Canis Major - JeB

35 7 3
                                    

Bahkan jika aku hidup, tak akan ada lagi hari yang berarti.

17.06

Secercah cahaya senja menembus tirai putih di kamar Jeo. Berantakan, itulah kesan yang ditimbulkan oleh ruangan ini. Buku-buku tergeletak begitu saja tanpa arti, juga pakaian milik Jeo yang setengahnya sudah robek.

Jeo yang baru saja terbangun dari tidur lelapnya mencoba mengingat apa yang terjadi tadi. Namun nihil. Ia tak akan mengingat apapun tanpa makan. Ia pun bergegas memasuki kamar mandi, menatap cermin yang terpajang di sebelah pintu.

Seluruh keluargamu meninggal, hanya kau yang selamat dari kecelakaan itu.

Kalimat itu tiba-tiba menghampiri pikirannya. Membuatnya kembali mengingat saat sebuah truk melesat cepat ke arah mobil milik keluarganya. Ayah dan ibunya yang terjepit pintu serta kedua adiknya meninggal di tempat. Sementara ia mengalami koma selama 4 hari.

Ia masih berada di depan cermin, lalu beranjak membuka tirai jendela kamar mandi. Langit terlihat gelap, tidak ada bintang sama sekali. Benar-benar menggambarkan hidupnya. Pikirannya kacau.

"Arghhh bodoh!" teriaknya. Ia kembali mengacak rambutnya dan terburu-buru menghampiri cermin. Menatap bayangannya sekali lagi.

Dengan sedikit menunduk, netra coklat dan jari-jari miliknya berlomba mencari sesuatu di rak bawah cermin. Ketemu, gumamnya. Tangannya meraih sebuah toples kecil berisi kepingan benda putih. Ia mengeluarkan 5 buah dan langsung menelannya. Lalu menenggelamkan tubuhnya ke dalam bak mandi, bersama dengan semua harapannya.

Aku tidak bisa bernafas, tidak bisa tertidur, tidak bisa tersenyum. Aku sepenuhnya hancur tanpa dirimu.

•••

Jeo terbangun di tempat yang berbeda. Ruangan berdinding putih dengan sebuah tiang infus menyapa pandangannya. Ia melihat teman-temannya duduk di sofa seberang ranjangnya. Ia berusaha duduk dengan sisa tenaga miliknya. Teman-temannya yang sadar, segera menolongnya.

"Kenapa aku di sini?" tanya Jeo lirih.

"Karena ini tempat yang pantas untukmu." jawab Agathe. "berhentilah bersikap bodoh."

"Kau bisa saja mati jika saja Cia tidak menemukanmu tergeletak di bak mandi dengan bibir yang membiru." sahut Zellina.

"Kau terkena Hipotermia. Dan lagi kau overdosis obat tidur. Kami khawatir." tambah Cia.

Jeo menghembuskan nafas pelan. "Percuma. Kenapa kau tidak membiarkanku mati ha?! Percuma!" teriaknya pada Cia. "Walaupun hidup, tidak akan ada lagi hari yang berarti tanpa keluarga." Air matanya jatuh. "Kalau saja aku ikut mati dalam kecelakaan itu, aku tak akan tersiksa begini." suaranya semakin pelan nyaris tak terdengar.

Semua orang di ruangan itu terdiam. Agathe tersenyum mengulurkan tangannya, mengelus surai hitam kusut milik Jeo.

"Keluarga ya," Agathe berhenti sejenak. "menurutku mereka adalah orang yang bisa membuatmu merasakan suka dan duka. Mendukungmu di titik terbawahmu dan bersorak untukmu. Mereka yang akan paling bahagia saat kau berada di titik tertinggimu nanti. Mereka yang akan selalu bersamamu menjalani kehidupan yang berat." Ia menepuk pundak Jeo.

"Je, kami selalu di sini. Selalu bersamamu. Tanpa hubungan darah, kita tetap keluarga. Karena keluarga adalah mereka yang selalu bersama, suka maupun duka." lanjutnya. Agathe mengulurkan tangannya. Tangis Jeo pun pecah bersamaan dengan semua pelukan yang ia terima dari teman-temannya. Sebagai seorang termuda diantara teman-temannya, ia merasa seperti memiliki lima kakak sekaligus.

Terus pegang tanganku dengan erat. Kumohon jadilah langitku.

•••

Malam ini mereka berkumpul di rooftoop rumah Asena. Ini adalah pertama kalinya mereka mengadakan pesta di luar ruangan, ditemani dengan cahaya bintang di langit malam.

Agathe menghampiri Jeo dan Cia yang sedang berdebat. "Mau sampai kapan berdebat? Aileen akan memakan semua sosis-sosis itu sebentar lagi."

Jeo dan Cia berhenti berdebat, dan menghampiri Agathe yang terlihat kesal. Mereka pun segera menyusul yang lainnya.

Beberapa candaan saling mereka lontarkan

"Aku akan kuliah ke luar negri. Aku berangkat dua minggu lagi." ucap Agathe tiba-tiba. Semuanya terdiam, memberhentikan aktivitas mereka masing-masing.

Aku selalu berlari tanpa melihat arah

"Benarkah? Wah selamat! " jawan Asena diikuti oleh yang lain.

"Tapi, secepat itukah?" tanya Zellina.

Saat keadaan mulai menyadarkanku,

"Jeo baru sembuh, tinggallah beberapa bulan lagi." sahut Cia.

Tolong beri aku petunjuk

Jeo beranjak dari duduknya, menghampiri Agathe dan merangkulnya. "Ah ayolah. Dia sedang berusaha mencapai impiannya, kita harus mendukungnya bukan?" ucap Jeo. "Semangat kakak!" sambung Jeo seraya berpose imut.

"Hentikan, aku ingin muntah." ucap Aileen yang hanya dijawab cebikan oleh Jeo.

22.01

Jeo dan Agathe sedang duduk sambil menikmati malam. Teman-temannya yang lain sudah memutuskan untuk tidur terlebih dahulu. Mereka berdua yang bersikeras ingin terjaga sampai pagi. Karena malam ini hujan tidak datang, membuat semua bintang terlihat jelas.

"Ha!" pekik Jeo memecah keheningan di antara mereka.

"Kau ini kenapa?" heran Agathe.

"Aku menemukan rasi Canis Major." jawab Jeo dengan senyuman yang lebar.

"Lalu?"

"Lihatlah!" ucapnya sambil menunjuk ke arah langit bagian tenggara. Terdapat tiga puluh dua bintang yang jika digariskan akan membentuk seekor anjing. Sahabat manusia yang setia.

"Rasi bintang itu memiliki dua bintang yang paling terang. Yang pertama Sirius, itu adalah kalian. Dan yang kedua Adhara, itu adalah keluargaku yang sudah meninggal. Sementara bintang-bintang kecil lainnya adalah harapan hidupku." jelasnya panjang lebar.

Agathe masih memandang langit, mencoba memahami maksud Jeo. "Ka-kau" ucapnya begitu memahami maksudnya.

"Yap! Jika rasi bintang itu adalah hidupku, maka kalianlah harapan terbesar di hidupku." jawabnya sambil tetap memandang langit.

"Kalian bersinar terang, menerangi jalan hidupku yang sebelumnya remang, hingga aku kebingungan arah. Lalu kalian datang dengan pelukan hangat, menerangi semua sudut gelap yang selama ini kutakuti. Terimakasih banyak!" ucapnya sambil beranjak memeluk Agathe. Agathe membalas pelukan itu, pelukan yang sama hangat dengan pelukan Jeo.

"Maafkan aku." gumam Agathe.

Sekarang aku mulai membaik. Lukaku tersembuhkan karenamu, terus pegang tanganku seperti ini.

End.

~~~~

Hello guys, are you guys miss me? hohoho.

Happy ending nih. Sebenernya hari ini aku mau double update. Tapi, besok - besok aja deh hehe...

Jangan lupa buat tinggalin voment ya, kalau ada kesalahan tanda baca atau kata silakan comment. Pasti akan diperbaiki. Love you!

-JeB

Story Life of A MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang