1. S A K TA

15.5K 451 24
                                    

[ Cerita ini udah direvisi total Jadi, cerita yang kalian baca sekarang adalah cerita versi terbaru ]

1. S A K T A

Saat ini kantin sekolah dipadati dengan para siswa yang sedang mengisi perut mereka. Termasuk inti Sakta, saat ini mereka tengah mangisi perut mereka dengan cemilan-cemilan kecil.

Kuaci yang Marsel beli disimpan ditengah meja, agar disantap bersamaan. Hampir semua siswa memperhatikan meja inti Sakta itu, bagaimana tidak. Gelak tawa mereka hampir mendominasi kantin ini.

"Sayur-sayuran apa yang nyenengin,?" tanya Skala dengan senyuman jahilnya.

"Paling juga sayur mak gue yg berhasil ditawar dipasar," ujar Davian sambil memakan kuaci, Skala menggeleng salah.

"Toge" jawabnya. Mereka menggerut heran, Toge?

"TOGEther with you," ujar skala sambil memberikan love sign pada Davian, yang sukses membuat Davian bergidik ngeri.

"Skal, gue tau lo kurang laku. Tapi ga gini juga men," ucap Marsel sambil mengelus punggung Skala. Tanpa secara langsung Marsel menganggapnya homo.

"Astagfirullah, gue masi suka cewe!" lawannya, enak saja disangka homo muka ganteng gini yakali kaga punya ceng-cengan.

"Yu bismillah dulu, gue tuntun lo kejalan yang Benar," ucap Rangga sambil tertawa melihat muka kesal Skala. Emang bener nge-bully temen tuh suatu kenikmatan yang hqq

"Skala uda sesat dari awal Rang, susah kalo mau dilurusin," ujar Titan.

"Kalian temen gue bukan si" kesal Skala. Cape aa diginiin

Mereka saling pandang, "Lah emang lo temenan sama kita?," ujar Rangga dengan sengaja membuat Skala semakin kesal.

"Ada akhlak lo nanya kaya begitu?" sudah seperti mereka melupakan semua yang telah dilalui bersama-sama

Mereka terbahak, Skala memang sasran paling empuk untuk dibully. Pandangan para siswa memusat pada mereka karena gelak tawa mereka yang begitu keras.

Tak ada yang berani memarahi atau sekedar menegur. Mereka tak cukup nyali untuk melakukan itu, dan yang terpenting. Mereka masi ingin bersekolah dengan tenang disini,

Karena, sekali kamu berurusan dengan mereka jalan keluar hampir mustahil untuk terlihat.

"Ngaku kemaren siapa yang kempesin ban motor gue," tanya Rangga kemarin dia sampai pulang dengan ojek online.

Semua saling berpandangan menuduh, "Gue kan baliknya terakhir," ucap Marsel membela diri,

Tian tersenyum penuh arti pada Skala, "Pasti lo kan?" tuduh Titan, sambil menunjuk pada Skala yang terlihat panik

"Bukan Rang, nih si Davian nih," Skala membela dirinya dan menunjuk Davian sebagai biang dari kerusuhan kemarin.

"Engga Rang, gue disuruh dia!" ucap Davian kembali menunjuk Skala, keduanya berselisih.

"Gue kan bercanda" bela Skala

"Tetep aja lo yang nyuruh," ujar Davian

RANGGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang