Chaerin mengaduk ramennya dengan sebal. Bibirnya mengerucut layaknya bebek tetangga saat musim kawin. Sumpah serapah berupa gerutuan pun dengan senang hati dia layangkan pada pria yang dengan kurang ajar sudah menggangu tidur nyenyaknya. Siapa peduli jika sumpah serapah berupa umpatan itu menjadi kenyataan? Dia hanya ingin tidur tanpa memperdulikan apapun.
Kwon Jiyong..
Chaerin mendesis mengingat nama orang yang menduduki posisi pertama dalam daftar orang yang ingin ditendangnya saat ini. Pria itu lebih dari menyebalkan.
Tadi Jiyong datang dan menghentikan mimpi indahnya. Mimpi indahnya yang tengah berkencan dengan si tampan Ji Chang Wook. Arrgghhh...!!! Menyebalkan sekali jika mengingat mimpi itu tengah dalam bagian klimaksnya. Tinggal sedikit lagi bibir mereka bertemu dan Jiyong sukses menghancurkan semuanya. SEMUANYA! Mimpi dan mood-nya.
Tapi yang paling membuatnya sebal adalah saat Jiyong menyuruhnya memasakkan makanan. Gila saja! Ini jam 11 malam dan bocah satu itu malah menyuruhnya memasak? What the...???
"Aku lapar." Jiyong bicara dengan nada dan gestur merengek begitu Chaerin membuka matanya tadi.
"Kalau lapar ya makan. Begitu saja repot," balas Chaerin. Dia berniat melanjutkan mimpinya yang tertunda.
"Masakkan sesuatu," pinta Jiyong.
Dan akhirnya, Chaerin dengan sangat terpaksa menurut. Tak tega melihat wajah memelas Jiyong, meski sebenarnya ingin memukulnya dengan tripleks juga.
Dan disinilah dia sekarang. Berdiri di dapurnya. Memasak ramen untuk Pangeran Super Menyebalkan yang selama ini menjadi perusak ketentraman hidupnya.
"Ehm ... Baunya enak."
Chaerin masih bersungut-sungut ria saat Jiyong tiba-tiba muncul di belakangnya dengan senyum innocent-nya yang biasa. Merasa senang karena akan segera mendapatkan apa yang dia mau.
"Pasti rasanya akan tambah enak jika kau membuatnya sambil tersenyum," goda Jiyong begitu melihat bibir Chaerin masih saja mengerucut.
Dia menyandarkan dagunya di pundak Chaerin. Melingkarkan kedua tangannya di pinggang wanita itu yang tertutup oleh kaos kebesaran yang dikenakannya. Khas Chaerin sekali.
Chaerin mengendikkan bahunya. Berusaha melepaskan pelukan Jiyong "Jika kau menggangguku, ramennya tidak akan selesai."
"Aku bisa memakanmu," bisik Jiyong dengan nada dibuat seseduktif mungkin tepat di telinga Chaerin. Dan sedetik kemudian dia mendapat tendangan di kakinya.
"Akh!" ringisnya sembari memegang kakinya yang sakit. Tendangan Chaerin memang tak pernah main-main. "Aku hanya bercanda. Kenapa serius sekali?" Kini bibirnya ikut mengerucut sebal.
Chaerin tak menggubrisnya dan kembali fokus pada ramen yang tengah dimasaknya. Lumayan kerepotan karena rambutnya tergerai dan poninya membuat dia terganggu. Salahnya memang karena lupa tak mengikat rambutnya tadi.
Dari ekor matanya dia bisa melihat Jiyong kini bersandar pada kitchen set di sampingnya. Tangan pria itu terlipat di dada dengan gaya santai. Dan dia tau jelas bahwa Jiyong kini tengah menatapnya. Aish.. Membuat risih saja!
Eh tunggu! Dia jadi teringat pada drama Healer episode 15. Ji Chang Wook terus mengganggu Min Young yang tengah memasak. Tapi pada akhirnya pria itu mencium Min Young juga. Keadaannya memang tidak percis sama dengan keadaan dia dan Jiyong saat ini. Tapi ini HAMPIR sama. Nyaris!
Eh Ji Chang Wook mencium Min Young? Lalu apakah Jiyong akan menciumnya juga? OMO! Lee Chaerin, apa yang kau pikirkan? Sejak kapan kau pervert begitu? Ini pasti pengaruh dari Jiyong. Pasti!
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Love ✔
FanfictionLength : Chaptered Rated : PG-17 Genre : Romance, Family, Friendship and Comedy (?)