Suara derap langkah kaki menyusuri lorong kantor, seorang gadis cantik sedang membawa map cokelat kesana kesini, keringatnya mulai bercucuran.
"Panas banget hari ini" keluh gadis itu sembari keluar dari kantor yang baru ia masuki.
"Susah banget ya sekarang mau cari kerja ditolak terus" keluh gadis itu.
Ya gadis cantik itu bernama Lalisa Manoban seorang pelajar yang baru saja lulus dan mencari pekerjaan guna menghidupi keluarganya.
Karena hari sudah mulai gelap ia pun memutuskan untuk pulang.
"Lisa lo gak boleh lemah ini semua buat keluarga lo, semangat besok pasti lo dapet kerjaan"
Langkahnya terhenti ketika melihat sesuatu terinjak di kakinya.
"Ini dompet siapa ya" batin lisa seraya mengambil dompet yang tadi terinjak olehnya.
Lisa menoleh kanan kiri guna menemukan pemilik dompet itu.
"Apa ini punya ibu itu ya, cuma dia yang di sekitar sini" batin Lisa seraya melihat ke arah wanita paruh baya yang sedang menelfon di seberang jalan.
"Gue tanya aja deh"
"Permisi bu, apa ini dompet milik ibu" Lisa menghampiri wanita paruh baya itu sembari menyodorkan dompet yang ia temukan tadi.
"Eh iya nak. Kamu nemu dimana?" tanya wanita paruh baya itu.
"Tadi jatuh disebrang bu" jawab Lisa seraya tersenyum.
"Kamu nyari kerja ya nak?" tanya wanita paruh baya itu ketika melihat Lisa membawa map cokelat yang berada di tangannya.
"Iya bu"
"Boleh ibu liat" tanya wanita paruh baya itu, Lisa hanya tersenyum dan memberikan map cokelat yang berisi surat lamaran pekerjaan dan ijazah dia.
Ijazah dengan nilai yang memuaskan, karena memang Lisa adalah orang yang pintar, selalu menjadi juara kelas dan tak dipungkiri banyak mendapatkan piala karena prestasinya itu.
"Nilai kamu bagus, kalo kamu mau kamu jadi guru privat anak saya, sekaligus jaga anak saya" tawar wanita paruh baya itu.
"Yang benar bu. Dengan senang hati saya menerima pekerjaan itu" jawab Lisa antusias bukan main.
"Oh iya saya Jeon Irene dan mulai besok kamu boleh mulai jaga anak saya dan jadi guru privat dia" ujar wanita paruh baya bernama Irene itu seraya mengeluarkan kertas dan memberikannya pada Lisa.
"Oh iya nama kamu siapa?"
"Lisa bu"
"Ini kartu nama saya itu ada alamat rumah saya, kamu bisa dateng besok" Lisa menerima kartu nama itu dengan senang hati.
"Baik bu"
***
Lisa memulai bersiap siap dan berangkat menuju alamat yang dia tuju."Semoga hari pertama aku lancar" batin Lisa.
Sebuah rumah besar dan mewah dengan dekorasi putih hitam taman yang indah dan tersusun rapi. Itu membuat Lisa berdecak kagum bagaimana tidak rumah ini seperti istana beda dengan rumah miliknya. Tapi Lisa bersyukur masih memiliki ibu dan adik yang sangat menyayangi dirinya.
"Cari siapa?" tanya satpam yang sudah ada di hadapan Lisa.
"Mengagetkan saja" batin Lisa.
"Ini pak" ujar Lisa seraya memberikan kartu nama pada satpam itu.
"Oh non Lisa, kata nyonya suruh masuk aja non, Silahkan"
"Makasih ya pak" ujar Lisa seraya tersenyum.
•••
"Apa! Diajarin sama dia!" teriak laki-laki itu yang nampak terkejut.
"Iya kookie, Lisa orangnya baik kok bisa ngajarin kamu terus bisa jagain kamu juga" kata Mama laki-laki yang di panggil kookie itu.
"Mamaaa. Jungkook udah besar, kenapa pake dijagaain segala Jungkook juga udah pinter jadi nggak perlu guru privat juga ma" Laki-laki memohon pada mama nya dengan nada merajuk.
"Jungkook sayang gak boleh ngelawan mama sama papa nanti dosa. Lagi pula kamu kan kalo tidur harus minum susu pake gelas dot. Nanti kalo mama pergi biar ada yang jagain kamu" jelas mamanya yang membuat Jungkook malu setengah mati. Bagaimana tidak mamanya membongkar kebiasaannya.
Lisa yang mendengar hanya terkikik geli. Dia pikir dia harus menjaga dan mengajari anak yang nakal. Ternyata anak yang harus dia jaga itu seperti anak manja. Jadi ia harus banyak bersabar menghadapi sifat dari anak bos nya ini.
Jungkook yang melihat Lisa terkikik menatapnya dengan tajam.
"Lebih baik iyain aja, sebelum mama bongkar aib gue" batin jungkook seraya melirik Lisa sinis, sedangkan Lisa hanya acuh.
"Oke ma, aku mau tapi setiap mau tidur aku mau di buatin susu cokelat tiap malam, di pok pokin sama dipeluk dan dicium sebelum tidur" pinta Jungkook manjanya minta ampun pada mamanya.
Sedangkan Lisa membulatkan matanya tak percaya, sungguh permintaan laki-laki bernama Jungkook itu sangat menyebalkan. Ia tak habis pikir ada laki-laki semanja ini, bahkan adiknya aja tak semanja laki-laki bernama Jungkook itu.
"Iya kookie sayang, pasti Lisa turutin kemauan kamu kok. Iya kan nak Lisa?" Lisa hanya mengangguk kaku.
"Ishhh mama Jungkook udah gede jangan di panggil kookie" rengek Jungkook tak terima.
"Iya deh Jungkook bukan kookie lagi" kata mamanya pasrah.
Dan Lisa sedari tadi hanya menahan supaya tak tertawa melihat usia Jungkook yang remaja tapi, tingkah masih seperti anak tk.
"Apa lo liat-liat hah!? Gue colok lo" ketus Jungkook.
"Yang sopan dong sayang, papa sama mama gak pernah ngajarin kamu kayak gitu" papa laki-laki bernama Jungkook itu mulai bersuara.
"Biarin abisnya dia ngeliatin Jungkook mulu pake ketawa gitu"
"Maaf buk pak" ujar Lisa.
"Itu kan Lisa udah minta maaf" ucap mamanya.
"Udah kamu ambil buku pelajaran sana biar Lisa ajarin kamu" pinta mama Jungkook.
"Males ma"
"Cepet sayang" ujar mama Jungkook dengan nada yang agak tinggi.
"Iya iya jungkook ambil"
Jungkook pun berlalu.
"Maafin sikap anak saya ya nak" ujar papa Jungkook.
"Gak papa kok pak"
"Saya sama istri saya pergi dulu ya nak, kalo butuh apa-apa bilang aja sama bik inah" Lisa hanya mengangguk pertanda iya.
New story
Semoga suka:)
Follow, Vote dan Komen
KAMU SEDANG MEMBACA
Spoiled Boyfriend [Lizkook]
Genç Kurgu🏵️[On Going] "Jungkook's spoiled attitude always makes two possibilities for laughter or annoyance... Lisa's adult attitude actually makes her fall in love" Jeon Jungkook↔Lalisa Manoban Story by devaokta Cover by nekoidp [Start : 19 Desember 2019] ...