BAB IX: Clumsiness

337 40 21
                                    

Bambam mengedikkan bahunya, "sebaiknya kau mengingat arwah itu sebelum mengurus masalah Gun."

"Menurutmu di mana aku bertemu dengannya?"

"Kurasa di kereta. Kau benar-benar kewalahan saat itu, tapi sepertinya kau bicara padanya saat di toilet," Bambam mencoba mengingat-ingat.

Jinyoung menghela nafas, "Bagaimana kalau kita kembali ke sana?"

.
.
.

A Marjin Fanfiction
By Ree '456'
.
Boyslove
.

Mark Tuan
.
Park Jinyoung
.

Maafkan Typo

.

Holaaa!! Kali ini up siang, karna udah lewat waktunya juga...

.
.
.

FYI

'Italic' = Arwah yg bicara

Italic = inner voice

Bold italic = bukan arwah ataupun manusia

Nama yang dicetak miring = arwah (tapi di dalam percakapan tidak akan di italic)

.

Hari sudah menjelang siang, Jinyoung baru saja terbangun dari tidurnya. Hal ini sangat di luar kebiasaannya. Dia selalu bangun lebih awal karena sering diganggu arwah di sekelilingnya, tapi tidak kali ini dan hal itu sangat aneh. Kalau kata Bambam, sangat bukan Jinyoung sekali.

Jinyoung bangun dan merenggangkan tubuhnya, memandang ke luar jendela yang tampak sangat terik. Dia yakin Bambam sudah berangkat ke sekolah tanpa membangunkannya. Pikirannya dipenuhi dengan kejanggalan rumahnya. Semakin Jinyoung berpikir, semakin dia merasa ada yang janggal dengan rumahnya.

Cklek... pintu terbuka, Luhan memasuki kamar, namun Jinyoung terlalu sibuk dengan pikirannya sehingga tidak menyadari kehadiran eomma nya itu.

"Ada apa?" Luhan duduk di tepi ranjang.

Jinyoung sedikit kaget dengan kehadiran Luhan yang tiba-tiba, "eomma~!"

Luhan tertawa mendengar rengekan anak bungsunya, "apa yang kau pikirkan sampai-sampai tidak tahu eomma di sini?"

Jinyoung mengerucutkan bibirnya, lalu menggeleng.

"Katakan, bahkan kau bangun sesiang ini. Sangat bukan Jinyoung sekali," Luhan meniru ucapan Bambam.

"Iihhh... eomma~"

Luhan tertawa, "sudah, sana mandi! Mo ssaem sudah di bawah, hari ini jadwal terapimu."

Jinyoung mengangguk, "tapi bantu ke kamar mandi. Gara-gara kemarin, kakiku jadi lebih sakit saat digerakkan, ma."

 "Makanya jangan bandel," Luhan menyubit pipi gembil sang anak.

Jinyoung mencebik lucu sambil mengelus bekas cubitan sayang dari Luhan.

Luhan membantu Jinyoung ke kamar mandi, "eomma akan ke bawah menemani Mo ssaem, jangan mandi terlalu lama," nasihatnya.

Fakta lain tentang Jinyoung adalah jangan mempertemukannya dengan air. Apalagi dengan bathup, sungguh akan sangat berbahaya. Makanya khusus kamarnya, hanya menggunakan shower, setidaknya tidak akan membahayakan hidupnya meski menyita waktunya.

PNEUMA (ARWAH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang