PNEUMA VI

346 47 14
                                    

Satu jam mereka menunggu, namun Jinyoung masih diam. Matanya melirik eommanya dan memandangi satu per satu orang yang ada di sana.

Mulutnya terbuka ingin mengucapka sesuatu, namun yang terucap membuat semuanya mematung.

"Kalian siapa?"

.
.
.

A Marjin Fanfiction

By Ree '456'
.
Boyslove
.
Mark Tuan
.

Park Jinyoung

.

Maafkan Typo

.

.

.

FYI

'Italic' = Arwah yg bicara

Italic = inner voice

Bold italic= bukan arwah ataupun manusia

.

"Jie," Bambam tidak tahu harus berkata apa.

Pelukan Luhan pada Sehun terlepas, dia sangat terkejut. Perlahan, dengan gerakan kaku mendekati sisi ranjang Jinyoung.

"Nuguseyo?" ulang Jinyoung.

"Jie, apa ini?! Apa maksudnya?!" Bambam menggenggam erat pinggiran besi ranjang, air mata menggenang di pelupuk matanya. Jaebum yang juga sebenarnya syok, memegangi kedua bahu Bambam, bermaksud menenangkan.

"Jinyoungie, ini eomma," Luhan yang sudah menangis menepuk-nepuk dadanya, Sehun mengelus lembut punggung sang istri.

Jackson dan Mark hanya diam menyaksikan. Jika dilihat, Mark tampak sangat frustasi, menyalahkan dirinya atas keadaan ini.

"Ini eomma, sayang," Luhan menggenggam erat tangan Jinyoung, sedangkan Jinyoung tampak sangat kebingungan.

"Eomma?" tanya Jinyoung bingung.

"Iya, ini eomma dan-" menarik tangan Sehun, "-ini appa mu."

"Aigoo~!!" Bambam terisak, "bagaimana mungkin kau tidak mengenali eomma? Apa kau juga melupakanku?"

"Tidak apa-apa," Luhan mengusap kepala Jinyoung, "melihatmu bicara lagi, sudah cukup buat eomma."

Ppftt... hahaha~ "Aduh!!" terdengar tawa renyah dari Jinyoung meski pada akhirnya mengaduh kesakitan.

Lagi-lagi, semua kembali terdiam saat melihat Jinyoung malah tertawa.

"Aigoo~ uhuk... aigoo... eomma dan Bamie tetap saja mudah tertipu," Jinyoung sedikit memiringkan kepalanya untuk melihat Luhan, "eomma terlihat sangat cantik-"

Luhan masih terkejut dengan air mata yang terus mengalir.

"-dan Bamie, kau sedang diet? Kenapa tambah kurusan?"

"YAA!!" teriak Bambam, membuat semuanya tersentak kaget, namun teriakannya membuat semua tersadar dari keterpakuan mereka.

"Dasar, anak nakal!"

"Aw... eomma... eomma... sakit... aduh..." Jinyoung mengaduh kesakitan karena luhan memukulinya, meski pelan namun sangat berefek karena tubuh Jinyoung sudah sebulan lebih tidak bergerak.

PNEUMA (ARWAH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang