Happy reading❤.
.
"Melihatmu bersamanya membuatku sakit."
-Reynand Verdino***
Selama pelajaran dimulai Reynand tidak mendengarkan penjelasan guru didepan,entah kenapa Reynand terus mengingat kejadian Radit berbicara dengan Arin. Tidak hanya itu,Reynand juga memikirkan perkataan Sania yang dia dengar tadi.
"Apa bener Radit suka sama Arin?" Reynand berbicara pada dirinya sendiri.
"Lo ngomong apaan Rey?" tanya Arya.
Reynand terkejut karena ucapan Arya,"Gak ada," katanya berbohong.
"Ohh," jawab Arya sembari mengangguk paham.
"Perasaan,tadi gue denger kalau Reynand ngomong sesuatu deh," gumamnya pelan lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Setelah sekian lama berada di kelas,mereka segera berhamburan keluar kelas. Arin dan Sania bersiap untuk ke kantin,tapi sebelum itu mereka membereskan buku-buku mereka yang berada diatas meja dan memasukkannya ke dalam tas.
Mereka berjalan keluar kelas untuk menuju kantin,baru beberapa langkah mereka keluar,suara berat khas seorang lelaki memanggil Arin.
"ARINN!" teriak lelaki itu sambil berlari kearah mereka.
Sania menyenggol Arin,"Rin,bukannya itu Radit ya?" ucapnya.
"Iya,Radit. Ada apa ya dia manggil gue?" tanyanya pada Sania.
"Rin lo mau kekantin,kan?" tanya Radit dengan nafas yang masih terengah-engah.
"Iya,sama Sania," jawabnya.
"Bareng ya? Biar entar gue yang pesen,kalian tinggal cari tempat," jelasnya.
Arin berbisik pada Sania,"Gimana San?"
Sania tersenyum jahil,"Boleh kok Dit. Ayo!" ucapnya.
Mereka bertiga berjalan menuju kantin,dijalan mereka bertemu dengan Reynand,Arya dan Deni.
Arya berjalan mendekati Sania,"Woi curut!" serunya.
Sania menatap Arya malas,"Eh ada tengkorak idup!" balasnya.
Arin,Radit,Reynand dan Deni hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan dua manusia itu.
Setelah mereka sampai di kantin,Radit menanyakan Arin dan Sania apa yang ingin mereka pesan,lalu segera pergi untuk memesan makanan setelah Arin dan Sania menyebutkan pesanannya.
"Lah,si Radit kok cuma mesenin lo berdua sih?" tanya Deni pada Arin dan Sania.
"Gue juga gak tau Den,tapi kayaknya yang gue liat-liat,si Radit suka sama Arin deh," jawab Sania.
Arin melotot mendengar ucapan yang dilontarkan Sania,Reynand yang tadinya sibuk dengan ponselnya langsung tertarik mendengarkan Sania.
"Serius Radit suka sama Arin?" tiba-tiba Reynand mengeluarkan suaranya.
Sania tersenyum jahil,"Kayaknya sih gitu Rey,lo gak cemburu kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Silence
Teen FictionKetika Tuhan menghendaki,apapun dapat terjadi. Bahkan yang menurut kita tidak mungkin terjadi,akan terjadi jika Tuhan sudah menghendaki. Ini terbukti dari kisah seorang perempuan cantik,baik yang hidup sederhana bernama Arina Renata Siska. Dia menyi...