"Jung Clara!"
Guanlin tiba-tiba berteriak sangat kencang di tengah-tengah lapangan sekolah, membuat semua orang yang berada di sana melihat kearahnya.
Clara yang sedang berjalan bersama Umji di lapangan sangat terkejut mendengar teriakan Guanlin yang memanggil namanya. Langkahnya terhenti saat melihat Guanlin yang berdiri di tengah-tengah lapangan yang ramai.
Umji menoleh kepada Clara yang masih diam mematung. "Dia kenapa Ra?" Clara mengeleng pelan sebagai jawaban.
Clara dapat melihat Guanlin yang menatapnya dengan sangat lembut, lalu perlahan Guanlin berjalan mendekati Clara.
Tubuh Clara gemetar, ia ingin membuka mulutnya namun tak sanggup. Seolah ada yang menahannya untuk membuka mulutnya.
Suasana lapangan yang tadinya ramai sekarang menjadi hening, semua orang hanya diam menyaksikan Guanlin yang berjalan mendekati Clara dengan membawa sebuket bunga cantik yang Guanlin pengang di tangan sebelah kanannya.
Umji yang seakan mengerti suasana di situ pergi menjauh dari Guanlin dan Clara.
Calara ingin menahan Umji pergi, membiarkan Umji tetap di sampingnya. Namu ia tidak bisa bergerak sama sekali, tangannya tak mampu menggapai tangan Umji.
Tubuh Clara semakin bergetar saat Guanlin sudah berhenti tepat di depannya. Jantungnya berdegub sangat kencang, keringat dingin mulai bercucuran.
Clara terkejut saat Guanlin berlutut di hadapannya, lalu mengeluarkan kata-kata yang membuatnya ingin menangis.
"Clara, gua tau lo dari pertama ketemu sama gua lo benci banget sama gua, gua udah buat lo kesel, buat lo marah, sampe buat lo sebenci itu sama gua. Gua tau banget lo itu benci gua dari dulu." Guanlin memberi jeda kalimatnya.
"Tapi harus lo tau Ra, Gua cinta sama lo." Satu tetes air mata Clara terjatuh saat mendengar kalimat itu. Bukan tangisan kesesihan, melainkan tangisan kebahagiaan.
"Gua tau gua cuma cowok brengsek, gua cowok berandalan, cowok yang suka tauran, cowok yang suka balapan liar, cowok yang suka berantem, gua itu cowok yang suka minggat, suka cari masalah, langganan guru BK, pokoknya selalu cari masalah."
"Gua tau, gua gak pantes sama cewek kayak lo. Tapi inget ini Ra,"
"GUA CINTA SAMA LO JUNG CLARA!!"
Guanlin berteriak sangat kencang, sehingga urat-uratnya terlihat.
Suasana lapangan yang tadinya hening, sekarang berubah menjadi riuh. Semua orang banyak yang bersorak sangat kencang.
"Lo mau gak jadi pacar gua?" Guanlin menyodorkan bunga yang dari tadi ia pengang kepada Clara.
Clara mengangguk pelan menjawabnya lalu mengambil bunga pemberia Guanlin.
"Serius?" Tanya Guanlin memastikan.
Clara kembali mengangguk. "Iya, gua mau jadi pacar lo Guan."
Guanlin sangat tidak menyangka apa yang di dengarnya tadi, ia langsung memeluk tubuh Clara dengan sangat erat. Lalu Clara membalas pelukan Guanlin dengan erat, ia menangis bahagia.
Semua orang yang berada di lapangan teesebut bersorak riuh, ada yang berteriak, ada yang tidak menyangka, ada yang memberika selamat, dan ada juga yang tidak senang.
"... WOI KAK BANGUN!"
Clara terkejut dengan teriakan itu dan banguan dari tidurnya, kepalanya sangat pusing.
Lalu Clara menoleh kepada Chanwoo yang berdiri di sebelah tempat tidurnya.
"Dari tadi di bangunin gak bangun-bangun," Chanwoo mendengus kesal kapada Clara. "Mimpiin apa sih sampe gak bangun-bagun?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] I Hate You But I Love You
Fanfiction[END] "Pada akhinya, kita tak bisa lagi bersama. Kenangan kita hanya akan menyisakan luka." - Jung Clara Maaf kalo ada typo nya^^ ● Bahasa non baku ● Typo bertebaran