8.KANTIN

3.6K 212 19
                                    

Vote komennya jangan lupa prennn<3








HAPPY READING...






8. KANTIN

"WOYY SKALAA, BALIKIN PULPEN GUE!" Teriak Gadis lantang, sedangkan sang empu malah mengejek kesenangan.

"Pinjem doang ga boleh" ketus Skala

"Masalahnya pulpen gue selalu kembali dalam keadaan ga utuh kalo lo yang pinjem" kesal Gadis setiap dibalikan ada saja bagian yang hilang. Entah tutup pulpennya ataupun bahkan pulpennya yang ikut hilang.

"Ahhh pelit lo mah," ejek Skala membuat emosi Gadis semakin membuncah.

"Bacot cepet siniin" kesal Gadis sambil menghampiri Skala.

"GADIS JANGAN MARAH-MARAH TAKUT NANTI LEKAS TUAAAA~~" nyanyi Skala menuruti nada yang sedang viral itu.

Gadis yang tadinya emosi menjadi sedikit melting, ini repot ni kalo sampe dia keliatan salting bakalan dicengceng abis-abisan.

"Skala cepettt" rengek Gadis dengan niat mengambil pulpen yang berada ditangan Skala

"Aduhhh makin imut muka lo kalo kaya gitu," ucap Skala sambil menatap Gadis lembut Gadis langsung saja memalingkan wajahnya. Ini buaya satu ngerepotin perasaan aja, inget Gadis dia buaya ga boleh ke goda

"Ishhh banyak omong lo" ketus Gadis lalu merebut pulpennya yang berada ditangan Skala dan pergi menuju bangkunya kembali. Meninggalkan Skala yang masih tersenyum memandangnya dengan tatapan berbeda

"Bisa aja modusnya" ujar Davian ketika Skala duduk disebelahnya

"Itu bukan modus" ujar Skala sambil masih memandangi Gadis yang tengah fokus mencatat tugas yang berada dipapan tulis.

"Terus?" Davian kali ini mulai tertarik dengan obrolannya

Skala membuka bukunya dan mengeluarkan pulpen ungu dari tasnya yang tentunya itu milik Gadis yang sengaja ia simpan.

"Usaha" ucap Skala dengan senyum manisnya.

Davian tertawa renyah "kali ini yang keberapa Ska," tanya Titan yang ada didepannya yang sendari tadi menyimak obrolan mereka berdua.

"Dia bakalan jadi satu-satunya, bukan salah satunya" ujar Skala aduhhh buaya satu ini terlihat meyakinkan namun masih diragukan.

"Serus lo? Nanti dikantin ada yang bening dikit lo deketin" ujar Rangga menebak

"Gadis beda, gue udah coba deketin dia dari kelas 10. Tapi sampe sekarang belum dapet" ujar Skala sebenarnya dia sering berganti-ganti perempuan semata hanya untuk pengalihan saja.

"Pinter ye modusnya, ngejailin terus" ucap Titan

"Ungkapin lah, yakali diem doang" ujar Rangga menyemangati Skala

"Udah, dan dia ga percaya kalo bakalan jadi satu-satunya" ucap Skala dengan sendu playboy-playboy gini dia bisa serius kalo masalah cinta. Cinta dalam artian sesungguhnya

"Gimana mau percaya tiap hari gosip lo keluyuran mulu sama beda-beda cewe" ucap Davian,

"Gadis orangnya oke si, humble, manis, attitude bagus, bersih dari kasus," ujar Titan

"Awas lo suka" ujar Skala memandang Titan tak suka

"Kayaknya si belum, gatau kalo nanti" ucap Titan dengan senyum simpulnya membuat Skala kesal.

"Santai aja si, gue bukan temen makan temen" ujar Titan ketika melihat raut wajah Skala yang tak bersahabat.

Skala kembali memandang Gadis yang sedang mencatat. Rambut coklatnya, mata hitamnya, tinggi nya yang hanya sebatas dadanya, hidung mancungnya, kulit putihnya, dan lesung pipi yang menjadi pemanisnya disetiap senyumnya. Dalam benaknya Gadis lebih dari kata cantik.

"Kejar sebelum hilang, genggam dan jangan pernah dilepaskan" ucap Rangga ketika melihat kesungguhan dimata Skala.

•••••

Bel istirahat berdering disetiap lorong kelas, membuat setiap siswa bersorak kesenangan.

Kini Claudia dan teman-temannya telah berada dikantin yang cukup padat ini. Mereka belum memesan makanan karena stand makanan masih padat

"Prustasi banget gue tadi ngerjain ulangan Fisika. Mana jauh dari bangku lo lagi" kesal Stevi ketika ulangan tadi duduk mereka diacak oleh gurunya

"Makanya belajar jangan pas mau ada ulangan doang" nasihat Claudia pada Stevin

"Gue bukan anak dengan jiwa ambis" ucap Stevi

"Nahh, sama" setuju Lauren

"Pesen makanan sekarang aja ga si, udah lumayan kosong tuh" ucap Lauren

"Yaudah gue yang pesen makanan sama Stevi lo jagain meja ini" ujar Claudia lalu pergi dengan Stevi menuju stand makanan

Setelah lumyan lama mengantri kini pesanan mereka sudah siap, stevi membawa makanan dan Claudia membawa minuman. Namun saat berbalik nampannya tak sengaja menabrak punggung seseorang membuat satu minumannya tumpah dan mengenai seragam laki-laki itu

"Ohhh shittt" ujar laki-laki itu ketika merasakan hawa dingin menembus bajunya.

Dia berbalik dan menemukan Claudia dibelakangnya. "Maaf gue ga sengaja" ujar Claudia tidak enak bagaimana pun ini salahnya yang tak berhati-hati

Rangga memejamkan matanya kesal lagi-lagi waketos ini, tanpa banyak omong dia membuka bajunya membuat Claudia spontan menutup matanya.
"Lo ngapain buka baju gitu" ujar Claudia

Rangga tersenyum simpul "otak lo kotor juga ya, buka mata lo gue ga segila itu" ucap Rangga

Perlahan Claudia membuka matanya lalu melihat Rangga yang hanya mengenakan baju hitam.

"Cuci yang bersih baju gue" ucap Rangga sambil meletakkan bajunya dibahu Claudia karena kedua tangan Claudia masih memegangi nampan.

"Lain kali jangan ceroboh," ujar Rangga tepat disamping telinganya lalu pergi dari kantin.

Claudia masih kaget, tubuhnya seperti mematung. Perlahan dia menarik nafasnya lalu pergi ke meja teman-temannya

"Gapapa lo" tanya Stevi

Claudia menggeleng meyakinkan teman-temannya bahwa dia baik-baik saja. Dia membawa seragam Rangga yang masih berada dipundaknya memandangnya sebentar lalu menyimpannya disamping.

"Pasti wangi tuh seragam" ujar Lauren sambil tersenyum penuh arti

Claudia memandang tajam Lauren, seperti mengisyaratkan untuk diam. Dia melihat sekelilingnya beberapa siswi terlihat memandangnya dia sudah menebak adegan tadi pasti banya disaksikan soswa disini.

"Aduhh gue tadi ceroboh banget sih" geram Claudia pada dirinya sendiri.

"Takdir itu namanya" ucap Stevi membuat Caludia diam. Oke ini harua menjadi terkahir kalinya dia berurusan dengan Rangga

•••••

Lop UU gaisss<3






———SALAM SATU DARAH———

RANGGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang