Aku Ghalia, ini awal kisahku

20 7 0
                                    

"Waaah, bagus banget pemandangannya. Gak nyangka loh mas Banu berhasil ngikutin keinginan istrinya untuk bikin tenda-tenda itu jadi pink" pekik Choki saat turun dari bis.

"Norak!" Celetuk Bimo

Aku terkekeh "takut miskin doi kalo ga ikutin mau istrinya chok, iya gak Bim?

"Yoiii"

"Ghaliaaa, Chokiii, Bimooo.." teriak mba Jess sembari melambaikan tangannya.

"Hai mbaaaaaa..." sahut kami bertiga

"Gimana..gimana, bisa kan tenda tenda ini menjadi pink?" Tanya mba Jess bangga.

"Keren mba!" Jawab choki

"Mas muji bawa pasukan jin ye mba, buat semuanya jadi pink?"

"Lo pikir gue Rorojonggrang" jawab mba jess kesal.

Aku dan Bimo tertawa kompak.

"Jadi gini guys, pagi ini sebelum pembagian tenda, kita foto bersama dulu ya. Seperti biasa, gue mau Ghalia yang mengkoordinasi staff yang lain. Bimo, elo yang ambil foto ya berdua sama Choki"

"Siyaaap bos!" Jawab kami.

                                     ***

Aku Ghalia Raina Putri, 3 tahun lalu sebelum berhijrah, aku bekerja di salah satu sekolah training pramugari untuk penerbangan swasta.
Baru satu tahun bekerja aku sudah dipercaya untuk menjabat sebagai Art Director di department Marketing Communication. Choki dan Bimo adalah teamku. Choki seorang editor sedangkan Bimo adalah seorang Videografer. Masih ada 2 orang teamku tapi mereka tidak ikut karena harus bertugas di luar.

Pagi ini, kantorku sedang mengadakan kick off di Highland Resort Bogor, tak hanya karyawan tapi juga sekitar 10 calon pramugari yang terpilih. Hanya pramugari-pramugari dengan skors terbaik yang dapat mengikuti setiap acara outbond yang di selenggarakan oleh kantor.

"Mulai sekarang yuk! Ghal, kamu kumpulin pramugari yang lain gih, aku sama choki siapin kamera sama drone dulu"

"Sip"

"Halo, selamat pagi semua. Teman-teman, ayo kita kumpul di dekat kolam renang yang ada di sebelah kiri  taman"

"Gak kedengeran keleus" Mas Danu tiba-tiba nyeletuk di belakangku.

"Eh mas Danu, hehe. Pinjem deh Toanya"

"Oke gue ulangin yaaa, halo, selamat pagi semua. Teman-teman, ayo kita kumpul di dekat kolam renang yang ada di sebelah kiri dekat taman" teriak ku sekali lagi.

Seluruh management karyawan dan pramugari yang tadinya sedang duduk, segera bangkit dan berpindah tempat"

"Rapihin barisannya, seperti biasa yang pendek di depan. Mba Jess dan Mas Danu di tengah ya" perintahku sambil memperhatikan barisan.

"Choki, Bimo..masuk" belum ada jawaban. Kok ga bisa sih, ku lihat tombol HT di tanganku. "Oh pantesan tombol power belum ku nyalain. Bodoh" aku tertawa sendiri.

"Oyy..buruan, panas nih!" Teriak para staff

"Choki, Bimo..masuk"
"Choki speaking" terdengar jawaban pada HT yang kupegang.

"Udah rapih nih, cuss ke sini yee"

"Aye aye sir"

2 menit kemudian..

"Oke kamera stand by, drone juga udah siap" ucap Choki

"Senyum 3 jari semuanya, 1...2...3 cheeeseeeee" perintahku sambil berteriak.

"Sekarang gaya bebas yaaa, buat selucu mungkin. 1..2...3"

"Next video yaaaa. Dadah-dadah ke arah kamera choki sambil teriak haiiiiii..."

"Terakhir nih, drone ready. Dadah sambil lihat melihat ke arah drone"

"Oke its wrap!!"

"Alhamdulillah, oke teman-teman, kalian bisa ikuti Shanty untuk mengambil kunci kamar tenda kalian yah. Satu tenda 3 orang. Nanti Shanty akan beritahu  kelompok kalian. Terima kasih semua" aku mengakhiri teriakanku. Mematikan Toa dan merapihkannya kedalam tas.

Akupun pun mengikuti mereka ke arah lobby untuk pembagian kamar. Choki tetap memegang kamera untuk mengambil video aktifitas selama acara berlangsung.

"Kamu keren deh kalo lagi tugas" tiba-tiba Bimo merangkulku dari belakang.

"Iyaaa dong, aku gitu loh"

"Ih geer" ucap Bimo sambil mengacak-acak rambutku.

Aku tertawa. Bimo pun menggandeng tanganku. Kami bercanda sepanjang perjalanan menuju lobi.

Bimo melepas gandengannya ketika sudah mulai dekat dengan lobi.

"Sayang, aku susul Choki dulu ya. Mau liat run down selanjutnya.

"Sip!"

Bimo berlari kecil meninggalkanku. Kupandangi ia dari belakang dan tersenyum.

                                      ***
Bimo Arya, usia lebih muda dariku satu tahun. Tapi pemikirannya lebih matang lebih dewasa. Tingginya 180, rambutnya bergelombang panjang sebahu. Bimo tidak tampan tapi dia sangat kreatif dan humoris, tak jarang aku sering di buat terpingkal karena ucapan dan tingkahnya. Kami sudah menjalin kasih selama 6 bulan, bisa di katakan cinlok karena kami sering tugas di luar kota bersama, Aceh, Makasar, Jogja, Bali dan kota lainnya yang tak mungkin ku sebut satu persatu. Kami memutuskan untuk berpacaran saat sedang tugas di Bali, saat itu choki belum join di perusahaan ini.

Setelah acara, seperti biasa kami akan memindahkan data  foto dan video pada kamera yang telah kami gunakan.

Saat itu pukul 11 malam, kami duduk di pinggir kolam renang. Bimo menyatakan cintanya padaku. Entah mengapa aku menerimanya. Sejak saat itu kami selalu bersama, Bimo pun tak segan untuk mengantarku pulang, padahal rumahnya di bekasi sedangkan aku di depok.

"Ghal, aku nitip tas kamera ya" Bimo membuyarkan lamunanku.

Aku mengangguk, kupandangi wajahnya. Brewok tipis di mukanya, Mata sipit dan lesung pipitnya adalah favoritku.

"Aku ganteng ya kalo pake kacamata gini? Tanyanya geer.

"Ish..awas kamu kalo caper sama pramugari-pramugari" akupun berlalu meninggalkannya dan menolehkan wajahku, melihat ia berdiri sambil tertawa.

"Bim awas kamu kalo macem-macem" ancamku dalam hati.




MAPS (Maka Ku Ikuti Peta Yang Mengarahkanku PadaNya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang