Jauhkan dari manusia emosian, karena cerita ini cukup membuat orang ingin baku hantam. Pastikan disamping kalian jangan ada barang apapun, karena bisa memicu gerakan spontan buat melempar.
Baca ditempat yang dingin seperti lemari es, tunggu sampai...
"BAPAK!!! TIDAKKKK!!!!" kamu histeris bahagia, emm maksudnya histeris tidak percaya.
"Kamu kenapa sih ?" tanya Jaehyun panik
"Kita belum sah pak, kenapa udah main tidur aja ? Kan saya belum siap."
Jaehyun terdiam, kamu terdiam, Chenle terdiam, Yuta ngopi.
"Kopi mas ?" lalu tiba tiba di sebelahnya ada Lucas, ni anak masuk rumah orang lewat bolongan pipa apa ya ?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kamu yang apasih, pikiranmu kejauhan, ga mungkin saya bikin kamu kaya gitu." ucap Jaehyun, kamu bernafas lega sedikit kecewa,, anjay.
"Belajar dari kesalahan kan ?" balas Yuta sambil ngemil kacang sama Lucas.
"Hush cocote." Ucap Jaehyun ga terima.
"Udah, saya becanda aja tadi. Tuh udah dijemput sama roh halus." Lanjutnya sambil nunjuk Yuta pake dagunya, yang dikata sebagai roh halus merasa tersungging.
"Lah lu ngapain disini Cas ?"
Lucas berhenti makan, nyeruput kopi dulu. Ga ngopi ga uwu soalnya.
"Gimana lagi bang, gue merasa sinyal sinyal neng Y/N terancam."
"Yeee,, lebih terancam lagi kalo sama elu makhluk Everest." Ucap Yuta sama Jaehyun bebarengan.
"J-jadi, kenapa saya bisa tidur disini ?"
"Kamu ga sadar kemarin malem kamu habis ngapain aja ?" kamu terdiam
DIEM DIEM MULU.
"Enggak."
"Jadi kemarin tuh..." Semuanya langsung serius dengerin cerita Jaehyun
"Ga ada apa apa." Kalian semua mendesah kecewa ke Jaehyun. Soalnya kalo desah keenakan beda konsep...
"Lah terus kok bisa saya disini?"
"Chenle yang minta." Semua nengok ke Chenle, tapi Chenlenya malah asik ngemil batangan emas, karena merasa diawasi oleh semua orang termasuk readers,, apasih
Akhirnya tuan muda Chenle membuka mulutnya, "Pitnah ae lur."
"Loh kamu kok pake bahasa saya ?!" ucap Yuta tidak terima sambil menggebrak meja
"Heh meja mahal pakde, ginjalmu tak mampu menggantinya, tak mampu. Dirimu rang susah." kompor Lucas
"Ngaca goblok." Ditempelenglah Lucas oleh sarungnya Yuta.
Kalo limbad dulu kan suka ada burung hantu yang senantiasa menemaninya di pundak, beda lagi sama Yuta. Sarung always setia bertengger di pundak Yuta ala ala bapak ngeronda.
Karena kamu sudah lelah dengan semua kebodohan ini akhirnya kamu memutuskan untuk pergi aja darisana.
