🌼 Chapter 16

3.9K 381 28
                                    

....

"Kau harus mengatakan kepadaku." Lagi-lagi Eric menghalangi jalan Nancy di lobby apartementnya.

Nancy menatap Eric dengan jengkel. Beberapa hari ini Eric sangat mengganggunya, Lelaki itu muncul di mana saja, berusaha mengorek-korek rahasia yang mungkin disembunyikan oleh Nancy.

"Aku bisa menyuruh polisi menangkapku kalau kau terus menguntit dan menggangguku seperti ini."

"Tidak perlu sampai seperti itu." Eric menarik napas frustrasi, "Aku hanya butuh jawaban."

"Bukankah aku sudah menjawabmu? Kau berkali-kali bertanya kenapa aku merayumu malam itu. Aku sudah menjawab mungkin karena aku sedang ingin bercinta! Titik! Itu saja jawabanku. Tetapi kau masih terus-menerus menggangguku. Sebenarnya kau ingin jawaban apa?."

"Karena jawabanmu bohong." Eric menatap Nancy tajam, "Katakan padaku yang sebenarnya Nancy, atau aku akan terus mengganggumu."

"Baiklah!." Nancy setengah menjerit, tak tahan lagi. "Aku merayumu karena Jen- maksudku Julian yang menyuruhku. Dia ingin membuat Jaemin memergokimu sedang bercinta denganku!."

"Kenapa Mr. Julian ingin kau melakukan itu Nancy? Apa yang dia inginkan dari Jaemin?."

Nancy mengerang. Eric tidak akan berhenti mengorek informasi, dan dia tanpa sengaja telah membocorkan informasi penting kepada lelaki ini. Ya ampun. Jeno akan amat sangat marah kepadanya.

"Aku tidak tahu. Dia memintaku dan aku melakukan. Aku tidak bertanya apa tujuannya dan kenapa. Kalau kau memang ingin tahu, tanyakan pada Julian sendiri." Nancy mendelikkan matanya dan mebalikkan tubuhnya, kemudian berhenti dan menatap Eric penuh peringatan. "Jangan menggangguku lagi Eric. Atau aku akan melaporkanmu kepada polisi atas perbuatan tidak menyenangkan, dan aku tidak main-main." Serunya sebelum melangkah pergi, meninggalkan Eric termenung di sana.

Dahi Eric berkerut memikirkan jawaban Nancy. Jantungnya berdegup kencang. Jadi benar semua dugaannya. Semua ini sudah direncanakan oleh Mr. Julian.

Lelaki itu dari awal mungkin sudah mengincar Jaemin dan berniat menyingkirkannya, meskipun dengan cara yang licik. Eric menggertakkan giginya. Dia telah dijebak dan dipermalukan di depan Jaemin, tanpa kesempatan untuk membela diri. Kemudian Jaemin mencampakkannya begitu saja untuk menikahi Mr. Julian.

Eric tidak akan tinggal diam. Dia akan membalas, ketika waktunya sudah tepat nanti.

.

.

.

"Aku ingin kau segera hamil." Jeno tersenyum sambil mengusap perut Jaemin. Mereka sedang berbaring di atas ranjang, bersiap untuk tidur setelah percintaan mereka yang panas dan bergelora. Tubuh mereka telanjang di balik selimut, saling memeluk erat.

Jaemin yang sudah setengah tertidur di pelukan Jeno langsung terjaga mendengarnya.

Hamil. Mengandung anak Jeno. Pikiran itu terasa begitu menyenangkan untuknya. Memiliki anak-anak dari Jeno, yang tampan dan eksotis dengan rambut gelap dan mata berkilauan, pasti amat sangat membahagiakan.

"Apakah kau mau mengandung anak-anakku?."

"Tentu saja Jeno, aku harap aku salah satu dari orang yang istimewa." Jaemin tersenyum dan mendongakkan kepalanya, menatap Jeno lembut, "Kau adalah suamiku. Pikirmu aku akan mengandung anak siapa kalau bukan anakmu?."

Jeno tertawa, tawa yang dalam dan terdengar seksi di telinga, mengalun lembut, "Kalau begitu kita harus giat mengusahakannya."

Jaemin mengangkat alisnya, "Kau melakukannya pagi, siang, sore dan malam. Kurang giat apalagi?."

Unforgiven Hero : Nomin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang