Vote & Comments
Aeri membuka pintu berukiran kayu itu dengan kasar, "ya! Apa kau baik-baik saja?!"
Dilihatnya Baekhyun yang sedang menandatangani beberapa berkas dengan kacamata yang melorot di pucuk hidungnya.
Yoona yang sedang menunggu Baekhyun menandatangani berkas pun ikut kaget.
"Aeri?" Ujar Yoona.
Nafas Aeri berburu, ia sudah berlari dan panik, ia bahkan berkeringat sampai punggungnya basah.
Baekhyun yang melihatnya hanya tersenyum puas, "akhirnya kau datang" Katanya santai.
Aeri sangat bingung, ia berpikir kalau Baekhyun sedang dalam masalah dan butuh bantuan secepatnya. Tapi paniknya tak berarti saat ia melihat Baekhyun baik-baik saja bahkan tersenyum manis padanya.
"Baiklah kalau begitu saya keluar dulu" Kata Yoona lalu melangkah pergi.
"Sini" Ajak Baekhyun sambil menepuk pahanya.
"Apa-apaan ini Baek?!" Tanya Aeri kesal, "aku panik sepanjang perjalanan, kau tahu? Aku takut sesuatu yang buruk terjadi padamu!" Lanjutnya dengan melangkah mendekati Baekhyun yang masih tersenyum santai.
"Aku merindukanmu" Kata Baekhyun, "jangan marah" lanjutnya, seperti anak kecil.
"Apa? Jangan bercanda! Aku akan pulang!"
Aeri berbalik, menghentakkan langkahnya karena marah. Sebelum Aeri membuka pintu, Baekhyun menarik tangannya lalu mendorong Aeri ke daun pintu kayu itu.
"Akh!" Pekik Aeri saat punggungnya membentur pintu.
"Aku bilang aku merindukanmu" Bisik Baekhyun tepat di telinga Aeri, Baekhyun mengunci tangan Aeri.
Belum 12 jam Baekhyun meninggalkan Aeri tapi rasa rindu itu benar-benar dirasakannya, Baekhyun tidak berbohong ataupun bercanda.
"Bohong, tadi pagi kau bahkan membentakku karena masalah ponsel" Aeri memanyunkan bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stockholm Syndrome [Complete]
Fiksi PenggemarStockholm Syndrome adalah respon psikologis dimana sandera dari kasus penculikan menunjukan tanda-tanda kesetiaan kepada penyanderanya tanpa memikirkan bahaya atau resiko yang akan diterimanya. Byun Baekhyun CEO manis yang memiliki sejuta rahasia me...