Bday

Chapter 4

JUNO POV

Happy reading ^•^

Juno anak kedua dari keluarga Koko yang dikenal juga dengan nama ko Juno.
Seorang yang populer dikalangan remaja dan dijuluki oleh para penggemar, Tampan, tinggi, rahang yang tegas, bibir yang seksi, benar-benar pria yang perfect, hanya saja terlalu dingin dan kaku. Susah didekati, seakan orang-orang hanyalah pengganggu yang membuat nya tidak nyaman.

Di penerimaan mahasiswa baru, Juno dipertemukan dengan seorang pria yang benar-benar membuat nya risih bernama M.soleh.

Pria manis yang banyak bicara dan selalu berusaha mendekatinya. Saat pertemuan pertama mereka Soleh sudah menunjukkan senyuman manis didepannya, membuat Juno jengkel dengan pria itu. Namun, entah karena apa semakin Juno berusaha menjauhi pria itu mereka malah semakin dekat.

Aahhhhh!!

Juno dibuat gila oleh senyuman manis pria itu, ditambah caranya memanggil Juno dengan nama 'junjun' membuat telinga Juno yang mendengarnya menjadi panas. Junjun adalah panggilan yang paling berkesan dihati, Juno.

Beberapa tahun yang lalu, saat Juno berusia sepuluh tahun, pada musim dingin, dia berlibur ke Singapura bersama dengan kakak dan seluruh keluarganya dirumah saudaranya.

Sore itu Juno pergi ke taman bermain snow city, disana ada banyak anak seusianya, yang sedang bermain.

Juno adalah anak yang tidak tahu cara bergaul dengan orang lain, jadi dia menuju tempat yang sepi disana dan membuat saljunya.

Bukk!!

Tiba-tiba seorang melemparinya dengan bola salju. Juno berbalik dan melihat anak kecil yang mungkin seusianya berlari kearahnya.

"Maaf-maaf, apa kau baik-baik saja?" Anak kecil itu sangat manis dia memiliki gigi kelinci yang cantik, melihatnya terlihat khawatir seperti itu membuat Juno merasa bersalah.

"Tidak apa-apa" ucap juno rendah, dia hendak meninggalkan pria manis itu karena bagaimanapun juga, Juno sadar kalau dia adalah seorang gay'. Dia menyadari itu saat dia berusia delapan tahun, dia pernah menyukai teman sekelasnya karena anak itu sangat baik dengannya. Namun karena sebuah kesalahan anak itu mengalami kecelakaan dan meninggal dunia, membuat Juno anak yang pendiam menjadi anak yang dingin. Dia tidak ingin ada anak yang dekat dengannya lagi.

"Tunggu" Juno berhenti mendengar suara ceria itu, dan menatap tangan ramping yang menahannya.

"Kau mau kemana? Ayo kita bermain bersama" ajak anak manis itu, sambil tersenyum membuat Juno terpaku.

'Anak ini terlalu manis' pikir Juno dalam hati.

"Ohh ya, aku Kuki, Siapa namamu?"

"Aku Juno " ucap juno

"Kalau begitu aku akan memanggil mu junjun, itu terdengar manis" kata Kuki sambil tersenyum lebar hingga matanya berbentuk bulan sabit.

"Hmm" Juno merasa agak canggung dengan panggilan itu, dan tiba-tiba dia berhenti dan menatap tangan Kuki yang memegang tangannya.

"Kuki..." Kuki berhenti dan menatap Juno.

"Ada apa?" Tanya Kuki heran.

"Kuki, apa kau akan terus memegang tanganku?" Tanya juno dengan telinga memerah.

"Memangnya kenapa, bukankah kita berteman" Kuki tersenyum dan menggenggam tangannya erat. "Lagipula aku merasa nyaman memegang tangan orang lain" senyum kuki semakin cerah.

"....." Juno yang mendengar ini tidak bisa lagi menatap wajah ceria Kuki, dia belum pernah sedekat ini dengan siapapun bahkan memegang tangan orang lain, orang yang dia sukai sekalipun tidak pernah menyentuh tangannya.