12 - Pertunjukan Pertama

48 2 0
                                    

Sore itu semua siswa kelas musik berkumpul, beberapa terlihat gugup dan sisanya terus menghafal lirik demi lirik lagu yang akan mereka nyanyikan.

Mark termangu di sudut ruangan, di sampingnya Haechan dan Jeno terlihat frustasi dengan kertas berisi lirik di tangan mereka.

Haechan yang sadar dengan sikap Mark segera menegurnya, dia hanya takut sohibnya itu stres atau lebih buruk dari itu kesurupan.

"Kenapa lo?"

Mark melirik Haechan lemah "Gak ada apa-apa, kenapa?"

Haechan mendekatkan tubuhnya "Jangan boong lo, emang gue gak tau apa yang lo pikirin" ucapnya setengah berbisik.

"Apa coba?" Tantang Mark

"Lo gak usah pura-pura ama gue, mata lo dari tadi ngeliatin Irene mulu, kenapa? Katanya udah move on?"

Mark terdiam.

"Masih suka?" Sambung Haechan

Mark mengangguk pelan.

"Ya udah tembak gih. Dia udah putus sama Suho"

Ucapan Haechan menarik perhatian Mark, pemuda itu melihat sohibnya dengan seksama. Sesekali dia menepuk-nepuk pipi Haechan kasar.

"Sakit anjirr. Kenapa sih loh?"

Mark mendekatkan wajahnya "Dari mana lo tau mereka putus?"

"Di grup sekolah. Gue gak nyangka kalo mereka itu populer juga. Buktinya grup sekolah aja ampe umumin kabar putus mereka"

Mark segera merogoh handphone miliknya dan melihat grup Whatsapp. Matanya berbinar menatap layar handphone, sesekali dia tersenyum senang.

"Ciee nyengir kan lo" goda Haechan sambil menyenggol tubuh Mark

"Tapi kenapa mereka putus yah, pasangan populer kayak mereka pasti ada apa-apanya kalo putus kayak gini"

Haechan membalas tepukan pipi yang tadi ia terima, kali ini dia membalasnya dengan kencang.

"Sakit woy!!"

"Masih belom sadar?"

"Apaan?"

"Mereka putus itu gara-gara lo lah. Gue rasa si Irene suka sama lo, jadi dia mutusin Suho dan milih elo" ucap Haechan sambil tersenyum simpul

"Gak mungkin. Dari mana lo tau Irene yang mutusin Suho?"

Haechan merogoh Handphone miliknya, dia segera membuka Instagram dan menujukan sebuah status berlatar hitam dengan kata-kata puitis kepada Mark.

Mark membaca status itu perlahan. Kemudian melihat akun yang memasang status itu. kimjuncotton.

"Masih belom sadar?" Tanya Haechan sedikit kesal

Mark terdiam. Kemudian melihat gadis yang kini duduk sedikit jauh di hadapannya. Gadis itu nampak biasa, sedang bersenda gurau dengan beberapa teman lainnya. Tidak ada yang aneh, bahkan terlihat biasa.

Pak Dongwook masuk kedalam kelas dan memulai kelasnya. Satu persatu dia menyuruh anak-anak baru untuk menunjukan bakat di depan kelas.

Kini giliran Triple Lee maju. Jeno yang pertama diantara mereka. Dia menyanyikan sebuah lagu hip hop dengan gaya yang sedikit berlebihan. Namun suara pemuda itu masih enak untuk di nikmati. Jeno mendapatkan beberapa tepuk tangan dari para siswa. Dia berhasil.

"Njirr gue deg-deg an" seru Jeno saat sudah kembali duduk disamping kedua sohibnya

"Gila, lumayan juga suara lo, udah jago drum terus suara bagus, jadi boyband aja apa nih kita" Haechan terkekeh dengan ucapannya sendiri

"Selanjutnya Lee Mark"

Mark bangkit "Boleh saya pakai gitar akustik pak?"

"Kamu bisa bermain gitar juga, bagus" ucap Pak Dongwook kagum

Mark segera menyambar gitar itu dan membawanya ke depan kelas. Dia duduk di kursi kayu yang sengaja di letakan di tengah-tengah kerumunan siswa kelas musik.

Jari jemari Mark mulai beradu dengan senar gitar, alunan lembut dan nyaring kini menggema di dalam kelas. Beberapa mata mulai menatapnya kagum, termasuk Irene.

Suara lembut Mark saling bersahutan dengan suara gitar yang ia mainkan. Lagu ballad yang ia bawakan mampu menghipnotis siapa saja yang mendengarkan. Arti sebuah lagu yang menggambarkan penantian seorang pemuda kepada cintanya pada seorang gadis yang tidak bisa ia raih sanggup Mark bawakan dengan sempurna.

Beberapa siswa bahkan hanyut dalam melodi yang Mark mainkan. Rasanya mereka sedang menonton pertunjukan yang mewah dan indah. Padahal untuk Mark, ini kali pertama ia melakukan pertunjukan di depan orang banyak.

Suara tepukan tangan menggema di seluruh kelas saat Mark menyelesaikan permainannya. Mark tersenyum puas, begitupun dengan Pak Dongwook, dia bahkan bangkit dan menepuk bahu Mark pelan.

"Saya bisa merasakan arti lagu yang kamu bawakan. Terus berusaha pada cinta, karena itu bisa menjadi kekuatan untuk kamu bertahan" ucapnya kemudian disusul suara sorakan ciye ciye dari siswa yang ada.

Kini giliran Lee Haechan yang tampil. Suara riuh kekaguman sirna, kini semua memandang Haechan dengan tatapan acuh tak acuh. Hanya beberapa siswa saja yang masih melihatnya, sisanya memilih sibuk dengan urusan masing-masing.

Haechan berdiri di tengah, siap dengan lagu yang akan ia bawakan. Namun belum juga di mulai, seseorang yang sangat ia kenal, bahkan sangat ia puja datang. Yoona masuk dengan senyum tipis di wajahnya sambil membawa senampan minuman. Hari ini sepertu hari tes yang sudah-sudah, Pak Dongwook sengaja menyiapkan minuman untuk siswanya.

Beberapa anak yang sudah menampilkan pertunjukannya segera menyambar minuman yang ketua osisi mereka bawa. Bahkwan nampak yang dibawa Mirae habis tidak terisisa, wajah Mirae lemah padahal dia sudah menginginkan air sirop dengan warna merah menyala itu sejak dari kantin, tapi kini minuman itu tidak tersisa.

Yoona dan Mirae memilih tinggal saat tau Haechan yang akan tampil selanjutnya. Yoona tersenyum kearah juniornya itu. Sementara Haechan merasa terintimidasi oleh kehadiran ketos cantiknya itu. Keringat dingin mengucur di sekujur tubuhnya. Gugup.

"Kamu bisa mulai" ucap Pak Dongwook

Haechan memulai pertunjukannya. Namun karena gugup yang menerpa, suaranya jadi parau dan serak. Suara ejekan ia dapatkan saat dia sedang menyanyi. Bahkan Mirae yang merasa sakit kepala mendengar suara Haechan meminta untuk pergi, dia menarik tubuh Yoona, dan gadis itu menatap Haechan dengan kecewa.

Pertunjukan pertamanya gagal. Dia kini membuat kesempatan menarik perhatian ketos itu musnah dalam sekejap. Dia sangat yakin Yoona tidak akan pernah mau mendengarnya bernyanyi lagi. Harapannya sirna.

***

TBC

MR. KEY  ||  HAECHAN NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang