11. Hurt

23 5 3
                                    

Happy Reading luv❤.

.

Anak kelas X IPS 1 kini berada dilapangan basket. Suasana disana sangat rusuh karena guru Olahraga mereka belum juga datang hingga sekarang. Ada dari mereka yang memainkan bola basket untuk sekedar berlatih,ada juga yang duduk sambil memainkan ponselnya untuk mengurangi rasa bosan yang menggangu saat menunggu guru itu datang.

Angin yang berhembus lembut membuat beberapa dari mereka mengantuk,sudah 30 menit mereka menunggu namun belum ada tanda-tanda guru itu datang.

"Aaa Arin,Pak Bambang kemana sihh? Bosen banget gue duduk disini nungguin dia," rengek Sania sembari memanyunkan bibirnya.

Arin terkekeh,"Sabar dong Sann," kata Arin menyenggol Sania.

Sania semakin kesal dengan jawaban yang diberikan Arin,"Harus berapa lama lagi nunggunya? Ini udah lama banget Rin," omelnya.

Arin hanya terkekeh sendiri melihat kelakuan Sania.

"REY AYO REY,KAMU PASTI BISA!" seru perempuan itu dari arah kiri Arin.

Arin mengarahkan pandangannya kekiri,perempuan itu adalah Vina. Vina sedang melihat Reynand tanding basket dengan siswa laki-laki lainnya. Pandangan Arin menjadi teralih kepada Reynand yang men-dribble bola basket dengan lincah. Arin tersenyum kecil,tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui jika Arin sedang tersenyum.

Setelah itu suara peluit terdengar nyaring ditelinga anak kelas X IPS 1. Mereka semua langsung menghentikan aktivitasnya,lalu berjalan menuju Pak Bambang.

"Selamat pagi anak-anak. Sebelumnya Bapak minta maaf sudah datang terlambat,karena Bapak masih ada urusan tadi. Sekarang materi olahraga kita adalah basket,tapi sebelum itu kita pemanasan dulu," jelas Pak Bambang panjang lebar.

"Pemanasannya dipimpin oleh ketua kelas kalian Fahri," katanya lagi.

Lalu Fahri maju kedepan dan memulai apa yang diperintahkan oleh Pak Bambang.

Anak kelas X IPS 1 mengikuti gerakan Fahri. Saat dirasa cukup,Fahri menghentikan pemanasannya,lalu mereka duduk sambil meluruskan kakinya,termasuk Arin dan Sania.

"Aduh capek banget gue,Rin," keluh Sania sambil memegang kakinya yang diluruskan.

Arin menatap malas Sania,"Sann. Ini tu baru bentar doang,masak lo udah capek gini sih."

5 menit mereka beristirahat,Pak Bambang kembali menyuruh mereka untuk berbaris dan menentukan kelompok masing-masing. Yang bertanding pertama adalah tim lelaki,tim Reynand melawan tim Dika. Reynand satu kelompok dengan Arya,Deni,Fahri dan Doni.

Pak Bambang melempar koin dan menangkapnya,lalu koin itu memunculkan lambang garuda yang dipilih oleh tim Dika.

Pritt!! Pak Bambang meniup peluitnya lalu pertandingan pun dimulai.

"Ayo Rey!! Kamu pasti bisaa!!" Vina berteriak menyemangati Reynand.

Reynand men-dribble bola basket lalu memasukkannya ke ring lawan.

"Yayyy!!" seru Vina sambil bertepuk tangan.

Sania menghadap Vina,menatap dengan tatapan kesal,lalu mendekatkan kepalanya dengan Arin,"Rin. Tuh cewek nggak bisa diem ya? Centil banget," bisiknya.

Arin melihat Sania,terlihat dari tatapannya dia tidak suka melihat Vina. Arin menggelengkan kepalanya lalu berkata,"Nggak boleh gitu San,biarin aja lah dia kan pacarnya Reynand."

Setelah mendengar perkataan Arin,Sania terlihat memanyunkan bibirnya. "Arin ih,lo nggak ngerti banget sih," Sania cemberut, sedangkan Arin hanya terkekeh melihat Sania.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love In SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang