10 - Merelakan

51 3 0
                                    

"Lo gak papa kak?" Tanya Umji yang terlihat cemas sambil melemparkan buku yang ia bawa.

"Gak papa dek, kenapa emangnya"

Umji melirik tajam Haechan yang duduk tidak jauh dari tempatnya berdiri. Dia segera menarik keras seragam Haechan hingga keluar dari celana.

"Lo apain kakak gue hah? Jawab lo kampret" sungut Umji marah

Yoona melepaskan tangan Umji dari seragam sekaligus leher Haechan.

"Santai boss. Bukan dia yang gangguin gue, justru dia yang tolongin gue tadi"

Umji menurunkan kerah Haechan, matanya masih menatap pemuda itu tajam.

"Jadi cewek galak banget sih elah" seru Haechan sambil menyentil dagu Umji gemas

"Berani lo sama gue!!" Sambung Umji kemudian memelintir tangan Haechan kesal

"Anjirr, sakit woy" teriak Haechan

"Sekali lagi lo kurang ajar, habis lo sama gue!"

Umji segera menarik lengan kakaknya pergi. Yoona menaruh kotak P3K dengan sembarang sampai jatuh dilantai. Setelah kepergian mereka Haechan merapihkan kotak P3K yang tercecer. Beberapa kali dia meremas betadine yang tadi Yoona pegang sembari tersenyum senang.

***

Haechan masuk kedalam kelas dengan perasaan senang. Beberapa kali dia melompat saking girangnya.

"Kenapa lagi tuh muka?" Jeno menghampiri sohibnya itu yang kini sudah duduk di bangkunya

"Apanya?"

Jeno menekan luka memar di sudut kening Haechan kasar "Ini ege"

"Auww.. sakit njir, gue gaplok lagi lo yah!" Sungut Haechan kesal

"Kenapa lagi nih muka, perasaan hobi banget bonyokin muka, buat gue ajalah sini kalo gak mau"

"Ini bonyok yang bikin gue happy njir" seru Haechan sembari tersenyum

"Ngarang. Bonyok dimana-mana bikin sakitlah, gak ada yang bikin seneng" ucap Jeno sambil berdecak

"Lo gak tau kan siapa yang bikin gue kayak gini?"

Jeno mendekatkan wajahnya "Siapa?"

"Yoona cantik" jawab Haechan bangga

"ANJIRRR!!!" teriak Jeno tidak percaya

Haechan dengan segera menyumpal mulut sohibnya itu dengan tangan, suara kagetnya bisa saja terdengar sampai kelas sebelah.

"Kemarin bonyok gara-gara adeknya, sekarang kakaknya, gila sih lo hobi banget babak belur"

"Tapi ini babak belurnya beda"

"Beda gimana, lah ini malah tambah parah dari kemarin. Lo ngapain dia sampe di hajar kayak gini, lo ngintipin dia di wc?"

Tangan besar Haechan lagi-lagi mendarat di pipi Jeno dengan keras.

"Enak aja, emang gue cowok apaan"

"Yakali, kan gak mungkin tuh anak mukulin lo kalo gak ada sebabnya"

"Ini bukan di pukul Yoona cantik ege"

"Lah tadi bilang gara-gara Yoona"

"Iyahh, tapi bukan berarti dia yang mukul kan. Ah capek gue jelasinnya, gue mau kekantin" Haechan bangkit kemudian berlalu meninggalkan Jeno yang bingung.

***

"Gimana?" Tanya Irene membuka obrolan diantara mereka

Mark dan Irene duduk berdiri di rooftop sekolah, memandang langit serta kota yang terhampar di hadapan mereka.

MR. KEY  ||  HAECHAN NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang