🌸 Chapter 12

6.2K 525 22
                                    


Warning

***

Dengan lembut diangkatnya Jaemin dan dibaringkannya ke atas ranjang. Jeno melumat bibir Jaeminn lagi dan tubuhnya bergerak dengan lembut di atas Jaemin.

Jemarinya menyentuh pelan, menyentuh lembut bagian depan kemeja Jaemin, membuat Jaemin terkesiap, lalu dengan lembut tetapi cekatan, Jeno membuka kancing demi kancing kemeja putih Jaemin, begitu pelan gerakannya, seolah ingin menyiksa dirinya sendiri, seperti seorang lelaki yang membuka hadiahnya dengan penuh antisipasi dan kemudian mengintip dengan hati-hati.

Kulit Jaemin yang lembut terlihat sedikit demi sedikit, Jeno membuka seluruh kancing kemeja Jaemin dan menatap istrinya dengan penuh gairah. Jaemin begitu menggairahkan, pria manis itu kini terbaring dengan baju terbuka, menampakkan kulitnya dan begitu menggoda.

Jeno membantu Jaemin membuka kemejanya , kemudian sambil menciumi leher Jaemin dan menjilatnya lembut.

Napas Jaemin makin terengah ketika Jeno menyentuh putingnya dengan gerakan seolah tak sengaja, sehingga membuat puting itu mengeras, seakan ingin disentuh lagi. Jaemin mengerang merasakan sensasi panas yang membakarnya di dadanya.

Jeno masih menciumi lehernya, lalu bibir yang membara itu naik, melumat bibir Jaemin dan berbisik di sana.

"Dimana kau ingin aku menyentuhmu sayang? Katakan padaku." Suaranya menjadi serak dan sensual, logat Amerikanya tiba-tiba muncul mewarnai gairahnya yang begitu pekat.

"Jeno..." Jaemin mengerang, lalu memejamkan mata ketika Jeno menunduk dan mengecup bagian atas dadanya, kemudian bibir Jeno lewat sambil menghembuskan napas panasnya diatas dadanya, membuat putingnya mengencang dengan kerasnya.

"Jeno." Suara Jaemin makin keras ketika Jeno mengulangi perbuatannya berkali-kali. Lelaki itu mengecupi seluruh bagian dadanya tetapi mengabaikan putingnya yang mendamba. Yang dilakukan Jeno hanyalah menghembuskan napasnya sambil lalu, menggodanya, menyiksa dirinya.

"Kau ingin aku menyentuhmu di situ sayang?." Jeno berbisik di sela-sela kecupannya. Menikmati ketika jemari Jaemin tanpa sadar menyentuh rambutnya, mencoba mengarahkan puting Jaemin ke bibirnya.

"Iya Jeno. Iya!." Jaemin mengerang seolah kesulitan bernapas. Putingnya begitu tegak dan panas, karena godaan-godaan Jeno. Dia ingin lebih , dia ingin bibir Jeno yang panas melumat putingnya, menghisapnya dengan lembut, dia ingin.

Dan Jeno melakukannya. Bibirnya dengan lembut mengatup di puting Jaemin, lalu lidahnya bergerak menggoda di dalam, begitu panas dan basah, memainkan puting Jaemin dengan usapan-usapan lembut di dalam mulutnya.

Sensasi Rasanya membuat tubuh Jaemin lemas. kedua jemarinya mencengkeram rambut Jeno, membuatnya acak-acakan, lelaki itu sekarang sudah menindih Jaemin sepenuhnya, tubuhnya yang tinggi besar melingkupi tubuh Jaemin, Jeno bertumpu pada kedua siku dan lututnya, dan menenggelamkan kepalanya di keindahan dada Jaemin yang ranum.

Lelaki itu memuja dada Jaemin, mencumbunya dengan lidahnya, dan menghisapnya putingnya perlahan, membuat Jaemin mengeluarkan erangan-erangan gelisah atas sensasi yang baru pertama kali dirasakannya.

Setelah puas. Jeno mengangkat kepalanya dan mengecup ujung hidung Jaemin yang terengah-engah, napas mereka berkabut oleh gairah yang pekat, Ketika Jeno menggeserkan tubuhnya, Jaemin merasakan kejantanan Jeno yang sudah mengeras di sana, menggesek selangkangannya, begitu keras dan siap.

Jemari Jeno menurunkan celana Jaemin, membantu Jaemin mengangkat tubuhnya sehingga pakaian itu akhirnya lepas hanya menyisakan dalaman, terlempar ke lantai, membuat Jaemin terbaring telanjang di bawah tubuh Jeno yang masih berpakaian lengkap, hanya dengan celana dalam sutra warna putih membungkus area sensitifnya.

Unforgiven Hero : Nomin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang