10. Dont Do It, Please!

2.7K 190 21
                                    






Jungkook menjatuhkan dirinya ke lantai dimana ada begitu banyak serpihan kaca yang berhamburan di sekitarnya. Jimin yang melihat hal itu langsung berlari ke arah Jungkook , mencoba untuk memeluk namun Jungkook langsung menepis tangannya dan membiarkannya mengambang di udara.


Mata Jimin berkaca-kaca, ia paham betul jika saat ini kondisi hati Jungkook sedang tidak baik, ia begitu mudah tersulut emosi.

"kumohon jangan seperti ini,
Jungkook."

Jimin sama sekali belum menyerah, ia terus mencoba untuk meraih tubuh kekar kekasihnya itu ke dalam pelukannya tapi entah mengapa cara Jungkook menatapnya seketika membuat nyali Jimin langsung menciut.

"jangan pernah menyentuhku sebelum kau merubah pikiranmu, ingat itu!"

Jungkook berbicara sambil menunjuk wajah Jimin membuat air mata pria itu langsung jatuh. Sebenarnya ini bukan keinginan Jimin tapi ia juga tidak ingin di cap sebagai anak yang pembangkang karena melawan perintah ayahnya apalagi sejak ia kecil hanya ayahnyalah yang merawatnya jadi jika ia menuruti keinginan ayahnya kali ini maka ini bisa menjadi salah satu pembuktian jika dirinya adalah anak yang berbakti kepada orangtua.

Sedikit banyaknya Jimin merasa bersalah karena selama ini ia telah banyak membohongi ayahnya dengan mengatakan bahwa kedekatannya dengan Jungkook hanya sebatas kakak adik saja. Tidak lebih dan tidak kurang tapi lihatlah fakta yang ada saat ini mereka berdua bahkan tega membohongi kedua orang tua mereka dan juga diri mereka sendiri, Menjalani hubungan terlarang di belakang orang tua mereka.

"ini bukan keinginanku, Jungkook. Tapi aku juga tidak ingin mengecewakan, ayah. Kita berdua sudah banyak membohongi ayah dan juga Ibu jadi kupikir tidak ada salahnya jika aku mencoba meluruskan keadaan. Memulainya kembali dari awal dan setelah kupikir-pikir ada baiknya kita akhiri hubungan ini. Aku ingin menyerah karena memang sudah tidak ada lagi jalan bagi hubungan kita, Jika kau tetap bersikukuh untuk mempertahankan hubungan kita maka yang ada kau akan menyakiti dirimu sendiri."


Ucapan Jimin membuat Jungkook seketika bangkit, tidak lupa mengambil serpihan kaca itu dan mengenggamnya dengan erat. Jungkook hanya ingin Jimin tahu seberapa mengenaskannya dirinya jika saja Jimin benar-benar merealisasikan semua ucapannya itu


Tubuh Jungkook melemas, seolah-olah roh di dalam tubuhnya ikut tertarik keluar. Itu membuatnya terlihat seperti orang mati yang memaksakan diri untuk tetap bernafas. Jungkook dan kehampaan membuat ia jadi tak berdaya dalam menjalani hidup. Tidak ada kehangatan karena Jimin yang biasanya akan memanjakan dirinya kini sudah berubah.

"Kenapa baru sekarang kau jujur padaku, setelah sekian banyaknya waktu yang kita lalui bersama-sama. Katakan, mengapa hanya aku yang tersiksa dengan perasaanku ini. Katakan mengapa hanya aku yang menderita karena terlalu mencintaimu. Kenapa kau berubah? apa ini semua karena Pria sialan itu?"


Jungkook mencengkram kerah baju Jimin membuat tubuh mungil itu terangkat ke atas. Jimin hanya bisa membisu dengan lelehan air mata yang tidak pernah berhenti mengaliri kedua pipinya.

"A-aku...Aku...hiks...hiks" lirih Jimin dengan nada yang putus asa.

"kenapa kau tidak bisa menjawabnya? jangan bilang itu semua karena kau memiliki perasaan pada pria brengsek itu." Jungkook mengepalkan tangannya hingga buku jarinya jadi memutih.


"berhenti mengatai Taehyung seperti itu. Dia itu pria yang baik dan kau tidak punya hak sama sekali untuk mengaturku dalam mengambil keputusan. Terima kenyataan jika Kita berdua sudah tidak cocok lagi." Ucap Jimin dengan mata yang memerah dan berkaca-kaca.

"sudah tidak cocok kau bilang? katakan bagian mananya yang tidak cocok. Beritahu padaku maka aku akan merubah semuanya untukmu."


Jungkook yang tadinya mencengkram pergelangan tangan Jimin kini memilih untuk melepaskan cengkramannya itu. Membiarkan pria dengan tubuh yang lebih mungil itu merosot ke bawah lantai.


"kau berubah, Jungkook. Kau kasar dan aku tidak menyukai sisi dirimu yang seperti ini. Kau bilang jika kau mencintaiku tapi lihat apa yang kau lakukan padaku sekarang, kau menyakitiku. Aku rasa selama ini kau telah salah mengartikan perasaanmu itu padaku. Kau tidak mencintaiku tapi hanya terobsesi padaku. Jadi kumohon tolong akhiri hubungan kita dengan cara baik-baik karena aku tidak mau terus bertahan dan mati perlahan-lahan hanya karena perasaan bodohku ini."

Jungkook menarik sudut bibirnya ke atas. Tertawa miris di tengah aliran air mata yang tak kunjung berhenti membasahi kedua pipinya. Ia kecewa, benar-benar merasa kecewa mendengar apa yang baru Jimin katakan padanya. Hatinya terluka, begitu dalam tapi sayangnya Jimin bahkan tidak pernah mau ambil pusing dengan perasaannya ini.



Selalu seperti ini. Ialah yang akan mengalah pada akhirnya. Jadi tolong katakan apa yang harus ia lakukan saat ini. Haruskah ia mengambil keputusan yang sama dengan Jimin dan mengakhiri hubungan mereka. Menyerah dengan cintanya pada Jimin dan membiarkan pria itu menikah dan hidup bahagia bersama pria lain yang bukan dirinya.


Tolong katakan alasan yang masuk akal mengapa Jungkook harus menyerah dengan cinta yang selama ini telah ia jaga mati-matian.





Tbc.

[End] My Step Brother Is My Love (Dalam Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang