1.Broke

10.9K 380 14
                                    



"Sayang, ayo kita pulang. Aku sudah menemukan buku yang aku cari. Tadi ayahku menelfon, dia bilang nanti malam ia akan mengajakku makan malam di rumah calon ibu baruku. Rasanya senang sekali karena sebentar lagi aku akan memiliki ibu baru."

Jimin pun melompat kegirangan di tempatnya, sang kekasih yang sedari tadi melihat tingkah menggemaskannya itu hanya bisa tertawa lalu mengacak pelan rambut kekasih mungilnya yang terasa begitu lembut di telapak tangannya.

"aku turut bahagia mendengar kabar itu, sayang . Aku harap dengan ini kau akan lebih bahagia bersama keluarga barumu nanti." Jimin mengangguk lalu memeluk tubuh tegap prianya itu dengan erat. "Ya sudah, sekarang ayo kita pulang. Hari ini ibu memintaku untuk pulang ke rumah lebih awal, katanya akan ada pertemuan penting di rumah kami malam ini.

"Iya, ayo, Jungkook." Sambil berpegangan tangan, sepasang kekasih itu pun melangkahkan kaki mereka menuju mobil sedan yang terparkir di depan toko buku tempat mereka mampir hari ini.



🌼🌼🌼


"sayang, ayo cepat sedikit Siap-siapnya. Sebentar lagi tamu kita akan datang." teriak nyonya Jeon pada sang putra yang saat ini sedang bersiap-siap di dalam kamarnya.

"iya bu, tunggu sebentar. Sedikit lagi." teriak Jungkook dari dalam kamarnya.

Tak lama setelah itu terdengarlah suara klakson mobil dari arah luar rumah Jungkook. Tampak pria paruh baya dengan kisaran umur di antara 40-50 tahunan yang keluar dari dalam mobil itu. Tuan Park segera berlari ke pintu samping mobilnya lalu membukakan pintu untuk putra semata wayangnya yang dimana tindakannya itu langsung di sambut dengan senyuman hangat oleh sang putra kesayangan.

Harus Jimin akui bahwa hingga saat ini sang ayah masih saja memperlakukan dirinya layaknya bayi baru lahir, yang perlu di jaga dan di bimbing setiap waktu. Meskipun bisa di bilang jika umurnya saat ini sudah cukup dewasa untuk di perlakukan seperti itu tapi tidak apa-apa karena justru menyukai sikap ayahnya yang seperti ini. Begitu hangat dan tentu saja semakin membuat Jimin menyayangi Ayahnya.

"Anak ayah cantik sekali malam ini. Ayah jadi ragu sebenarnya yang akan menikah itu ayah atau justru putra kecil ayah ini." karena tak tahan melihat pipi chubby sang anak akhirnya tuan Park pun mencubit gemas pipi Jimin.

" berhenti menggodaku seperti itu atau aku akan meninggalkan ayah sendirian di sini." ucap Jimin sambil memelototkan kedua mata sipitnya itu pada sang ayah yang dimana pria paruh baya itu langsung tertawa sambil mengacak pelan rambut putra kesayangannya.

"hahaha....Anak ayah memang mirip bayi. Menggemaskan sekali jika sudah marah seperti ini. Aigoo, rasa-rasanya ayahmu ini akan mati sebentar lagi jika kau terus-menerus bertingkah lucu seperti bayi."

Jimin menarik pelan tangan sang ayah dari kepalanya. Ia hanya tidak ingin jika tatanan rambutnya yang sudah ia buat serapi mungkin justru akan kembali berantakan karena ulah ayahnya. "berhenti merusak tatanan rambutku, ayah. Kenapa ayah jadi menyebalkan sekali hari ini? Sambil menghentak-hentakkan kakinya, Jimin pun berlalu meninggalkan sang ayah yang kini tertawa terbahak-bahak di belakangnya.

"jangan marah, sayang. Nanti kalau cantiknya hilang, bagaimana?" Teriak tuan Park sambil mengikuti langkah anaknya. " tunggu ayah, sayang. Jangan jalan terlalu cepat nanti kau akan tersesat. " karena merasa khawatir tuan Park pun berlari menyusul sang anak yang saat ini sedang berdiri di depan pintu rumah keluarga Jeon. Jimin tersenyum, ia sudah tak sabar lagi ingin bertemu dengan calon ibu dan juga kakak barunya.



🌼🌼🌼

Tuan Park mengetuk pintu rumah Jungkook. Sesaat kemudian muncullah seorang wanita cantik dengan kisaran umur di atas 30-40 tahunan.

[End] My Step Brother Is My Love (Dalam Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang