PART 34

359 10 0
                                    

Sebelum baca chapter ini, alangkah baiknya kalian kasih vote ⭐, Comment 💬, and share cerita ini ❤️❤️

Jam berapa kalian baca ini ^^?

Happy Reading ^_^

❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥

      Disinilah Rifqi sekarang, menunggu Dafina di depan gerbang. Selama di rumah sakit ia jarang mengabari Dafina seperti biasanya.

"Dafina!" Panggil Rifqi saat melihat cewek itu keluar dari gerbang bersama teman-temannya.

Dafina kaget melihat Rifqi ada di depan gerbang sekolah. Ketika Dafina mau melangkahkan kaki ke Rifqi, tapi cowok itu memberi isyarat untuk tetap di situ.

"Lo lupa apa yang pernah gue bilang? Cowok ditakdirkan untuk mengejar sedangkan cewek ditakdirkan menunggu."

Bibir Dafina melengkung ke atas.

"Lo gak marah atau khawatir atau apa gitu ama gue?" Tanya Rifqi.

Dafina menggeleng.

"Why?" Tanya Rifqi.

"Karna gue percaya ama kakak."

"Jangan terlalu percaya ama orang, karna tidak semua manusia itu baik," kata Rifqi sambil membelai pipi Dafina.

"Iya tau kok."

"But, kalo lu mau percaya ama gue gak papa."

"Najis lo Rif, udah gak masuk sekolah tiga hari tapi masih bisa jemput Dafina," cibir Bima yang baru saja keluar dari gerbang dengan Rayn dan seorang cowok.

      Dafina membulatkan matanya saat melihat cowok yang bersama Bima. Joy Yudianto Sinaga.

"Kenalin ini temen sekelas gue namanya Joy Yudianto Sinaga, dia siswa baru di sini." Rayn memperkenalkan Joy dengan yang lain.

Mereka salaman satu sama lain.

"Gue boleh nanya?" Tanya Joy.

"Nanya apa?"

"Lo punya hubungan ama Dafina? Gue liat belakangan ini kalian deket banget. Jangan bilang kalian pacaran?"

Rifqi menggelengkan kepalanya, "Gak, dia bukan cewek gue."

      Perasaan Dafina sakit saat mendengar jawaban Rifqi. Tidak dianggap itu menyakitkan. Jadi selama ini apa? Cowok itu hanya mempermainkannya?

Dafina tersenyum miris, "Iya kita gak pacaran kok."

"Noh kalian denger sendiri kan, kalo gue ama dia gak pacaran," kata Rifqi dengan kedua tangannya berada di saku.

"Bagus deh, jadi gue bisa dapatin hati lu Daf." Batin Joy.

"MAKSUD LO APAAN, HAH?! JADI SLAMA INI LO CUMA PERMAINKAN DAFINA?" Bentak Bunga yang sudah emosi.

"Dengerin gue dulu. Dia bukan pacar gue melainkan she's my happy ending," ucap Rifqi sambil mencium kening Dafina. Sementara Dafina membulatkan matanya saat keningnya dicium.

      Joy mengepalkan tangannya saat Rifqi beraninya mencium kening Dafina dihadapannya.

"Yuk pulang," ajak Rifqi sambil menarik dan menggenggam tangan Dafina.






➷➷➷➷

      Kelas Dafina sudah lumayan ramai oleh teman-teman sekelasnya. Bisma dan kawannya sedang main laptop di pojok kelas.

SMK (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang