PNEUMA II

370 48 16
                                    

Namun tetap saja nalurinya tidak bisa dibohongi. Tanpa berpikir, Jinyoung berlari ke arah namja itu bersamaan dengan mobil yang melaju di atas rata-rata. Seolah tidak melihat ada yang mencoba menyeberang, mobil itu tidak berniat sedikitpun untuk mengurangi kecepatan.

Jinyoung melompat ke jalan, mencoba meraih tangan namja itu, namun yang ditangkap hanya udara kosong. Jinyoung terkejut dan entah kenapa tubuhnya hilang keseimbangan, tiba-tiba—

Brakk... duak...

"Jinyoung??!!" terdengar teriakan Bambam.

.
.
.

A Marjin Fanfiction

By Ree '456'
.
Boyslove
.
Mark Tuan
.

Park Jinyoung

.

Maafkan Typo

.

Karna aku lagi super gabut nungguin si storyteller ku muncul,  jadi aku up chapter ini lebih cepat... so.. happy reading

.

Jinyoung merasa sulit bernafas. Dia merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Matanya yang semula terpejam, terbuka perlahan. Pandangannya sedikit kabur, tapi dia mendengar jelas tangisan Bambam.

Kenapa kau menangis Bam?

Saat penglihatannya mulai jelas, yang pertama dilihatnya adalah namja itu. Namja yang Jinyoung coba selamatkan. Mulut namja itu bergerak, seolah mengatakan mianhae.

Jinyoung terbatuk karena tenggorokannya seolah tersumbat dan darah menyembur keluar. Jinyoung tertawa pelan, "Ukhuk__Pa—bo," gumamnya lirih.

"Andwe!! Andwe!! Buka matamu Jie... hiks... jangan..."

Jinyoung mulai kehilangan kesadarannya, namun sebelum kesadarannya hilang sepenuhnya, Jinyoung teringat pesan Lisa padanya.

Jangan pedulikan sekitarmu Jie, kali ini saja kumohon dengarkan aku. Jangan lupa pakai kacamatamu.

"Sepertinya tangannya patah."

Bambam yang sudang menangis memandang namja yang tengah memeriksa Jinyoung, "Ahjussi?" Namja yang sama yang menolongnya mendobrak pintu toilet.

"Aku sudah menghubungi ambulans. Tenanglah."

Bambam mengangguk. Dengan kasar menghapus air matanya, namun tetap saja, air matanya tidak bisa berhenti keluar.

"Kita bisa membawanya menggunakan mobilku," ujar namja yang sedari tadi memandang khawatir.

"Kau!!" Bambam menahan amarah, "Ini semua salahmu!!" teriak Bambam pada namja yang sudah menabrak Jinyoung.

"Sungguh, aku—" namun perkataan namja itu terpotong.

"Apa ada yang memiliki barang berbentuk balok? Ukuran sedang?" tanya namja yang selalu Bambam panggil ahjussi.

Namja yang menabrak Jinyoung berlari ke mobilnya, lalu kembali lagi dengan membawa balok berukuran sedang dari bahan plastik.

"Ahjussi apa yang kau lakukan?" tanya Bambam panik.

"Aku akan melakukan pembidaian pada tangannya yang patah."

"Jie, kumohon bertahanlah, hiks..." ucap Bambam lirih.

PNEUMA (ARWAH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang