36

227 43 6
                                    

Udara masih saja terasa dingin walau bahkan butiran salju sudah tidak turun lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Udara masih saja terasa dingin walau bahkan butiran salju sudah tidak turun lagi. Wanita itu sibuk mengecek barang barangnya sebelum akhirnya check out dari hotel dan kembali ke negara asal. Setelah dirasa cukup wanita itu keluar dari kamar dan menuju ke ruang tengah kamar hotel tempat ia menginap.

Nampaklah Baekhyun juga Seojun yang masih asik dengan kegiatan mereka bermain PS.

"Hei... Ayo kita turun. Mobil yang akan mengantar kita ke bandara sudah tiba" Ajak Ana pada suami dan anaknya itu.

"Sebentar... Aku hampir saja menang"

"Iya ayah menang karena curang di awal game tadi" Seojun mempprotes dengan bibir yang dimajukan beberapa senti.

"Mana ada!"

"Pokoknya ayah curang!!!" Baekhyun terkikik melihat raut merajuk Seojun. Main game memang menyenangkan, tapi menggoda putranya lebih memuaskan!

Ana memutar bola matanya jengah melihat tingkah keduanya. Tanpa banyak bicara wanita itu mencabut stecker dari stopkontak, membuat layar yang menampilkan game  berubah hitam.

"Yahhhhh" sahut pasangan Ayah-anak itu.

"Time is ticking guys. Hurry up!"

Baekhyun dan Seojun hanya bisa mengerucutkan bibirnya kesal.

***

"Pesawat kita kapan mendarat di korea?" Baekhyun bertanya. Lelaki itu sudah melupakan kekesalannya pada sang istri karena membuatnya tidak jadi menang dalam game.

"30 menit lagi. Kenapa?"

"Tidak. Aku akan pergi ke kamar kecil dulu" lelaki itu meninggalkan Ana yang duduk di bangku pesawat bersama Seojun yang terlelap.

Sedangkan kini seperti biasa wanita itu sibuk dengan gadgetnya, memeriksa beberapa dokumen yang belum sempat ia periksa.

Awan hitam terlihat dari jendela pesawat karena memang hari telah petang. Baekhyun telah kembali ke bangkunya.

"Ck... Kau ini masih saja bekerja di saat seperti ini!?" Decak Baekhyun tak percaya.

"Bukan keinginanku. Pekerjaan yang menuntutku" balas perempuan itu cuek.

"Omong omong... Apa kau pernah berpikir untuk berhenti dari pekerjaanmu?"

"Pernah"

"Benarkah?"

"Ehem. Sejujurnya menjalankan sebuah perusahaan bukan impianku. Aku terpaksa melakukannya karena tidak ada lagi yang bisa memimpin sonne. Ayah juga saudara saudaraku telah tiada. Bisa dibilang aku adalah pilihan terakhir"

"Lalu... Kalau boleh tahu apa impianmu? Tunggu tunggu- biar kutebak. Apa kau ingin menjadi juru masak? Aku menebak begitu karena kau sungguh pandai memasak. Aku benarkan?"

Reach You (BBH ›‹ BSJ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang