PART 41

508 15 0
                                    

Sebelum baca chapter ini, alangkah baiknya kalian kasih vote ⭐, Comment 💬, and share cerita ini ❤️❤️

Jam berapa kalian baca ini ^^?

Happy Reading ^_^

❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥

Makasih atas semuanya dan makasih banyak sudah mewarnai hidup gue di masa putih abu-abu ini.

❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥

"Mungkin yang gue bilang ini ngebuat lo benci ama gue, tapi gue harus bilang ke lo," ucap Rifqi.

      Dahi Dafina bergelombang ia tidak mengerti apa yang diucapkan cowok itu padanya.

"Gue sebenarnya bukan suka sama lo tapi gue cinta dan sayang ama lo, Daf. Bahkan gue sempet mikir kalo kita berdua bakal jadi temen hidup lalu punya anak dan cucu yang banyak," ucap Rifqi.

"Tapi kayanya itu gak bakal terjadi," lirih Rifqi.

"Kenapa?" Tanya Dafina.

"Karna gue mau hubungan ini putus," ucap Rifqi dingin.

      Saat Rifqi mengatakan hal itu membuat Dafina terkejut. Dafina menatap mata Rifqi untuk mencari kebohongan tapi nyatanya tidak ada, yang diucapkan Rifqi semua itu kebenaran.

"Maksud lo, Kak?" Tanya Dafina. Dafina menatap Rifqi dengan mata yang berkaca-kaca sedangkan yang ditatap dingin.

"Lo ngerti kan apa arti kata putus? Gak perlu gue jelasin kan?" Tanya Rifqi.

      Pertahanan Dafina runtuh, air mata yang ia tahan keluar membasahi wajahnya. 

"Jangan bercanda Kak, gak lucu sumpah!" Bentak Dafina.

"Gue gak bercanda."

"Kak, kenapa kakak hiks mutusin gue? Apa ini ada hiks hiks hubungannya sama Lisa?" Tanya Dafina.

"Tidak ada sama sekali hubungannya dengan Lisa," jawab Rifqi.

"Terus apa, Kak? Hiks pasti ada alasan kenapa kakak mutusin gue hiks," tanya Dafina.

"Gue gak bisa bilang sama lo, Daf."

"Kenapa, Kak? Bukannya kakak pernah bilang kalo diantara kita tidak boleh ada rahasia dan kebohongan," tanya Dafina.

"Gue bilang gitu karna kita masih pasangan, tapi sekarang kita bukan lagi pasangan jadi itu udah gak berlaku," ucap Rifqi.

      Dafina merosot ke bawah ia merasa sakit. Kenapa saat kita sudah sayang-sayangnya malah saat itu juga kita dijatuhkan? Kenapa?
      Rifqi memeluk Dafina lalu melepaskan pelukan dan beralih memegang kedua pundak Dafina. Rifqi menatap kedua mata Dafina yang dipenuhi air mata.

"Gue harap lo bisa mendapatkan laki-laki yang lebih baik dari gue, Daf. Semoga semua cita-cita, impian, keinginan lo terwujud, Daf. Aamiin." Rifqi mendoakan Dafina.

"Gue minta maaf jika slama ini ngebuat lo sakit, kecewa, sedih," ucap Rifqi.

"Asal lo tau laki-laki yang mendapatkan lo kelak pasti sangat beruntung karna lo baik, cantik, manis, lucu, gemes, pintar, setia, penyayang walaupun agak polos," ucap Rifqi.

"Gue pergi, Daf. Makasih atas semuanya dan makasih banyak sudah mewarnai hidup gue di masa putih abu-abu ini. Gue gak bakal ngelupain lo dan jika ada sesuatu yang terjadi jangan segan-segan minta bantuan ama gue," ucap Rifqi sebelum pergi dari sana.








SMK (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang