15.Menyimpan

33 3 1
                                    

>

"Raisa kamu suka cowok yang gimana sih?" Tanya Dea heran.

"Lho kok tumben nanya begitu"Raisa agak sedikit bingung.

"Ya gapapa toh gw nanya." Dea pun memaksa Raisa agar menjawabnya.

"Hmm gimana ya... aku suka cowok kalau dia nembak aku didepan semua siswa lebih tepatnya ditengah lapangan,terus gw dikasih bunga,jadi orag sekitar itu sebagai para saksi,gitu aja si."

Dea hanya mengangguk pelan lalu ia pergi dari kelas,Fiya pun masuk kedalam kelas.

"Halo Rai,gimana lo kemaren?lancar ga ngedate nya saa Reno?" Tanya Fiya.

"Nggak!dia kasar!" Jawab Raisa ketus.

"Tuh kan...udah gw bilang orangnya suka kasar sama cewek." Fiya menjelaskan.

"Terus gosip-gosip nya dia pindah ke sekolah ini karena dia kasar sama perempuan" Kata Fiya melengkapi pembicaraanya tadi.

"Oh begitu toh..."Raisa pun melamun.

"Tapi kenapa dia ga masuk ya?" Tanya Raisa heran.

"Maybe dia pindah lagi kali?" Fiya tertawa.

"Amin."

>

"Fyuhh akhirnya selesai juga project IPS kita." Raisa pun mengelap keringat di dahi nya.

"Ya gini kalau jadi anak IPS."Jawab Dea.

"Oh iya kok kakak kelas 12 belom keluar-keluar?" Tanya Raisa heran.

"Ya iyalah Rai,mereka kan TO sampai jam set 6." Jelas Fiya.

"Oh,berarti kak Mahesa gabisa jemput aku..." Jawab Raisa lesu.

"Loh udah baikan sama kak Mahesa?" Tanya Dea heran.

"Hehe gimana ya..." Raisa tersipu malu.

"Ih pipi mu jadi merah....aww" Fiya pun menyubit pipi Raisa yang lembut.

"Ya udah deh aku mesen gojek aja,dah.." Raisa pun melambaikan tangan kepada teman-teman nya.

"Da dah" Fiya dan Dea melambaikan tangan balik kepada Raisa.

>

"Duh gaada sinyal,mau gamau gw harus nyari sinyal diluar" Raisa pun pergi kedepan gerbang sekolah yang amat sepi.

"Ih sepi...takut..." Raisa pun memberanikan diri terus berjalan agar ia bisa mendapatkan sinyal lalu pulang.

Tetapi seseorang menarik tas nya.

"AUCH" Ringis Raisa karena badannya di tekan kearah tembok.

"Ahhh sakittt aduhhh" Raisa meringis kesakitan.

"Gimana rasanya jadi cewek murahan Rai?" Tanya Reno yang semakin lama semakin mendekat kearah wajah Raisa.

"RENO?! MAU APA KAU?!"Teriak Raisa.

"APA?!SERAH GW MAU NGAPAIN LO!" Reno pun berniat ingin mencium pipi Raisa,tetapi Raisa tampar muka Reno keras.

"PLAK!"

"GW BISA TEREAK SEKARANG BIAR ORANG ORANG DENGAR!"Teriak Raisa marah dengan air keringat yang bercucuran.

"HEH CEWEK!Lu mau teriak juga gabisa!Lu sekarang lagi ada ditempat persembunyian gw yang gabakal orang bisa denger teriakan lo" Jawab Reno sinis.

Raisa tidak tahu harus berbuat apa sekarang,yang ia bisa lakukan hanya meringis kesakitan.

Terdengar desahan Reno yang amat marah karena pipi nya terkena tamparan Raisa.

"DASAR LO CEWEK!" Reno pun menggil seseorang dengan siulannya.

"Ciuut,ciuut"Siulan itu pun membuat seseorang masuk kedalam ruangan itu.

