Rain -DZM

21 4 0
                                    

Hujan deras melanda langit ibu kota, surya yang biasanya muncul memancarkan cahaya nya pun kini tak terlihat batang hidungnya bak bersembunyi dibalik gelapnya mendung.

Zellina memandang malas guru yang menerangkan di depan kelas, guru itu terus berceloteh tentang pengalaman semasa mudanya dulu dan prestasi-prestasi murid kelas lain yang dibanding-bandingkan dengan murid kelas nya.

Cih, sangat memuakkan.

Atensinya kini teralihkan dengan pemandangan dari balik jendela kelas rintik-rintik air yang turun dengan derasnya dari awan yang kelabu, burung-burung gereja kecil berterbangan di langit, bau petrikor yang menyeruak sampai ke rongga hidungnya.Kedua sudut bibir Zellina  sedikit terangkat, sungguh ia sangat menyukai hujan,entahlah ia hanya merasa damai pada saat itu.Matanya tak kunjung berhenti berbinar kagum melihat pemandangan dari kelasnya yang terletak di lantai-3 itu.

Ditengah kekagumannya, netranya menangkap suatu moment yang tak seharusnya tak ia saksikan di bawah sana.

Di sebrang jalan sekolahnya ia melihat seorang pria bertopeng tengah membunuh seseorang di sebuah gang sepi dengan menggunakan pisau, si pembunuh itu menikam perut sangat korban berulang kali. Mata gadis itu bahkan menyaksikan darah yang mengucur deras keluar dari perut itu dan menyatu dengan air hujan. Darah itu kian mengucur dan mengalir.

“ OH GOD!!! ” Zellina memekik kencang matanya melebar.

Entah pekikkan Zellina yang terdengar jauh sampai bawah sana atau hanya firasat saja, pembunuh itu menoleh kearah gadis itu lalu menyunggingkan senyum misterius, yang sangat menakutkan.

Tubuh Zellina bergetar hebat sungguh ia tak pernah merasa setakut ini sebelumnya. Tiba tiba ia merasakan ada seseorang menepuk pundaknya pelan—

Gadis itu terkaget dan langsung berbalik seraya memasang sikap kuda-kuda, ternyata itu hanya gurunya yang berdiri sambil memasang tampang bingung

“ Ada apa nak?, ”

" Ohh tidak pak, tadi ada kecoa terbang, terus saya kirain tadi kecoa mutan yang nepuk pundak saya,makanya saya pasang kuda-kuda pak, hehe, " Gadis itu hanya menyengir ,sontak aksinya itu mengundang gelak tawa seisi kelas.

Kkkrriinggg!!

Bel pulang sekolah-pun akhirnya berdering. Walaupun hujan masih melanda dnegan deras, para murid tetap berhamburan pulang dengan gembira, tak terkecuali para member AM yang dengan riangnya berjalan berdampingan keluar gerbang sekolah. Namun, ada yang berbeda kali ini Zellina yang biasanya paling ceria itu pun murung dengan wajah yang pucat pasi, satu persatu member mulai berpamitan pulang, hanya tersisaAileen dan Zellina saja yang menunggu di parkiran. Aileen yang berada di samping Zellina kini merasakan ada yang berbeda dengan gadis ini

“ Jel, lo kenapa? ”

“ Ehmm, gapapa kok ”

“ Beneran gue tanya, lo kenapa?! ” Aileen memasang wajah yang sangat serius, lalu menepuk pundak sahabat nya

Sungguh, Zellina tidak bisa berbohong jika Aileen sudah begini.

“ Yaudah sini gue bisikin ”

Zellina mencondongkan sedikit badannya mendekat, lalu berbisik lirih di telinga Aileen dengan nada ketakutan

“ G-gue tadi liat pp-pembunuhan di gang sebrang sekolah, terus dia natap gue ”

“ Lo serius?! ”
Zellina mengangguk pelan.

“ Gue takut Len..! ”

“ Tenang Zel! Gue bakal temenin lo kok, tenang dulu ya! ”

Zellina mengangguk pasrah,Aileen pun segera menarik lengan sahabat nya menuju ke mobil lalu mendudukkan nya di kursi penumpang, tanpa membuang waktu lebih lama lagi dirinya pun segara duduk di kursi kemudi dan langsung menancap gas mobil milik nya, melajukan mobil itu ke arah jalan menuju rumah miliknya.

“ Kok kita ke rumah lo ai? ”

“ Hiis ikut aja, nanti kalau lo pulang takutnya si pembunuh nanti kerumah lo! ”

“ Owhh bener juga ”

Aileen hanya mendengus, Akhiranya mereka tiba di kediaman Aileen, mereka segera turun dan bergegas masuk ke dalam rumah, lalu mengunci pintunya.

Cklek

Hufft

Zellina menghembuskan nafas nya dengan berat, merasa lega karena ia sudah aman, ia mendaratkan pantatnya ke kursi ruang tengah

“ Tunggu sini jel, gue ambilin minum dulu ”
Aileen pun segera bangkit dan pergi ke arah dapur untuk mengambil dua gelas air mineral, namun nafas nya tercekat tatkala netranya menangkap siluet
seorang pria yang tengah duduk membelakanginya di ruang makan .

Apakah itu ayahnya? Ah tidak ayah dan ibunya pergi ke Belanda kemarin, lalu dia siapa?

Perlahan pria itu menoleh, tersenyum miring dan menatap Aileen

Mata gadis itu melebar ia tercengang

“ Ngapain lo disini? ”

“ Bertamu, dan mengambil milikku ”

Aileen terdiam sejenak, berpikir, kemudian dia menyadari sesuatu

“ Jadi l-lo yang dilihat Zellina tadi? ”

“ ya ”

Bugh!!  Bugh!!

Tanpa aba-aba pria itu memukul perut dan kepala Aileen dengan keras. Aileen seketika tak sadarkan diri.

Pria itu tersenyum remeh “ Mimpi indah Aileen. ”
.
.
.
Zellina yang mendengar suara kegaduhan dari dapur pun terkejut

‘ ngapain Aileen di dapur? Berantem sama kuceng? ’

Pikirnya

Kemudian gadis itu mendengar suara langkah kaki mendekat, ia mengira bahwa itu langkah kaki sahabatnya, denggan santainya ia berujar

“ Lo ngambil air minum aja pakek ribut segala sama kucing, leen! ”

“ Jadi lo nganggep gue kucing zel, hm? ”

Suara berat itu mengalihkan atensi Zellina dan membuat gadis itu seketika berbalik, betapa terkejutnya ia kala ia mendapati seseorang yang dikenalnya

“ Loh, Rangga? ”

To Be Continued

Ingin tahu kelanjutannya? Tunggu part 2

Sorry lama banget saya up nya^^, I hope you’ll enjoy my storie

«Danilia Zea Mazzellina Carrington»

Story Life of A MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang