Hujan mengguyur kota Seoul sejak tadi siang. Hingga malam hari hujan itu tak kunjung reda. Udara begitu dingin, membekukan tubuh hingga ke tulang.
Berbeda dengan kebanyakan orang yang lebih memilih untuk berada di ruangan yang hangat, pria itu -KWON JIYONG- malah sengaja berjalan di bawah hujan tanpa perlindungan apapun kecuali baju yang dipakainya.
Dia berjalan tanpa tujuan. Membiarkan air hujan itu membasahi dirinya. Dia tak peduli akan pandangan aneh orang-orang terhadapnya, tidak peduli jika tubuhnya mulai menimbulkan efek akibat kehujanan.
Dia mati rasa akan apa yang dirasakan tubuhnya. Mati rasa akan keadaan sekitarnya. Setidaknya itulah yang dia rasakan. Tak merasakan apa-apa.
Tapi kenapa rasa yang satu itu tak hilang? Kenapa dia masih merasakan sakit di dadanya? Air matanya tak mau berhenti. Dadanya terlalu sakit.Apa kalian pernah melihat seseorang menjadi sangat dramatisir karena patah hati? Jika sudah tentu kalian takkan heran saat melihat keadaan Jiyong ini. Tapi jika belum, maka inilah contohnya.
Jiyong's crying in the rain ...
Patah hati. Itulah yang dia rasakan kini. Kekasih yang sudah tiga tahun menjalin hubungan dengannya memutuskan hubungan tepat di hari jadi mereka yang ke tiga.
FLASHBACK
Sore itu hujan lebat mengguyur kota Seoul. Hujan yang tentu saja membuat udara makin dingin. Membuat orang-orang memilih untuk bergelung di bawah selimut tebal mereka atau sekedar menikmati acara TV ditemani camilan dan penghangat ruangan di bawah meja.
Tapi pemuda itu lebih bersemangat untuk berlari menerobos hujan. Sama sekali tak tergiur oleh hal yang paling ingin dilakukan kebanyakan orang.
Kwon Jiyong ...
Dia berlari tanpa memperdulikan keadaan tubuhnya yang sudah basah kuyup. Tangannya menggenggam erat sebuket mawar putih dan sekotak cokelat berbentuk hati. Berusaha agar kedua benda yang dianggapnya penting itu tak ikut terguyur hujan. Melindungi keduanya di balik mantel cokelat yang dia kenakan.
Dia makin mempercepat laju larinya begitu melihat tempat tujuannya -sebuah cafe-.
"Dara-ya tunggu aku ...." batinnya.
Sandara Park... Gadis itu adalah salah satu seniornya di sekolahnya dulu. Satu-satunya gadis yang telah berhasil merebut hatinya. Dan kini mereka akan akan bertemu untuk merayakan 3rd Annivarsary hubungan mereka. Selain itu, dia pun punya kabar baik untuk Dara.
Akhirnya Jiyong menjejakkan kakinya di depan pintu masuk cafè itu. Dia menegakkan tubuh kurusnya, mengatur nafasnya yang terengah. Matanya berbinar menatap bunga dan cokelat di tangannya. Senyumnya makin lebar membayangkan betapa senangnya Dara nanti begitu menerima hadiah ini.
Tanpa membuang waktu lagi, Jiyong meraih handle pintu dan melangkah masuk. Membuat lonceng yang tergantung di pintu tersebut bergemerincing. Matanya langsung beredar mencari sosok sang kekasih.
Dan bingo! Dia melihatnya. Di sanalah gadisnya, duduk di sudut ruangan dan sibuk mengaduk kopi favoritnya. Dengan senyum yang tak memudar, Jiyong melangkah menghampiri Dara. Rasanya perjuangannya menerobos hujan hingga basah kuyup seperti ini terbayar impas saat dia melihat wajah manis Dara.
"Hai, maaf terlambat." Tanpa permisi dia menarik kursi di hadapan gadis itu dan duduk di atasnya. Dara hanya tersenyum tipis.
"Happy 3rd anniversary," Jiyong menyodorkan bunga serta cokelat yang tadi dibawanya. Senyumnya sangat lebar, bahkan mungkin bisa lebih lebar jika saja bentuk wajahnya tak terbatas. Dia begitu bahagia, belum menyadari kejanggalan Dara dalam pertemuan ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/209519687-288-k180293.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Love ✔
FanfictionLength : Chaptered Rated : PG-17 Genre : Romance, Family, Friendship and Comedy (?)