2. ANNOYING PATIENT

329 18 0
                                    




Note : Disini Chaerin lebih tua (25th) dari Jiyong (21th)..









Jiyong bersandar di kepala ranjang rawatnya. Tangannya terlipat dan ekspresinya begitu dingin. Tatapannya tak lepas dari Chaerin yang kini berdiri di hadapannya dengan kedua tangan terbenam di saku seragam dokternya. Wajah gadis itu datar, tapi tidak sedingin wajah Jiyong.

Sikap mereka membuat Youngbae dan Minji -suster yang mendampingi Chaerin- menjadi bingung bercampur tidak nyaman. Mereka merasakan aura permusuhan itu.

"Dr. Lee, apa kita akan melakukan pemeriksaannya sekarang?" tanya Minji. Dia benar-benar jengah dengan sikap diam dokter dan pasiennya.

"Aku tidak mau dirawat olehnya," ucap Jiyong sinis. Suaranya terdengar parau. Keadaannya memang cukup parah. Bahkan dia bisa merasakan tubuhnya panas dan terasa lemas.

"Jiyong, apa yang kau katakan?" Youngbae menatapnya, memperingatkan lewat tatapannya agar Jiyong menjaga ucapannya. Dia takut sang dokter akan tersinggung.

Chaerin tersenyum tipis, terlihat sangat tenang "Maaf Mr. Kwon, tapi mau tidak mau aku yang akan merawatmu."

"Apa disini tidak ada dokter lain selain dirimu?" Jiyong kembali berkata sinis.

"Jiyong.." Youngbae kembali mengingatkan.

"Semua dokter sudah punya pasien lain untuk diurus dan mereka sangat sibuk. Kami mempunyai kewajiban masing-masing," jelas Chaerin.

"Kalau begitu tukar saja. Kau jangan hanya memikirkan kesehatan pasien, tapi juga harus memikirkan kenyamanannya."

"Jiyong, jika kau berkata seperti itu lagi, aku akan benar-benar melemparmu keluar." Perkataan Youngbae kali ini serius, membuat Jiyong bungkam. Tak berani mendebat lagi dan hanya membuang muka.

"Minji, sepertinya kita bisa memeriksa Mr. Kwon sekarang," ucap Chaerin. Minji mengangguk paham dan mengikuti Chaerin untuk berdiri di samping Jiyong.

Dengan perlahan Minji memegang kedua pundak Jiyong "Tuan, sebaiknya anda berbaring." Jiyong tak banyak bicara lagi dan segera menurut. Dia berbaring dengan bantuan Minji yang masih memegang pundaknya.

Dengan wajah yang masih tenang Chaerin mulai memasang stetoskopnya dan memeriksa Jiyong "Radang tenggorokanmu parah. Panasmu juga tinggi. Kau harus banyak makan dan mengkonsumsi buah."

"Aku ingin pizza," ucap Jiyong.

Chaerin kembali tersenyum "Maaf Tuan, selama kau ada disini maka makananmu akan diatur. Kau hanya boleh makan makanan yang kami siapkan."

"Tidak mau! Aku tidak suka rumah sakit apalagi makanannya," tolak Jiyong. Dia tau jelas bagaimana makanan rumah sakit itu. Hanya bubur dan sayur hambar. Huek!

"Kalau begitu cepat sembuh dan usahakan jangan sampai kau sakit lagi," jawab Chaerin.

"Tentu saja. Aku juga ingin cepat keluar dari sini dan tidak bertemu lagi dengan 'Si-Penggeledah-Dompet-Tanpa-Ijin'," balas Jiyong dengan penekanan di kalimat terakhir.

Chaerin hanya menghela nafas.

'Sabarkan dirimu Chaerin, dia sekarang pasienmu,'



***


Chaerin dan Minji berjalan di koridor rumah sakit. Mereka baru saja keluar dari kamar rawat Jiyong.
Chaerin kembali membenamkan kedua tangannya di saku seragam begitu keluar dari sana.

"Hah.. Tuan Kwon itu benar-benar menyebalkan. Aku baru pertama kali bertemu pasien sepertinya. Bahkan saat aku merawat seorang kakek-kakek tahun lalu, dia tak sebenyebalkan itu." Minji mengeluarkan keluhan yang ditahannya sejak tadi.

Unexpected Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang