Hanya cerita sederhana,kalau gasuka jangan dibaca. Dan makasih buat yang udah mampir❤.
***
"Dia memang ramah ke semua orang. Jadi,jangan baper!"***
Arin sudah datang ke sekolah sejak setengah jam yang lalu. Entah kenapa dia datang sepagi ini,Arin datang pukul 6 tepat.
Ceklek. Suara pintu dibuka.
Arin yang sedang menundukan kepalanya di atas lipatan tangannya langsung kaget.
Siapa yang datang sepagi ini selain dirinya?
Arin menegakkan kepalanya dan mengarahkan padangannya ke pintu kelasnya.
Reynand?. Batinnya.
Reynand berjalan ke arah mejanya. Letak meja nya berada di bangku tengah disebelah Arin dibarisan ke empat sedangkan Arin di barisan ke tiga. Reynand duduk bersama Arya dan didepan Reynand ada Deni.
Tak lama siswa kelas X IPS 1 banyak yang datang. Termasuk Sania sahabatnya.
"Saniaa,gue mau cerita dong",wajah Arin berbinar.
"Cerita apaan sih? Kayaknya seneng banget," terkekeh kecil.
"Lo tau gak sih,pulang sekolah kemarin Reynand manggil gue,dia manggil gue pake nama Line gue," Arin bercerita dengan senang.
"Serius lo?,syukur deh. Semoga aja Reynand suka sama lo."
Blushing.
"Ya ampun,Rin. Gue baru bilang gitu doang lo udah malu kayak gitu?" Sania terkekeh. "lucu banget lo."
"Udah ah,San. Gak usah di bahas lagi gue malu."
"Iya deh iyaa, Arina Renata Verdino," ucapnya sambil tertawa terbahak. Sampai-sampai seluruh siswa kelas X IPS 1 melihat ke arahnya.
"Saniaaa," teriak Arin dengan wajah yang memerah karena malu. Dan tidak lupa Arin memukul lengan Sania dengan keras sampai Sania mengaduh kesakitan.
"Rin gue ke toilet dulu ya," ucapnya tiba-tiba.
"Oke San."
Saat Sania keluar,tiba-tiba Reynand duduk di sebelah kursi yang diduduki oleh Arin. Reynand mengajak Arin berbicara. Dan seketika Arin menjadi gugup.
"Rin,nilai lo untuk masuk sekolah ini berapa?"
Pertanyaan macam apa itu?. Batinnya.
Arin hanya tersenyum,tanpa mengubris pertanyaan yang Reynand tujukan padanya.
"Arin,lo kenapa sih?" tanya nya penasaran. "kenapa lo senyum-senyum gitu sih liat gue?"
"G-gak kok,si-siapa yang senyum coba,gue biasa aja kok," tersenyum canggung.
"Oh,ya udah," jawabnya lalu tersenyum.
Tringg.
"Udah bel,gue balik ke bangku dulu ya Rin," tersenyum lalu pergi.
Sania datang menatap bingung sahabatnya ini,pasalnya dia melihat Arin tertawa sendiri. Kesambet kali ya?.
"Lo kenapa,Rin? Kesambet ya?"
"Enak aja lo,lo yang kesambet kali," jawabnya dengan nada bercanda.
Setelah itu guru mereka datang dan memberi tugas untuk mereka.
🌻🌻🌻

KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Silence
Novela JuvenilKetika Tuhan menghendaki,apapun dapat terjadi. Bahkan yang menurut kita tidak mungkin terjadi,akan terjadi jika Tuhan sudah menghendaki. Ini terbukti dari kisah seorang perempuan cantik,baik yang hidup sederhana bernama Arina Renata Siska. Dia menyi...