Happyreading❤🍭.
🌸
"Melihatmu memilih dia dan tertawa bersamanya membuatku sakit. Tapi,jika memang itu membuatmu bahagia,aku akan mengikhlaskan mu bersamanya."
-Arina Renata Siska..
"Aduh Arin kemana sih,udah mau gelap lagi,kalo dia kenapa-kenapa gimana?"
Radit masih mencari dimana keberadaan Arin,dia sudah mencari di semua sudut sekolah tapi sampai sekarang tidak ketemu juga.
"Raditt,akhirnya gue ketemu sama lo. Arin mana?" kata Sania yang tibatiba datang.
"Itu dia San,gue udah nyariin dia ke semua sudut sekolah tapi gak ketemu."
Terlihat dari raut wajah Radit,dia sangat mengkhawatirkan Arin.
"Mungkin dia masih ada dijalan sekitaran sini?" kata Sania.
"Coba lo telpon deh," saran Radit.
"Gue udah coba telpon tadi,tapi nomernya gak aktif,gue juga udah nelpon tante Riana dan katanya Arin belum pulang, " ucap Sania masih mencoba untuk tenang.
"Oke kita cari sekarang juga dijalan," Sania mengangguk setuju dengan perkataan Radit.
Setelah mengucapkan kalimat itu mereka segera menuju keparkiran,lalu pergi menjauh dari area sekolah.
Mereka menyusuri jalan dengan melihat kiri dan kanan,berharap ada Arin disana.
Disisi lain Arin berjalan sambil menundukkan kepalanya dan menangis,dia sangat sedih karena Reynand seperti berbeda dari biasanya. Arin tau dia bukan siapa-siapa dimata Reynand,tapi aneh bukan? Jika Reynand yang ramah kepada semua orang menjadi jutek dengannya.
Otak Arin daritadi memikirkan kejadian di belakang sekolah,dan disaat Reynand berkata dengan nada jutek kepadanya.
Arin terus berjalan tanpa pernah terpikir sedikit pun bahwa Sania dan Radit sedang mencarinya.
Sudah lama dia berjalan,hingga tiba didepan rumah dengan gerbang berwarna hijau,dia sudah sampai didepan rumahnya. Arin masuk kedalam kamar,mengganti pakaiannya. Seketika teringat bahwa dia meninggalkan Sania sendiri disana,dia bergegas mengambil ponselnya untuk mengabari Sania bahwa dirinya sudah berada dirumah.
Drtt.
Sania mengambil ponselnya,melihat disana ada sebuah notif,"Arin sms gue."
"Cepet buka," ucap Radit dengan wajah sedikit lega.
Sania membuka notif itu,lalu membaca pesan yang dikirim oleh Arin.
"Maaf San gue buat lo khawatir nyariin gue,gue cuma butuh waktu sendiri. Gue udah dirumah kok,jangan khawatir lagi."
Sania menatap Radit,"Arin udah dirumah," katanya.
"Syukur dehh,gue lega setelah tau Arin gak kenapa-kenapa," katanya masih fokus menyetir.
"Jadi sekarang gue anter lo pulang."
"Siyapp."
Saat itu juga,rasa khawatir Sania dan Radit terhadap Arin hilang,karena mereka sudah mengetahui kabar dari Arin.
Mereka pulang kerumah masing-masing,dan beristirahat.
***
Sekarang sudah jam istirahat,Arin berada ditaman belakang sekolah bersama pepohonan yang rindang,membuat suasana semakin tenang. Angin sepoy-sepoy yang melintasi badannya membuat Arin perlahan memejamkan mata untuk merilekskan pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Silence
Подростковая литератураKetika Tuhan menghendaki,apapun dapat terjadi. Bahkan yang menurut kita tidak mungkin terjadi,akan terjadi jika Tuhan sudah menghendaki. Ini terbukti dari kisah seorang perempuan cantik,baik yang hidup sederhana bernama Arina Renata Siska. Dia menyi...