5 - Sebuah Awal Yang Baik

46 2 0
                                    

"Woy, bangun!! Kutu bangun!!"

Haechan membuka matanya pelan, samar-samar dia melihat wajah seseorang di hadapannya.

"Bangun juga lo akhirnya" ucap Mark

Haechan duduk di pinggiran tempat tidur, meluruskan kakinya dan meregangkan otot-otot lehernya.

"Jam berapa sekarang?" Tanya Haechan pelan

"Delapan" seru Mark melemparkan handuk kearah sohibnya itu

Haechan meraih handuk yang tergeletak di kakinya, dia segera berlalu menuju kamar mandi sekedar membersihkan diri dari keringat yang menempel seharian.

"Satu jam lagi Kyung mau kesini, lo siap-siap. Art gue udah siapain makanan di bawah, ntar kita makan sama-sama" seru Mark berlalu meninggalkan kamar.

Haechan hanya mengangguk tanda mengiyakan.

***

"Sumpah, gue juga kesel banget tuh ama si kutu, dateng-dateng mau nyomot Mark ke bandnya, mentang-mentang punya band" ucap Jeno sambil terus mengunyah makanan dimulutnya

"Abisin dulu tuh nasi dimulut, keluar kemana-mana" sambung Mark jijik

"Dia punya band? Kok gue gak tau" seru Haechan menatap wajah sohibnya satu persatu

"Band Libra. Jarang keekspos karena yang terkenal vokalisnya, Minho. Kadang manggung kalo ada acara-acara, lagian gimana mau lo denger, lo aja baru masuk sekolah" jelas Mark melanjutkan acara makannya

Haechan terdiam, dia meletakan sendok dan garpu yang ia pegang "Apa kita bikin band aja" ucapnya serius

Jeno terdiam, dan lagi-lagi menjatuhkan sendok dan garpu dari tangannya, suara bising beradu dengan piring mengisi keheningan mereka.

"Guyon kan lo, guyon pasti" ucapnya

"Serius, gue gak seserius ini sebelumnya" sambung Haechan

"Gak ada cara lain apa, masuk kelas musik aja udah bikin gue frustasi, ini bikin band segala, lo bunuh gue aja sekarang" seru Jeno gusar

Haechan mengambil pisau roti diatas meja "Sini" dia mengacungkan pisau itu kearah sohibnya

"Weitts, guyon pak, elahh gak bisa diajak guyon lo sekarang" Jeno tertawa canggung

"Lo pikirin baik-baik. Tadi aja kelas pertama lo udah bikin ulah. Apalagi ntar kita bikin band, mau diapain band kita kalo lo aja masih gak bisa kontrol emosi lo" Mark menengahi

"Mark, emang lo mau gabung sama band si kutu itu, dia ngajak lo kayak mungut tau gak, gue gak terima yah" sungut Haechan gusar

"Gue sih mau masuk band siapa aja, apalagi reputasi Libra bisa dibilang bagus" ucap Mark sedikit acuh

"Kutu. Setan apa sih yang ngerasukin lo!!" Teriak Haechan meninggikan suaranya

"Tapi gue sadar. Kemampuan gue masih kalah sama gitaris mereka, kalo semisal gue diajak gabung, paling banter gue jadi cadangan yang entah kapan bakal ikut main" sambung Mark menatap sohibnya itu.

Haechan bangkit menghampiri Mark "Makanya kita bikin band, dan lo gue bikin jadi gitaris terhebat, bahkan lo bisa kalahin gitaris Libra, gimana?"

"Lo tanya gue? Gue udah bilang kan, masuk band mana aja gue mau" ucapnya

Haechan tersenyum senang, bahkan dia tidak segan mencium pipi Mark saking senangnya.

Mark yang terkejut langsung memukul kepala sohibnya itu dengan sendok yang ia pegang.

"Sakit bangke. Biasanya gak papa gue cium, jangan bilang karena lo lagi jatuh cinta, makanya gue di buang" ucap Haechan kesal

"Ngomong-ngomong lo lagi suka sama siapa, anak kelas musik?" Tanya Jeno menatap Mark lekat

Mark tersenyum.

"Siapa? Kyungsoo? Lucas? Atau Baekhyun?"

Mark bangkit dan mengaitkan tangannya dileher Jeno. "Lo mau mati langsung apa pelan-pelan?"

"Ampun bos, ampun guyon doang"

Mark duduk kembali di kursinya. "Yang pasti gadis itu cantik dan senyumnya manis" ucapnya sembari tersenyum.

"Masih rahasia-rahasian nih, okeh gak papa, tapi jangan salahin gue kalo ntar gadis lo itu malah suka sama gue" ucap Haechan sambil terkekeh.

Mark hanya terdiam, dia lebih memilih melanjutkan acara makannya daripada menghiraukan kedua sohibnya yang sama-sama gila.

***

Haechan merbahkan tubuhnya di atas sofa, sementara Jeno sedang asik dengan handphone dan game onlinenya. Mark? Dia terus menerus memetik gitar akustik miliknya sejak selesai makan malam.

"Udah jam sembilan, tapi Kyung blom dateng juga, jadi kesini gak sih?" Haechan menempelkan pipinya di paha Mark yang duduk disampingnya

"Sabar. Macet kali dijalan" ucap Mark pelan

Ting tong ...

Suara bel mengejutkan mereka semua. Mark dengan sigap menaruh gitarnya ke sofa dan segera berlalu menemui tamu yang ia tunggu sejak tadi, diikuti Haechan yang mengekor dibelakang.

Pintu terbuka. Disana nampak Kyungsoo dengan kemeja putihnya membawa dua loyang pizza.

"Sorry telat" ucapnya sambil tersenyum

Mata Haechan terpaku pada bibir Kyungsoo yang berbentuk love. "Gue baru ngeh bibir lo kalo senyum jadi love gitu" ucapnya kagum

Kyungsoo tersenyum malu "Biasa aja"

"Masuk Kyung, gue udah nunggu lo dari tadi"

Kyungsoo pun masuk sambil membawa pizza yang ia tenteng. Belum juga sampai di ruang tamu, Jeno dengan sigap mengamankan pizza yang kini sudah berpindah tangan.

"Giliran makanan lo cepet" seru Haechan mengejar Jeno yang secepat kilat memboyong pizza yang Kyungsoo bawa

"Tadi gue mampir beli pizza dulu, gak enak sama temen lo kalo dateng cuma bawa tangan kosong" ucap Kyungsoo

"Yaelah, mereka gak usah di manjain, malah jatohnya ngerepotin" jawab Mark

"Tante sama om masih di luar negeri?"

Mark mengangguk.

"Eh kutu, siniin saosnya lo jangan egois. Gue kan mau juga!!" seru Haechan kesal

"Bentar njirr, baru juga satu oles"

"Tuh. Lo bisa liat, kalo dienakin mereka begitu, gak ada terima kasihnya"

Kyungsoo hanya tertawa melihat kelakuan dua junior nya itu.

"Sorry soal kejadian tadi siang. Temen gue itu emang lagi suka emosi sekarang" ucap Mark sungkan

"Gue tau kok. Tuh anak pasti ngejar Yoona kan, makanya dia nantang Minho" ucap Kyungsoo sambil tersenyum

Mark terkejut "Lo tau dari mana?"

"Pas dia dihukum, terus pas kalian bertiga masuk lewat gorong-gorong. Tuh anak ngintip lewat jendela mau liat siapa lagi kalo bukan Yoona, tapi..." Kyungsoo menghentikan ucapannya, seakan menimang kata apa yang akan ia lontarkan.

"Tapi apa? Jangan bilang kalo Yoona udah jadian sama Minho, dan sohib gesrek gue itu gak punya kesempatan?"

"Bukan. Ntar aja gue cerita, kita makan pizza dulu aja" sambung Kyungsoo

"Oi kutu..." teriak Mark menghentikan kegiatan berebut saos yang kedua sohibnya lakukan "...Kyung udah tau niat busuk lo, jadi lo gak usah sok baik lagi sama dia, jujur aja"

Haechan mendekati mereka "Wah mulut lo ember juga ternyata"

"Enak aja. Lo sendiri yang kasih kode, gimana dia gak tau" sambung Mark tidak mau kalah

"Hehe.." Haechan tertawa sungkan "Ketauan deh niat gue, tapi seriusan gue mau belajar sama lo, gue butuh bantuan lo, gue butuh bimbingan lo, gue but..." Mark menempelkan jarinya pada mulut Haechan

"Bacot njir" ucapnya ketus

Kyungsoo lagi-lagi tertawa, entah kenapa dia merasa kalau dia akan betah bahkan nyaman berada disini. Mereka yang baru ia kenal beberapa jam yang lalu bisa membuatnya tersenyum bahkan tertawa lepas.

****

TBC

MR. KEY  ||  HAECHAN NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang