Aku menatap langit-langit tenda kamarku, mencoba untuk tidur tapi tidak bisa. Teringat kembali percapakan antara Bimo dengan Ira. Rasanya tidak mungkin Bimo PDKT dengan Ira. Setauku Bimo bukan tipe pria seperti itu. Rasa Gelisah tetap menghantuiku, aku bangkit dari kasur, menyalahkan lampu, ku rogoh kantong celana jeansku, mengambil bungkus rokok, ponsel dan segera keluar dari kamar untuk menenangkan pikiran.
Udara dingin menusuk kulit, suasana sepi tak kuhiraukan.
Aku duduk di bangku tak jauh dari kamar. Kunyalakan ponsel yang kumatikan sejak meninggalkan tenda Bimo.
Kulihat 3 pesan dari Bimo, isinya menanyakan kenapa aku pergi begitu saja.
Aku tak ingin menjawab pesan Bimo, aku hanya ingin tenang. Notifikasi WA berbunyi lagi. Bimo lagi tapi tetap ku abaikan. Menikmati heningnya malam hanya di temani rokok mentholku, pikiranku berkecamuk.
"Ghal, belum tidur?"
Aku terkejut, Bimo diri didepanku"
Aku hanya diam menatapnya, tak ingin menjawab pertanyannya. Ku isap lagi rokoknya. Kali ini Bimo duduk bersila tepat di bawahku.
"Ghal..bagi rokok ya, rokokku di kamar"
Aku memberikan bungkus rokokku padanya.
Ia mengambil satu batang dan membakarnya.
Aku masih diam. Bimo juga ikut diam beberapa saat.
"Aku gak punya hubungan apa-apa sama Ira" kembali Bimo memulai pembicaraan.
Aku tak menjawab.
"Sumpah demi Tuhan aku gak punya hubungan apa-apa. Aku cuma minta di bawakan kopi Aceh, gak lebih"
"Kamu punya hubungan juga gapapa" jawabku pelan.
"Aku sayang sama kamu Ghal, aku cinta kamu" Bimo memegang tanganku.
"Aku mau putus Bim" aku menatapnya dalam.
"Ah gila kamu Ghal, aku gak kamu putusin!. Mamaku udah sayang sama kamu. Tiap hari nanyain kamu. Masa udah sejauh ini kita putus. Aku gak mau, titik!"
"Aku sedih baca Line kamu, aku kecewa, aku mau putus"
"GHAL..POKOKNYA AKU GAK MAU! Aku janji gak akan selingkuhin kamu, ngecewain lagi atau menghubungi Ira lagi. AKU JANJI"
"Bimm...aku..."
Tiba-tiba Bimo mencium bibirku dan aku membalasnya. Kemudian air mataku jatuh, selama 6 bulan baru hari ini aku menangis karena Bimo.
"Maafin aku ya sayang..aku janji gak akan giniin kamu lagi. Maafin aku" Bimo memelukku, mencium keningku dan terus memelukku.
"Bimo janji ya gak akan genit lagi" aku melepaskan pelukan Bimo.
"Janji, Bimo gak akan nakal lagi"
"Udah ya jangan nangis lagi. Bimo sayang sama Ghalia" ucap Bimo sambil mengelap air mataku.
"Sekarang kamu bobo ya Ghal, aku antar ke kamar. Besokkan kamu harus bangunin aku"
"Yeeee.."
"Yuk ke kamar, apa mau bobo di kamar Bimo aja? Ledeknya.
"Jijik" aku segera ngeloyor.
Bimo mengejarku, menggandeng tanganku.
"Selamat tidur ya sayang, maafin aku hari ini. Jangan sedih, jangan di pikirin lagi dan yang paling penting jangan putusin Bimo lagi"
Aku mengangguk.
Bimo mengusap rambutku. Aku berbalik tapi Bimo menarik tanganku dan sekali lagi mencium bibirku.
"Masuk gih"
"Night Bim"
"Night sayang"
***
Semua karyawan dan pramugari sudah berkumpul di lapangan. Kegiatan hari ini adalah outbond.
Aku sudah siap berdiri di tengah lapangan dengan peralatan kamera. Choki di pinggir lapangan sebelah kiri dan Bimo akan siap-siap menerbangkan dronenya.
Permainan yang di mainkan pertama kali adalah Human Leader dimana peserta di bagi menjadi 10 kelompok. Permainan ini menggunakan balok kayu dan bambu seukuran 50 cm dengan diameter 8-10 meter .
Permainan di mulai, aku dengan sigap mengambil gambar mba Jess yang sangat lincah memainkan permainan ini.
30 menit permainan berakhir, aku mematikan kamera dan segera mengambil minuman dingin di pinggir lapangan. Ku lihat dari jauh Bimo sedang menurunkan dronnya.
"Kasihan, Bimo pasti haus"
Aku mengambil segelas jus jeruk dan membawanya ke tempat Bimo.
"Thanks Ghal" Bimo meneguk minumanya.
"Panas ya?"
"Beuh bukan lagi"
"Kamu gimana Ghal, masih ga enak perasaannya?"
"Udah lebih tenang kok, hehe"
"Nah gitu kek, ketawa"
Tiba-tiba terdengar teriakan dari arah tengah lapangan.
Kami berduapun segera menoleh ke arah lapangan.
Kulihat Ira sedang sudah di siram dengan air secara bergantian.
Reflek aku melihat ke arah wajah Bimo.
Mata Bimo dengan tajam memperhatikan Ira yang masih di siram oleh teman-temannya dan staff yang lain.
Aku terus memperhatikan mata Bimo. Matanya tak lepas dari Ira.
Tak sadar air mataku menetes. Aku juga pernah melihat tatapan mata itu 7 bulan lalu saat Bimo mulai PDKT denganku hanya kali ini tatapannya begitu dalam dan hangat.
"Hmph Bim..aku kesana dulu ya" aku cepat-cepat mengelap air mataku, Bimo tidak boleh tahu aku menangis, kami harus profesional karena masih jam kerja.
"Nanti aja bareng aku" Bimo menundukan pandangannya.
"Yah jangan deh, mba Jess pasti udah nunggu aku"
"Ya udah"
Aku berlari meninggalkan Bimo, lariku makin kencang saat air mata kembali berurai.
"Ini mimpi..ini mimpi. Ya Tuhan semoga ini hanya mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAPS (Maka Ku Ikuti Peta Yang Mengarahkanku PadaNya)
RomanceTugasnya melupakan tapi manusia memilih hidup dalam ingatan. -Rintik Sedu-