"Hah?CHELLA?!" Betapa kejutnya Raisa,ia bertemu seseorang yang pernah ia kunjungi dirumah sakit.

"Tolong lo bawa perban sama tali Chel" Suruh Reno ke Chella.

"Baik."

"Oh...jadi kalian sudah saling kenal kah?" Tanya Reno merayu Raisa.

"LEPAS...GW CUMA MAU PULANG!" Teriak Raisa keras,tetapi usahanya sia-sia.

"Lepas,lepas?Matamu gw bakal lepasin lo?!Ya enggaklah, Chella!!! Ambil perban sama tali lama amat sih!"Reno sangatlah kesal kepada Chella karena terlalu lama.

"Maaf...ini perban dan talinya." Reno pun menyuruh Chella untuk mengikat Raisa.

" Kak Chell...pliss jangan lakuin kayak gitu ke aku....aku salah apa?" Ringis Raisa.

"Mau tau kamu salah apa Rai?Salahmu itu udah ngerebut Mahesa dari aku!NGERTI?"Tiba tiba Chella pun ikut terpancing marah dan Reno hanya tersenyum sinis,hingga seseorang pun membuka pintu markas Reno.

"Ada orang..." Reno cepat cepat bersembunyi.

"Krieetttt..."

"Hosh...hosh....RAI!!!" Ka Mahesa tampak terkejut melihat tubuh Raisa yang sudah dililit perban hingga Chella memulai aktingnya.

"Mahesa!Ini tadi aku liat Raisa diperban kek gini makannya aku lagi pengen bukain ini..." Chella tampaknya jago mengada-ngada,Raisa yang ingin berbicara pun tidak bisa karena mulutnya diberi perban.

"GW GAMAU DENGER ALESAN LO CHEL!" Ka Mahesa sangatlah marah dan marah hingga Raisa tekejut,karena pada saat dirumah sakit tempo hari lalu mereka sangat saling menyayangi.

"Kamu gapapa Rai?" Tanya Mahesa yang habis membuka perban di mulut Raisa.

"Hoh.....akhirnya aku nafas juga."

Mahesa hanya melamun lalu memeluk Raisa dengan erat.
"Eh..." Raisa amat terkejut melihatnya tapi ia membiarkan Mahesa melakukan itu.

Chella hanya diam seribu bahasa dan kedua tangannya mengepal.

"Pliss...gw gamau kehilangan lu!sekarang kita balik" Mahesa pun melepas pelukannya lalu menarik tangan Raisa pergi jauh dari markas usang itu.

"Haissshhh!Pokoknya Mahesa harus jadi milik gw!"Kesal Chella dalam hati.

>

"TING"Sebuah pesan terlihat di layar menu utama handphone.

"Sampai kamu bilang ke kak Mahesa maupun itu siapapun...Aku bakal melakukan apa yang lebih dari tadi!"

Tentu saja itu pesan dari Reno,Raisa terkejut seketika ia hanya membacanya dan tidak menjawab.Lalu Raisa termenung sejenak.

"Hmmm...kak Chella kan suka kak Mahesa lalu si Reno suka aku?pantesan....kak Chella tadi tiba tiba ada disana." Raisa pun menyadari,Kak Chella ternyata marah kepada Raisa karena Mahesa mendekati Raisa terus menerus.

"Udah ah gw bobo aja..."Raisa pun menjatuhkan badannya dikasur dan..

"TING" Sebuah pesan terlihat di layar handphone kedua kalinya,Raisa takut bahwa itu pesan ancaman dari Reno tetapi pesan ternyata dari Mahesa

"Udah bobo?"

Raisa termenung seketika lalu wajahnya memerah.Raisa pun mengetik satu demi satu kata di keyboard hp nya.

"Ini mau bobo"

Raisa pun menunggu pesan nya terbalas.

"TING"

"Yaudah cepetan,besok gw jemput"

Raisa tidak menjawabnya,ia hanya tersenyum dan menutup matanya perlahan.

SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang