[Part 11]
+×+
Soobin tak lagi menghitung berapa waktu yang ia lewati, tangannya saling bertaut meremas dengan pandangan terus mengarah pada pintu. Beberapa kali ia terkesiap saat perawat yang membantu operasi mondar mandir dengan membawa sesuatu di tangannya. Namun belum ada satu pun yang keluar dengan kabar baik.Bagaimana keadaan mereka? Apa tidak akan ada masalah?
Walau dokter meyakinkan bahwa operasi ini tidak berisiko besar, tetap saja membayangkan bahwa mereka berdua -kakak dan adiknya- berada di bawah sinar lampu dengan pisau bedah yang menusuk tubuh mereka tentu membuat Soobin tak bisa tenang.
Hingga akhirnya seorang yang mungkin akan mengurangi kegelisahaan atau bisa saja menambah kegelisahaannya keluar, lelaki berjubah hijau dengan masker yang perlahan ia buka.
"Operasi untuk pendonor telah selesai, tuan Choi Yeonjun akan segera kami pindahkan. Sekarang dokter Han masih melakukan operasi untuk pasien Choi Beomgyu, sejauh ini tidak mengkhawatirkan."
Soobin, ayah dan ibu serta Wooseok yang juga berada di sana menghela napas lega.
"Setelah operasi ini akan ada efek samping seperti nyeri di punggung atau naik turunnya tekanan darah pendonor. Saya harap kalian juga bisa memerhatikan kondisi pendonor, jika hal itu terjadi segera minta untuk melakukan pemeriksaan. Kami harus mengontrol kondisi pasca operasi, jika tidak ada yang mengkhawatirkan, pendonor bisa keluar dari rumah sakit 1-2 hari lagi. Selanjutnya kami akan menetapkan tanggal untuk check up rutin."
Keempatnya berbungkuk terima kasih dan dibalas dengan perilaku sama.
"Terima kasih dokter."
"Berdoa saja untuk pasien Choi Beomgyu dan juga kakaknya. Mereka sangat hebat."
Dokter itu segera pamit, kembali meninggalkan keluarga tersebut. Berharap bahwa semuanya tetap lancar tanpa kendala berarti.
+×+
"Hey bro, kau sudah sadar?"
Suara khas yang ia kenali mengusik pendengarannya ketika ia berusaha untuk membiasakan cahaya yang masuk ke dalam retinanya. Tanpa perlu menoleh, Yeonjun tahu itu Wooseok.
"Beomgyu?" suaranya terdengar lirih.
"Operasinya sudah selesai, kata dokter tidak ada masalah untuk operasinya. Keluargamu tadi dari sini, tapi mereka pergi lagi melihat Beomgyu."
Yeonjun mengangguk lemah, ia kembali memilih menutup matanya. Efek anestesi yang belum hilang membuatnya tak bisa bergerak banyak.
"Akan kupanggilkan dokter."
Wooseok beranjak lalu menekan tombol di sisi ranjang Yeonjun.
Ia lalu mengelus kepala Yeonjun pelan dan memilih sedikit menjauh saat dokter datang memeriksa lelaki itu.
Matanya menatap intens dengan pendengaran yang ia tajamkan, mendengar arahan tentang apa saja yang boleh dan tidak boleh Yeonjun lakukan ataupun konsumsi.
Sebagai sahabat ia hanya ingin memastikan lelaki itu dalam keadaan sehat, terlebih butuh waktu beberapa bulan agar sel induk darahnya kembali normal.
Wooseok mengangguk hormat saat lelaki berjas putih itu pamit pergi lalu kembali mendekati Yeonjun.
"Istirahat saja, tak usah memikirkan Beomgyu."
Namun Yeonjun langsung mendelik, "Siapa yang memikirkannya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentesiast [✔]
Fiksi PenggemarTOMORROW X TOGETHER STORY [COMPLETE] +×+ Eccedentesiast; "Seseorang yang tersenyum di balik kesakitannya."