Bab 18 Bertemu di Resepsi

111 15 0
                                    


Suasana ricuh selepas Jordan pergi. Banyak perbincangan mengenai Malik dan keluarga Jordan yang terkenal keras. Malik hanya mampu tersenyum mendapat banyak pertanyaan dari orang yang mengenalnya, termasuk Audrey, rekannya saat menjadi peserta seminar marketing.

“Bukannya Abel calon tunangan Roni? Kok, pacar kamu?”

“Itu Roni yang mau, bukan Abel. Keluarga Abel juga memaksanya untuk menerima Roni.”

Malik sudah mengetahui karena Abel telah menceritakan semua padanya. Roni yang mendekatinya dari Devan, Jordan yang memaksa agar berjodoh dengan Roni, dan Devan yang terus menerus membujuk Abel untuk menerima Roni.

Malik juga tahu jika Roni banyak cadangan wanita di belakang Abel. Sekali Malik melihat Roni sedang kedatangan wanita cantik saat berada di gedung kantornya.

Audrey melihat ke arah di mana Abel dan keluarga pergi, lalu melihat ke arah Malik lagi. Roni sudah pergi mengikuti keluarga Abel keluar Ballroom hotel.

“Saya permisi dulu,’ pamit Malik yang langsung berlalu tanpa menunggu jawaban dari Audrey.

Sepeninggalnya dari Ballroom hotel, Malik langsung menuju rumahnya untuk memikirkan berlangsungnya hubungan antara Malik dengan Abel. Bisakah ia mengambil hati orang tua Abel agar direstui untuk berpacaran dengan anaknya? Malik menyadari jika dibandingkan dengan Roni, dirinya sangat jauh di bawah Roni dan jauh dari kata sempurna. Namun, Malik tahu satu hal, jika cinta hanya butuh ketulusan dan pengorbanan.

Pengorbanan untuk membahagiakan Abel, membuatnya selalu tersenyum tanpa air mata kesedihan, serta ketulusan dalam menjalani hubungan. Bukan yang menduakan atau bermain dengan wanita lain di belakang dan bermulut manis di depan keluarganya.

Di rumah Abel, Jordan yang terkenal keras hanya diam dan tidak berbicara barang sekata pun pada Abel. Yuri akan menengahi jika akan terjadi keributan. Devan yang sedang menonton televisi di ruang tengah terkejut dengan kedatangan mereka yang menunjukkan raut muka ketegangan.

Abel masuk kamar dan membanting daun pintu dengan kencang hingga membuat Devan mengelus dada. Yuri mengikuti Jordan memasuki kamar mereka.

“Pada kenapa, sih?” gumam Devan yang melanjutkan menonton televisi.

Yuri keluar dari kamar setelah berganti pakaian untuk mengambil air minum di dapur. Devan yang ingin tahu pun bertanya pada ibunya.

“Ada apa, sih, Mah?” Devan berjalan ke arah dapur.

“Papahmu ketemu sama pacarnya Abel, besok malam disuruh ke sini.”

Yuri langsung masuk kamar setelah mengambil air minum. Devan hanya manggut-manggut, dirinya belum menceritakan pada Jordan tentang Abel yang memiliki pacar, tapi Jordan telah bertemu dengan pacarnya.

🍁🍁🍁

Di dalam kamar, Abel hanya menangis di sambungan telepon dengan Malik. Dirinya mengatakan jika besok akan ikut menemui Malik jika bertandang ke rumahnya.

Abel tahu bagaimana keras kepala Sang Papah jika menyangkut keluarga, terlebih anak perempuan satu-satunya. Perihal bibit bebet dan bobot sangat diperhitungkan.

“Kalo papah ngomong macem-macem, Mas Malik diem aja, ya! Terus jangan mau kalo disuruh putus. Aku enggak mau sama Roni!”

“Kamu tenang aja! Yang penting enggak main tangan ke kamu, aku bakal hadapi semuanya.”

“Iya. Nanti jangan terpancing perkataan papah, apalagi kak Devan.”

“Enggak. Kamu tidur, gih! Udah malem. Kamu jangan mikirin masalah ini, biar aku aja yang menghadapinya.”

MaBeNiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang