Semakin ingin menjaga jarak,semakin ingin hati ini menatap ke arahmu
-KimJihyoPagi terlalu awal untuk seorang Jihyo yang tergolong kaum rebahan yang sering insomnia. Dikala malam merasa siang dan merasa malam dikala siang. Kebiasaan seperti itu sudah membuat dirinya merasa muak. Ia merutuki dan memberontak dalam hati. Belum cukup rasa sepi yang sering hinggap dipenghujung hari untuk terlelap pun sangat sulit ia dapatkan.
Jihyo menenteng tas ranselnya malas. Sesekali menguap saat duduk di korsi mobil saat mamanya juga tengah bersiap berangkat kerja.
"Nah loh nguap terus. Begadang lagi?".
"Iya ma. Susah tidur. Susah banget."
"Makanya jangan nonton drama terus. Rebahan mulu. Sesekali sapa ibu-ibu komplek,mampir ke rumah Jungkook atau yah--- banyakin aktivitas."
"Iya. Rumahnya serem banyak hantunya". Selanjutnya sang mama hanya menggeleng pelan.
Setelah sampai disekolah Jihyo langsung menuju kantin. Bukan untuk sarapan. Ia sudah cukup kenyang dengan roti selai yang ia siapkan tadi pagi. Namun kali ini ada sesuatu yang menjadi pavoritnya sejak kecil,permen loli bermacam rasa yang akan ia beli.
"Permen lolinya 5 ya,kembaliannya nanti aja. Kalo udah bel istirahat".
"Neng,itu gigi nggak ompong ? Tiep hari jajannya permen mulu. Sekarang malah nambah banyak".
"Ih ibuk nih ya,nanti aku beli di kantin sebelah. Nggak mau belanja disini lagi".
"Iya deh,bila perlu borong aja semuanya".
Jihyo cengengesan dengan tingkah ibu kantin yang selalu mengomentarinya setiap kali membeli beberapa bungkus permen.
Jihyo mengeluarkan benda yang sejak tadi malam membuatnya berharap-harap cemas. Sweater putih tulang yang dipinjamkan Jungkook tempo hari. Dan sesuai janjinya hari ini akan ia kembalikan. Jihyo tersenyum kecil saat menyisipkan satu permen loli rasa strawberry di saku sweater. yang mengingatkannya pada seragam Jungkook yang harus ia cuci.
Gimanapun,aku harus berterimakasih. Tapi ,aku boleh baper nggak sih?
Jihyo menunggu didepan kelas Jungkook. Sambil menggerakkan kakinya asal dilantai membentuk apa saja sambil bersandar didekat pintu masuk. Banyak siswa dari kelas Jungkook yang menyapanya,entah karena satu ekstrakulikuler atau pernah berteman saat SMP.
Sosok yang ia tunggu-tunggu itu datang juga. Memakai ransel berwarna coklat dengan langkah tegap dan pandangan yang lurus. Tidak lupa dengan karisma yang menjadikannya terpilih sebagai ketua osis.
Sementara disisi lain ada yang tengah meneguhkan hati. Berpikir seribu kali untuk mencintai kembali. Mencintai sendirian dengan harapan konyol yang berakhir menyesakkan. Gadis itu harus melontarkan senyum termanisnya untuk Jungkook saat di ambang pintu. Menjaga dirinya agar tidak salah tingkah,bersikap se- normal mungkin agar degupan di dadanya tidak mengambil alih dan membuatnya gelagapan.
"Makasih. Sesuai janji gue udah bawain udah nyamperin".
"Thanks ,gue duluan ya".
Hanya itu saja. Lalu jungkook masuk ke dalam kelas. Jihyo merutuki dirinya sendiri yang berharap akan berbincang sebentar. Lalu membicarakan cuaca pagi ini yang tengah mendung. Seperti malam-malam yang ia lewatkan di cafe Jungkook.
Jihyo melangkah pergi menuju kelas. Ia sudah mendapati Mina tengah membersihkan meja dan korsinya dengan kemoceng warna-warni.
"Eh,kenapa pake dibersihin segala?". Ujar Jihyo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blooming Days
FanfictionHanya mengisahkan kehidupan Junghyo di masa-masa SMA. Musim semi membawa sejuta cerita baru bagi gadis berambut kecoklatan itu. Setiap hari ia selalu ceria,tersenyum cerah bak bunga glory morning. Suatu ketika Jihyo menemukan seseorang yang membuat...