Chafter 9

1K 47 3
                                    

Mohon maaf buat readers semua..
Baru bisa muncul sekarang..
Kemarin sempat ada beberapa masalah yang bikin galau buat Author
Masalah harus menyelesaikan pekerjaan utama..
Masalah kehilangan plot cerita ini..
Masalah kehilangan mood untuk melanjutkan..
Masalah godaan membuat cerita lain dengan genre dan plot yang berbeda..

Dan alhamdulillah akhirnya semua masalah bisa diatasi dengan baik one by one ..
Terima kasih buat readers yang sudah setia menunggu kelanjutan kisah Bianca dan Devan ..

Maaf jika masih ada typo ya..
Kadang author khilaf ..hehehehe

Ok akhirul kata
Happy reading aja buat kalian
Jangan lupa vote and comentnya sebagai penyemangat dan koreksi..

******

Bianca menepuk pipinya , saat dia teringat lamaran Devan semalam , dia masih tidak percaya dengan apa yang terjadi saat ini , benci jadi cinta , kesal jadi rindu , musuh berubah jadi kekasih ...

Semua seperti mimpi dalam cerita fiksi atau sinetron menyek-menyek yang mengharu birukan hati .

" Bian , nanti sore aku ingin ngajak kamu bertemu dengan keluargaku , mereka ingin kenal calon menantu mereka ." Pesan Devan pagi tadi by phone sebelum menghadiri meeting dengan klien .

" Baiklah , apa yang harus aku persiapkan ."

" Ngga ada , kamu cukup menjadi dirimu sendiri saja , karena disitulah letak pesonamu ."

" Iya ."

Bianca menyimpan ponselnya kedalam kantong blazer peachnya lalu kembali menatap layar laptopnya mengecek pekerjaan stafnya .

" Mbak Bian , ini RAB yang sudah direvisi berdasarkan harga terbaru dari Disperindag ." Niken gadis berkerudung cantik dan santun itu mendatangi Bianca dengan map coklat ditangannya .

" Baiklah , sofhcopynya apa juga sudah direvisi ?." tanya Bianca sembari menerima map coklat berisi sebundel berkas dari Niken dan langsung memeriksa isinya saat Niken memperlihatkan sofhcopy RAB yang sudah direvisi dilayar komputer Bianca.

" Ini mbak , saya buat dua file secara bersebelahan biar mbak Bian bisa cepat mengecek revisinya ." tunjuk Niken pada tampilan tabel dalam format Exel yang diberi warna warni khas Niken , Bianca mengangguk senang dan setelah mengucapkan terima kasih dia segera mengecek ulang sekali lagi sebelum diserahkan ke Devan selalu Direktur Pelaksana.

Setelah makan siang bersama Niken dan Mbak Adisty , Bianca membereskan berkas laporan dan hasil Revisi diatas mejanya lalu beranjak keruang kerja Devan .

Bianca menghentikan langkahnya didepan meja Metta sekretaris Devan.

Gadis berwajah Chinese itu tersenyum disela kesibukannya mengecek jadwal kerja bossnya dan beberapa berkas yang harus di tanda tangani Devan selalu Direktur Art and Design .

" Met , ini aku nganter laporan proyek yang di Lombok sama Revisi RABnya ." Bianca meletakkan dua bundel laporan yang tadi dibawanya .

" Oh ya Mbak Bi terima kasih , ini yang ditunggu sama boss dari tadi ." Metta menerima berkas dari Bianca , lalu menarik Bianca mendekat kedirinya , Bianca mengeryitkan keningnya .

" Mbak Bi , ini ada berkas laporan yang Metta ngga ngerti , bisa bantu bentar ngga ?."

Bianca menatap layar komputer dimeja kerja Metta dengan teliti lalu mengangguk , dan tak lama jarinya sudah bermain di keyboard komputer

 LOVE YOU BIANCATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang