7. HURT

205 12 0
                                    























Chaerin menatap makan siangnya dengan tak berselera. Dia pun tak bernafsu makan sebenarnya. Memang bagaimana bisa kau bernafsu untuk makan saat kau punya masalah yang kau pikirkan?

Keningnya berkerut samar dan matanya menyipit. Berpikir keras. Well, dia masih memikirkan Jiyong. Lebih tepatnya alasan kenapa Jiyong sampai bisa menjadi pasien seorang psikiater? Apa yang terjadi dengannya?

"Kau tidak akan kenyang hanya dengan menatap makananmu, Rinnie."

Chaerin mendongak menatap pria yang baru saja menghampirinya itu. Pria itu meletakkan nampan makanannya di atas meja dan duduk di hadapan Chaerin dengan santai. Suasana cafetaria cukup ramai.

"Jaejoong Oppa...."

Ya, dia. Pria itu.. Psikiater tadi pagi.. Adalah Jaejoong. KIM JAEJOONG. Pria yang berhasil memancing rasa penasaran Chaerin. Satu-satunya pria yang memanggil Chaerin semanis itu.

"Apa yang kau pikirkan? Si Kwon Jiyong itu?" tanya Jaejoong sambil membuka bungkus sumpitnya.

Chaerin mendengus sebal. Inilah salah satu hal yang membuatnya sebal pada Jaejoong. Pria itu sangat mengenalnya. Dia bisa tau apa yang Chaerin pikirkan atau rasakan tanpa harus diberitahu.

"Kenapa kau kembali?" Chaerin bertanya. Mencoba mengalihkan perhatian.

"Amerika membosankan..." Jaejoong memasukkan salad ke dalam mulutnya "Karena tidak ada kau disana." Jaejoong mengedipkan sebelah matanya dan tersenyum menggoda.

Dia adalah dokter yang hebat. Selama lima tahun ini dia bertugas di Amerika sampai akhirnya sekarang memutuskan untuk kembali ke Korea.

"Kau selalu saja melepaskan apa yang kau miliki," cibir Chaerin.

"Dan kau selalu menginginkan apa yang ku miliki," timpal Jaejoong santai.

"Maka dari itu seharusnya kau tidak melepaskan apa yang sudah kau raih begitu saja. Kau tau jelas bahwa banyak orang yang berusaha mendapatkan posisi sepertimu dengan susah payah. Tapi kau malah bersikap seperti ini. Kau.."

Kalimat Chaerin langsung terhenti dan melotot galak karena tiba-tiba Jaejoong menyumpal mulutnya dengan potongan salad yang lumayan besar.

"Kau masih saja cerewet ..." ujarnya membuat Chaerin kembali mencibir. "Cepat makan makananmu."

Jaejoong merupakan sahabat lama Chaerin. Meski Seunghyun dan Bom juga sahabat baiknya tapi Jaejoong mempunyai posisi lebih dari pasangan suami-istri itu di hati Chaerin. Jaejoong lebih spesial untuknya. Tapi bukan special dalam konteks "pria dan wanita" tentu saja.

Mereka saling mengenal dengan baik. Ah tidak, Jaejoong lah yang paling mengenal Chaerin dibanding Chaerin sendiri. Pria itu sangat sangat sangat mengenalnya. Luar dalam. Sudah dikatakan kan jika Jaejoong bisa mengetahui apa yang Chaerin pikir dan rasakan tanpa harus diberitahu?

"Jadi kau benar-benar pacaran dengan Si Jiyong itu? Aku tidak menyangka kau akan menjadi pedofil seperti ini."

Uhuk! Chaerin yang baru saja memasukkan nasi ke dalam mulutnya hampir tersedak begitu mendengar ucapan pria berusia 30th di hadapannya itu.

Apa kata Jaejoong barusan? Dia? Pedofil? Yang benar saja!

"HEI! Apa maksudmu? Pedofil? Pedofil apanya? Kami hanya berbeda empat tahun!" sungut Chaerin tak terima. Dia kan tak seburuk itu.

"Apa itu sebuah konfirmasi?" tanya Jaejoong polos. Chaerin tak menjawab dan kembali fokus dengan makanannya.

Chaerin berniat menghabiskan makanannya dengan cepat. Tapi tiba-tiba bayangan Jiyong kembali berkelebat di kepalanya.

Unexpected Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang