinasinya terlalu mengerikan. Kondisinya sudah sulit masih saja ia memikirkan hal tidak penting.

Kini, ia hanya bisa berharap, pemeran yang diculik bisa melarikan diri lalu berakhir happy ending.

"Yang perlu kau bunuh hanya Arin! Song Arin!"

Yeonjun mengernyit, ia tidak menyangka ada orang seperti ini di dunia nyata. Sungguh, ada orang yang menyewa orang lain untuk dibunuh. Yeonjun meringis dalam hati.

Eccedentesiast [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang